Nah, nah, ini soal menye-menye tapi kuat menyentuh diriku dalam perjalanan ke Bali lalu. Berangkat tanggal 22 Juni dan balik 26 Juni menggunakan Garuda aku pasang Bohemian Rhapsody di layar tempat dudukku. Setengah film pada saat berangkat dan sisanya pas balik Lampung. Sampai sekarang film ini masih memberi pengaruh padaku.
1. Lihatlah Freddie Mercury, vokalis Queen yang menjadi tokoh utama film itu. Manusia yang kuat karakternya. Bagi umum, Freddie bisa dipandang dari dua sisi. Seorang yang sukses dan seorang yang gagal. Tapi ya memang begitulah manusia. Tak mungkin seseorang itu hanya semata-mata sukses atau semata-mata gagal. Kesadaran akan hal ini membuatku jadi terhibur. Aku tak perlu kuatir tentang banyak hal karena toh kesuksesan dan kegagalan semakin membuatku menjadi manusia. Berkarakter mesti dimulai dengan keberanian mengenali diri lalu menunjukkan diri. Yeah, aku masih di kelas bawah untuk hal ini, jadi thank you, film Bohemian Rhapsody sudah dibuat dan bisa kulihat.
2. Ada rasa yang kuat yang dimunculkan oleh Freddie dalam lagunya. Itu yang mestinya kumunculkan juga lewat puisi dan cerpen (juga novel) yang sedang dan akan kubuat. Bagaimana itu bisa kulakukan? Kembali pada keberanian. Freddie berani melakukannya. Aku belum. Akan.
Sepulang dari Bali aku menggulati Freddie lewat youtube. Lalu cobalah klik sini. Ini salah satu video yang kulihat untuk membandingkan Rami Malek si aktor dengan Freddie yang asli saat konser Live Aid. Dari situ aku bisa melihat bahwa Freddie memang punya power. Power dari manakah itu? Dirinya sendiri? Itu kelihatan saat dia melihat publik. Dari manakah? Sang Pencipta pasti punya power jauh jauh jauh lebih besar dari yang nampak seperti itu walau melihatnya lewat Freddie pun sudah sangat mengagumkan. Power yang sangat besar yang mengguncangku. Sang Sumber Power pastilah Sang Maha Maha Maha. Ouhhh.
Ada satu bagian yang kusesali tidak muncul dalam film Bohemian Rhapsody yang sempat kupertanyakan dalam hati saat menonton film itu tapi kemudian kusadari kemudian saat melihat perbandingan itu. Kemana keringat Freddie Mercury? Kenapa hal detil itu tidak ditampilkan oleh Rami Malek? Sayang sekali, sayang sekali. Keringat Freddie itu bisa menjadi tanda atas power Sang Sumber. Dan ketika detil itu tak ditampakkan oleh film Bohemian Rhapsody, aku pun menjadi lebih netral memandang film tersebut. Itu hanya film, fiksi. Yang asli, si Freddie sudah tuntas hidupnya, jauh lebih hebat dari film itu. Farokh Bulsara, alias Freddie Mercury, telah tuntas, dengan warisan luar biasa.
No comments:
Post a Comment