Aku ingin menulis beberapa hal terkait dengan diri sendiri dulu. Pertanyaan dalam judul di atas kugunakan sebagai pemantik: Mengapa aku ada di situ? Dalam SK Gubernur itu aku diletakkan pada posisi sekretaris komite sastra DKL. Posisi yang pada dua dekade lalu kuanggap sebagai posisi yang membanggakan dan mendorongku penasaran mengetahui siapa yang ada di sana dan akan senang sekali jika berkenalan dengan orang-orang dalam komite sastra DKL. Itu 20 tahun yang lalu, saat aku baru datang ke Lampung.
Nah, sekarang aku di posisi ini. Mengapa aku di situ? Yo embuhh. Huhuhu... Kalau mengikuti alurnya mestinya namaku itu dipilih oleh orang-orang dalam Akademi Lampung. Merekalah yang bertugas mencari, menyeleksi dan memilih orang-orang untuk duduk di kepengurusan DKL.
Tapi ya ndak selurus itu. Kenapa orang yang itu, itu atau itu dan itu, serta lain-lainnya tidak masuk dalam kepengurusan? Bukannya mereka lebih paham, lebih senior, lebih ahli, lebih terkenal dan sebagainya-sebagainya. Yo embuh. Huuuu... Tapi telingaku toh tidak tuli dan mataku tidak buta. Uhui. Mereka yang itu itu itu atau itu dan seterusnya itu ada yang menolak, mengundurkan diri dalam proses, tak bisa diterima oleh 'yang milih', atau entahlah. Intinya, inilah koretannya. Yang terakhir, yang mau, yang disetujui.
Aku menulis di Instagramku bahwa letakku di DKL itu merupakan kewajaran saat ini dengan melihat segala kemungkinan yang tak terjadi.
Lalu mengapa aku mau? Jawaban guyonku: Untuk menambah baris dalam CV. Huuuuu.... egois banget. Tapi yo embuh. Ini walau sudah dilantik, aku belum pernah mengikuti satu kalipun rapat persiapan. Aku diundang untuk gladi bersih pelantikan, lalu pelantikan (yang sangat molor tak tertoleransi sehingga aku langsung pergi begitu pak sekda pergi, sehingga aku tak sempat ngobrol dengan tim dalam komite maupun orang-orang lain dalam satu kepengurusan itu.) Aku lagi mikir, nunggu undangan untuk rapat atau aku tanya kapan rapat untuk mematangkan program kerja atau apalah-apalah sepantasnya organisasi.)
Lalu apa yang akan aku perbuat? Banyak. Pertama, aku menghormati dua lembaga yang baru dilantik ini dengan seluruh orang yang ada di sana. Aku akan memupuk rasa hormat itu sepantas dan selayak mungkin sehingga lembaga ini bisa berdiri elegan sebagai pengembang seni budaya di Lampung.
Kedua, aku akan melewati waktu sampai 2024 dengan gembira bekerja sama dengan semua orang dalam DKL. Ayooo majukan seni dan budaya Lampung. Ayo bergembira dalam kerja yang asyik-asyikan seperti itu. Mari melanjutkan hidup yang bukan sekadar bernafas.
Susunan Pengurus Dewan Kesenian Lampung Periode 2020 – 2024
I. Pembina :
1. Gubernur Lampung
2. Ketua DPRD Provinsi Lampung (Ex. Officio)
3. Wakil Gubernur Lampung
II. Pengarah :
1. Sekretaris Daerah Provinsi Lampung
2. Riana Sari Arinal, SH.
III. Ketua : Prof. DR. Satria Bangsawan, SE., M. Si.
IV. Wakil Ketua :
1. W. Darmawan
2. Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung (Ex Officio)
V. Sekretaris : Bagus S. Pribadi
VI. Wakil Sekretaris 1 : Riski Febriansyah
VII. Wakil Sekretaris 2 :Dian Evylia
VIII. Bendahara :Nurhikmah Imani
IX. Wakil Bendahara :Bambang SBY
X. Komite –Komite :
A. Komite Sastra
Ketua : Zulkarnain Zubairi
Sekretaris : Yuli Nugrahani
Anggota : Asril Barning
B. Komite Musik
Ketua : Agus Salim
Sekretaris : Ryan Hidayat
Anggota : Ricky Oktario
C. Komite Tari
Ketua : Agus Gunawan
Sekretaris : Wika Widyastuti
Anggota : Renald Caropeboka
D. Komite Teater
Ketua : Desi Susanti
Sekretaris : Vita Oktaviana
Anggota : Edy Samudra
E. Komite Seni Tradisi
Ketua : Syapril Yamin
Sekretaris : Suttan Purnama
Anggota : Rizal Ismail
F. Komite Film
Ketua : Dede Safara Wijaya
Sekretaris : Riskon
Anggota : Razi Alfarizi
G. KomiteSeni Rupa
Ketua : Sapto Wibowo
Sekretaris : Lila Ayu Arini
Anggota : Bunga Ilalang
SUSUNAN AKADEMI LAMPUNG :
1. Anshori Djausal (Ketua)
2. Iwan Nurdaya Djafar (Sekretaris)
3. R. Hari Jayaningrat
4. Imas Sobariah
5. Ahmad Yulden Erwin
6. Hermansyah
7. Christian Heru Cahyo Saputro
No comments:
Post a Comment