Saturday, August 01, 2020

Puisi Sabtu 23: BATU YANG TAK PERNAH ADA karya Yuli Nugrahani

BATU YANG TAK PERNAH ADA

 

Aku menduga:

sungai mengirimkan pesan lewat air

gemericik riang membelai jemari kaki

merelakan diri ditumpang kelopak bunga tanjung

pasrah kehilangan dengung dan .

 

Aku bergembira:

duduk di tepian meniup

gelembung getah daun jarak

sesekali melambai pada para petani

di pematang mantap berdendang

pantun serupa mantra penenang.

 

Di ujung ranting sehelai daun menyapa

bicara tentang uban-uban yang datang

juga kekuatiran-kekuatiran yang tersepuh usia.

 

Kukatakan bahwa ada saatnya

kesadaran membunyikan genderang

memaksa bangkit dari tepi sungai

membuka lipatan topi memasang kancing baju

dengan penopang kayu kokka di genggaman.

 

Tak usah kecewa oleh peristiwa silam

sebab aku pun pernah bersandar

pada batu yang tak pernah ada.

 

: Teruslah berjalan.


2019

No comments:

Post a Comment