Tentang Lelapku
sebagai Senja Lautan Gurun
Sebuah
salam persahabatan buat Olid
memang sudah seharusnya engkau memilih keadaan yang
sebenarnya
jika bumi dan langit seperti mendebarkan arah dan jarak
pandang
lebih demikian adalah kenyataan berbalik yang memang ada
di matamu
di antara setiap malam sampai menjadi inginku yang tak
tersampaikan
di antara kata demi kata dan memang seharusnya aku mengerti
tentang diammu yang bercahaya...
maka inilah jalan yang dikenang untuk setiap harap yang
patah
mungkin resah yang setimpal lebih layak pada setiap
kemungkinan
tentu saja segala bentuk pengembaraan akan berakhir
setelahnya
atau sebaliknya aku terlalu lama di sini menunggu hadirmu
pada ada di antaranya, untuk gelisah yang benar-benar menjadi
gelisah
pada mimpi buruk yang tak sengaja kau tanamkan hingga tiada
pertanda
menanggalkan semua kabar tentang lelah yang datang
sebagai aku yang menjadi matahari untukmu.
suatu saat bentuk apa pun menjadi gemintang di langit
dan akan kupersiapkan semuanya tentang hadirku sebagai
apa pun,
tentang inginku sebagai cahaya, tentang lelapku sebagai
senja lautan gurun.
sesaat setelah pertemuan kita aku mulai mengerti
bahwa pulang adalah pilihan
11 Agustus 2013
------------------------------
Mohammad Arfani, lahir di
Palembang 27 Februari 1978. Aktif menulis puisi, naskah drama, artikel
sastra di beberapa media, dan juga berteater. Buku-buku puisi dan naskah drama tunggal karya Mohammad Arfani adalah Tentang Takdir dan Kenyataan (2015), Dialog Yang
Tersulut Api(2016), Berbalik; Kumpulan Naskah
Drama(2016), Inilah
Syair Abdul Muluk Kajian Struktur Karya Raja Ali Haji (2016), Naskah Bangsawan
Palembang; Kumpulan Naskah
Drama Tradisional(2017) Perayaan
Musim (2017). Email saat ini: arfani708@gmail.com.
No comments:
Post a Comment