Merlion Park |
Nah, berhubung pesawat transit di Singapore cukup lama, dan memang kami sengaja ambil waktu transit yang lama (bukan paling lama sebenarnya) sekitar 20 jam, kami meniatkan untuk menyusuri Singapore dalam waktu itu. Kami beli kartu tourist pass untuk satu hari, satu orang 10 dollar Singapore, ditambah deposit 10 dollar yang bisa diambil kembali. Dengan kartu ini, kami bisa gunakan MRT dan bis umum bebas sepanjang hari. Sip.
Awalnya, tujuan kami yang pertama adalah daerah Little India untuk mencari penginapan. Mas Hendro usul di MRT,"Kayaknya kita ndak perlu tempat penginapan deh. Kan besok pagi-pagi kita udah harus ke bandara jam 5 pagi. Ndak bakal sempat tidur." Ya, aku setuju. Tapi akibatnya kita harus manggul ransel selama di Singapore. Hehehe...
Tiduran menikmati cahaya. |
Setelah makan wajib hukumnya makan es krim potong Singapore. Persis di depan mall ada si bapak tua yang sama yang pernah kujumpai tahun lalu. Sepotong es krim aneka rasa 1,2 SGD. Menikmatinya sambil menikmati lalu lalang orang di jalan yang terkenal itu. Sambil foto-foto narsis.
Puas dengan Orchard kami kembali ke MRT, mencari rute ke Merlion Park. Tanya sana sini, jalan sana sini, ketemulah dengan singanya Singapore itu. Aku ndak terlalu berminat ke tempat ini tapi mas Hendro wajib ke sana. Hehehe... jadi juga narsis berdua di tempat ini. Aku beberapa waktu duduk saja menikmati semua bahasa yang bercampur baur di lokasi ini. Indonesia, China, Korea, Jepang, dll, huaahhh, ini tempat pavorit berikutnya rupanya di Singapore.
Berbekal peta, kami bisa menyusuri pinggiran Marina Bay untuk sampai di sisi lain. Aku ingin menunjukkan bagian yang menarik untuk dinikmati di malam hari saat di Singapore. Atraksi Wonder Full yang menyajikan paduan air muncrat dan cahaya. Aku yakin mas Hendro pasti terpikat.
Sembari menunggu pertunjukan yang baru dimulai jam setengah 8 malam, kami ketiduran di pinggir danau buatan itu. Cukup pulas walau hanya beberapa menit. Orang-orang tak peduli di sekitar kami pun menikmati sore itu dengan cara masing-masing. Satu orang saja yang tersambung di malam itu, Andy, seorang Singapore yang sangat cinta Indonesia, seorang fotografer. Kami bertiga ngobrol hingga pertunjukan yang pertama selesai, lalu pertunjukan kedua selesai... Hehehe... ya. Aku sudah tak punya energi lagi untuk jalan ke mana-mana. Jadi di situ saja sambil ngobrol.
Setelah seharian berjalan tanpa mandi dan sikat gigi. Di MRT. |
Maka malam itu tanpa mandi tanpa apapun, kami ngelesot tidur di bandara. Air minum tersedia di kran-kran air minum di sepanjang Changi. Karpet empuk. Ruang yang lebar. Toilet bersih. Cukup untuk tempat nginep. Hehehe... Jelas irit toh. Besok paginya kami pun siap di gate Tiger sejam sebelum berangkat untuk kembali ke Jakarta. Perjalanan di Singapore 20an jam yang menghabiskan 60 SGD untuk transport dan makan. Hehehe... hemat juga untuk tempat semahal Singapore. Great.
No comments:
Post a Comment