Segalanya model adat Jawa dengan peran dari banyak orang. Paklik Tar (alm) dan Kung Sodi (alm) yang mengedit bahasa Jawa untuk undangan dan buku upacara, pak Pur yang melatih gamelan dan paduan suara dalam bahasa Jawa, bu Lurah sepuh yang merias wajah kami dan menata upacara adat perkawinan Jawa, Romo Harjanto yang memberi berkat sakramen, bapak ibu Samiran yang menjadi ketua penyelenggara (sehingga semua indah), bapak Suliham yang memberikan dukungan total, pak puh No (alm) yang membuat semuanya menjadi lebih meriah plus kelompok campur sarinya, bulik Sih, bulik Nik, bulik Sri dan bu puh Rin yang menjadi seksi-seksi dari dapur sampai tarub. Mbak Lis yang menjahit berminggu-minggu ratusan souvenir berbentuk tempat tisu, Heng yang memberikan rangkaian bunga pengantin mawar orange, Mas Pris (alm), Ninik, dan Atik yang memberikan perhatian penuh beberapa hari, seorang sahabat di Malang Post yang membuat karikatur di undangan (siapa ya namanya. Aduh, maaf teman, aku lali), keluarga besar Kediri, keluarga besar Senduro, para ibu yang berhari-hari setia memenuhi dapur dengan celoteh hingga akhirnya seluruh rawon, rames, puding, dan segala kue-kue siap untuk hantaran dan sajian, para bapak yang 7 hari full berjaga malam, angkat, angkut, plus main kartu biar melek, dan juga banyak orang lain lagi.
Hari ini 17 Juni 2013, sudah berlalu 13 tahun peristiwa itu. Aku ingin mengenangnya secara khusus untuk mensyukurinya dan untuk mengembangkan cinta dalam keluarga kami yang sudah berjalan 13 tahun. Terimakasih untuk Sang Pencipta, semua orang dan alam semesta yang sudah membantu kami hidup hingga sekarang ini.
"Katresnan dan kasetyan muga aja ninggal kowe, iku kalungna ing gulumu, catheten ana ing papaning atimu, temah kowe bakal oleh sih lan dadi kajen ing ngarsaning Allah lan ana ing ngarep menungsa." (Wulang bebasan, 3 : 3 - 4)
No comments:
Post a Comment