Gayus divonis tujuh tahun penjara dan denda 300 juta rupiah. Komentar beragam pun muncul. Di penjual sayur tadi pagi pun soal ini ramai dibahas para ibu yang bercampur baur masih pakai daster. Seorang ibu bilang,"Enak ya. Mau juga kayak gitu." Lho kok? "Lha iyalah. Gak kerasa seperti hukuman lah bagi si Gayus. Pasti enak."
Ibu yang lain, ini seorang dosen bilang dengan kalem sambil milih cabe. "Yang penting kasus ini tuntas. Si Gayus kepalang basah itu sudahlah, sudah begitu harusnya nyemplung sekalian. Bongkar tuh jaringannya. Dan harus diproses. Eh, yu, ini cabe kok banyak masih mentah. Mana pedes?" Si ibu penjual sayur sibuk menghitung susuk pura-pura tidak dengar.
Ibu muda yang sedang hamil bilang sambil ngelus-elus perut."Aku jijay kalau dengar si Gayus, Aburisal Bakri. Amit-amit." Na, apa hubungannya Gayus dengan Ical?
"Tanya si Gayus, jangan aku. Tanya orangnya sana! Aku kan gak ada hubungannya? Gimana sih." Si ibu terus ngomel, gak kedengeran jelas. Kayaknya sih nyebut beberapa nama lain, seperti Esbeye, Denny, Tifatul, ...dsb, entah siapa saja. Tante sebelah bilang,"Dia lagi cari nama buat bayinya. Hehehe..."
Sampai aku pergi menenteng tempe dan bayem, para ibu itu masih sedang membicarakan wig dan kacamata Gayus. "Aku gak mau lagi ke Bali, jeung. Ke Mutun saja." Udahlah, gak nyambung blas blas obrolan ngalor ngidul di Indonesia ini. Tumplek blek. Dan aku selanjutnya...ya masak. Untuk suami dan anakku. Sayur bening bayam tempe goreng tanpa sambel.
No comments:
Post a Comment