Lalu perjalanan ke Kuala Lumpur yang tenang. Untung cuaca lumayan bagus tidak seperti saat kami datang yang hujang mendung. Rasa lapar di pesawat terobati dengan pop mie. Hehehe...ini menu yang paling murah di Air Asia. Cukup asyik juga makan mie seduh di pesawat. Untuk pertama kalinya.
Di Kuala Lumpur nunggu beberapa saat sebelum lanjut ke Jakarta. N tiba di Jakarta sudah tengah malam, jam 12-an. Pesawatku ke Surabaya karena aku mau nyusul anak-anak dan bapake yang sedang liburan lebaran di Jawa Timur. Dan itu baru pada pagi-pagi nanti. Terpaksa nglemprak di emper bandara Sukarno Hatta. Beberapa menit sempat tertidur. Tentu saja tidak seperti tidur beneran.
Jam 6.00 Batavia Air siap menuju Surabaya. Full penumpang. Kebanyakan orang-orang berseragam baru pulang umroh. Ohya, jangan lupa, tanggal ini masih hari raya Idul Fitri. Bapak Samiran sudah menunggu di Juanda, menjemput spesial anaknya ini. Rasanya lega sekali berada di pelukannya. Bisa manja-manja,"Lapar, cari makan, bapak." Sepiring nasi rawon plus ayam goreng. Hehehe...rakus pokoke. Lalu nyamil lagi alun-alun Jombang saat nunggu Mas Hendro dan Albert Bernard yang sedang dalam perjalanan dari Lumajang.
Di Kediri sudah siap ibu dengan sambel tumpangnya. Pokoke urusan pulang kampung adalah makan. (iya ta? gak juga. lihat fotoku dengan ibu. mirip ya?) Hanya semalam sehari di kota ini. Itu pun full dengan urusan tetek bengek tradisi lebaran. Ke makam, ke pak puh Nganjuk, ke sanak family, dan besoknya sudah jalan ke Salatiga. Dimana kami akan start kembali ke Lampung dengan Guntur.
Sempat nginep semalam di Hotel Kopo Bandung untuk melepaskan boyok yang peyok. N sempat jalan cari dawet Elizabeth di Otista sebelum lanjut lagi ke Lampung.
Nah, bayangkan ketika tiba di rumah kembali. Seperti mimpi.... (bersambung)
No comments:
Post a Comment