sebuah panah melesat tepat di jantungku
separohnya berjalan menuju otak
berkembang menjadi pikiran-pikiran
ada tujuh rupa yang kemudian tercipta
pertama
adalah logika
yang menjadi temanku
membaca peta dan jalan
kedua
adalah tradisi
yang menjadi teater hidup
di atas panggung yang bergerak senantiasa
ketiga
adalah kaki
menancap di badanku
sehingga aku berjalan di atas bumi
keempat
adalah keringat
membasuh seluruh tubuh
mengingatkanku pada rasa lelah
kelima
adalah pagar
berdiri kaku melingkar
menandai bentuk keterbatasan
keenam
adalah sepasang kuku
tempat terlindung yang tumbuh
di ujung jari setiap gerakan ragawi
ketujuh
adalah kepenuhan
tujuan dari segala perkembangan
yang memberiku pengembaraan kekal
(mereka bertujuh
ingin selalu aku rengkuh)
No comments:
Post a Comment