Friday, April 22, 2016

Perjalanan Singkat Dari Kesempatan Kilat : Phuket - Singapore 4 (Bukit di Phuket)

Saat aku ketemu Uncle Rungrote di hari pertama di Takuapa, uncle baik hati ini bercerita banyak hal tentang daerah sekitar penginapan. Ketika sempat disebut nama Phuket, dia bilang ada kemungkinan nama Phuket itu diambil dari kata 'bukit' dari bahasa Melayu. Nyatanya memang pulau Phuket itu berupa tanah perbukitan yang naik turun dan subur.

Di area Calong Temple
Ini bisa kulihat pada perjalanan berikutnya pada 7 April. Hari ini niatnya kami sebenarnya kami check out dari Days Inn Hotel, menitipkan barang di resepsionis lalu jalan di sekitar Patong sampai siang. Sorenya kami akan cabut ke daerah dekat bandara Phuket, nyari tempat nginap di sekitar Naiyang Beach sebelum besoknya kami terbang pagi-pagi banget.

Yang mengubah rencana itu adalah tawaran Siriwan, petugas resepsionis yang ramah yang bisa bahasa Inggris, Thai dan Melayu. Dia menawarkan paket tour setengah hari (sepanjang pagi mas Hendro menghabiskan waktu di kolam renang di atap hotel yang kutungguin sambil membaca.) Tour dimulai jam 13.00. Ada waktu sekitar satu jam untuk makan siang. Setelah menghitung-hitung, menimbang-nimbang, okey, kami ikut tour itu. Masalahnya pulangnya jam 18, terlalu sore untuk jalan ke bandara dan cari hotel. Kalau pun dilakukan, kami tak akan bisa menikmati pantai Naiyang dan tidak ada daerah lain yang bisa dikunjungi di dekat bandara. Maka kami manut pada Siriwan. Booking satu malam lagi di Days Inn, pesan taksi untuk besok subuh dan ikut tour setengah hari.
Karon point view

Tidak menyesal. Hari itu kami melihat bahwa Phuket memang bukit. Mendapat pemandangan-pemandangan pantai dari atas bukit seperti di Karon, lalu Phuket Safari, Big Budha, Calong Temple, pabrik kacang mente, toko dan pabrik perhiasan, bangunan tua di kota Phuket, dll. dll. dll. Satu mobil kami ber 8 orang (dari Amerika, Eropa dan kami berdua) ditemani seorang guide tour yang cantik dan sopir yang ramah.


Malamnya kembali pantai Patong dan mencari sesuatu untuk anak-anak. Dapatnya tahu ndak? Hehehe... jajanan di 7 Eleven yang pasti ada juga di Indonesia, namun tulisannya dunkkkk, huruf Thai. Hehehe... maafkan, memang tak ada budget untuk membeli oleh-oleh dalam perjalanan ini. Malam malam pun kembali ke pantai Patong setelah membeli nasi beku yang dipanaskan dari 7 Eleven seharga 35 an bath.

No comments:

Post a Comment