Saturday, February 03, 2018

Puisi Sabtu 13: TENTANG LELAPKU SEBAGAI SENJA LAUTAN GURUN karya Mohammad Arfani

Tentang Lelapku sebagai Senja Lautan Gurun
                     
                           Sebuah salam persahabatan buat Olid



memang sudah seharusnya engkau memilih keadaan yang sebenarnya
jika bumi dan langit seperti mendebarkan arah dan jarak pandang
lebih demikian adalah kenyataan berbalik yang memang ada di matamu
di antara setiap malam sampai menjadi inginku yang tak tersampaikan
di antara kata demi kata dan memang seharusnya aku mengerti
tentang diammu yang bercahaya...

maka inilah jalan yang dikenang untuk setiap harap yang patah
mungkin resah yang setimpal lebih layak pada setiap kemungkinan
tentu saja segala bentuk pengembaraan akan berakhir setelahnya
atau sebaliknya aku terlalu lama di sini menunggu hadirmu
pada ada di antaranya, untuk gelisah yang benar-benar menjadi gelisah
pada mimpi buruk yang tak sengaja kau tanamkan hingga tiada pertanda
menanggalkan semua kabar tentang lelah yang datang
sebagai aku yang menjadi matahari untukmu.

suatu saat bentuk apa pun menjadi gemintang di langit
dan akan kupersiapkan semuanya tentang hadirku sebagai apa pun,
tentang inginku sebagai cahaya, tentang lelapku sebagai
senja lautan gurun.

sesaat setelah pertemuan kita aku mulai mengerti
bahwa pulang adalah pilihan

11 Agustus 2013


 ------------------------------



Mohammad Arfani, lahir di Palembang  27 Februari 1978. Aktif menulis puisi, naskah drama, artikel sastra di beberapa media, dan juga berteater. Buku-buku puisi dan naskah drama tunggal karya Mohammad Arfani adalah Tentang Takdir dan Kenyataan (2015), Dialog Yang Tersulut Api(2016), BerbalikKumpulan Naskah Drama(2016), Inilah Syair Abdul Muluk Kajian Struktur Karya Raja Ali Haji (2016), Naskah Bangsawan Palembang; Kumpulan Naskah Drama Tradisional(2017) Perayaan Musim (2017). Email saat ini: arfani708@gmail.com.

No comments:

Post a Comment