Anyaman yang Terburai. Adalah judul cerpen mini yang aku kirim untuk lomba cerpen mini Dewan Kesenian Lampung (DKL) tahun ini. Hari ini diumumkan lewat media kalau cerpen ini masuk salah satu dalam nominasi 16 besar. Pas sesuai target, sedikit kecewa. Selebihnya tidak merasakan apa-apa kecuali ingin memulai lagi sebuah cerpen untuk lomba-lomba lain atau media-media lain.
Anyaman yang Terburai. Menceritakan seorang pengangkut gerobak sekitar pasa Pasirgintung Bandarlampung. Miskin, susah, masih ditambah susah ketika pemerintah kota Bandarlampung memasang pagar pembatas/pemisah jalan di sekitar pusat perkotaan itu. Gimana mau membawa gerobak melewati jembatan penyeberang? Dan melintas jauh rutenya dengan bahan bakar nasi plus lauk bakwan. Penuh utang. Usus pun terburai-burai...begitulah.
Anyaman yang Terburai. Andai tata kota memperhatikan orang yang paling lemah, tentu Bandarlampung tak akan sekumuh sekarang ini. Andai...
Dua cerpen lain yang aku kirim tidak ada kabarnya. Aku akan merevisinya untuk kepentingan lain. Salut tak terhingga pada Yessy yang ketiga cerpennya masuk. Hebat!!
No comments:
Post a Comment