Wednesday, September 17, 2008

Bunga Kuning Pengantin

Musim-musim seperti ini, naik Mio sepanjang jalan Teuku Umar dari depan PU hingga RSU menimbulkan sensasi tersendiri. Bukan, bukan soal kepadatan kendaraan di bulan ramadhan. Tapi karena pohon-pohon (apa ya namanya? aku lupa.) yang membelah sepanjang jalan Teuku Umar mulai berbunga. Bunganya kuning. Kecil-kecil menjuntai ke bawah mengikuti ranting-rantingnya. Semakin bertambah bunganya, semakin daunnya berkurang. Lama-lama warna kuning akan mendominasi. Aku baru amati ternyata bunga itu mengibarkan bau harum ketika aku mulai melewati jalan ini dengan Mio. Saat naik Bus Damri aku tidak mencium apa-apa. Bau harum sepanjang jalan. Hebat. Walau semakin samar karena asap kendaraan kini tiada putus-putusnya dari ujung ke ujung.
Aku menyebutnya bunga pengantin. Juntaian bunga ini mirip bunga yang dipegang oleh para pengantin saat melangkah bersama menuju pelaminan atau altar. Gembung menempel pada daun-daunnya yang segar dan semakin meruncing ke bawah. Bunga pengantin, sangat cocok.
Bunga-bunga itu akan semakin banyak seiring waktu, dan saat puncaknya, woowww... Berjalan di sepanjang jalan ini sangat romantis. Taburan kelopak-kelopak kuning akan menyertai hembusan angin. Tukang bersih-bersih akan direpotkan olehnya karena dianggap mengotori jalan. Tapi bagiku...itulah sambutan alam bagi manusia. Sungguh indah. Taburan bunga akan berhenti saat bunga habis berganti dengan buah-buah mungil di tangkai-tangkai penopangnya. Itulah saat reproduksi yang biasanya tidak berjalan karena tidak ada ruang lagi bagi pohon itu untuk berbiak. Aspal dan roda akan menindasnya mati. Atau seperti yang terjadi pada jalan setelah RSU hingga jalan Kartini, habis pohon pengantin ini dibabat, diganti oleh pot-pot dan papan iklan.
Sampai kini masih kunikmati bunga kuning pengantin ini. Indah. Moga abadi...

1 comment:

  1. Bau?

    Saya bicara sebagai warga indonesia yang baik dan benar dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

    Bau : Digunakan untuk benda yang baisanya tidak disukai oleh indra pencium kita, misalnya bau yang ditimbulkan oleh bangkai.

    Untuk sesuatu yang baunya disukai oleh indra penciuman kita kita menggunakan kosakata "AROMA"

    Jadi intinya, bunga tuh bukan bau, tapi aroma.
    Memang sama-sama memiliki arti yang sama. Tetapi dalam bahasa Indonesia kita mengenal istilah :
    - Konotasi positif dan
    - Konotasi negatif

    Keduanya digunakan sesuai dengan kebutuhan

    Terimakasih

    Aku cinta bahasa Indonesia

    ReplyDelete