Friday, October 08, 2010

Long Jurney (3) Angkor Wat


Ke Kamboja gak ke Angkor Wat? Yang benar saja. Harus ke sana boo... Nih tempat sangat bersejarah bagi seluruh manusia di dunia. Hari sebelumnya, Sr. Denise, koordinator teknis kegiatan lokal Kamboja memberikan tawaran itu. Siapa yang mau ke Angkor Wat dan mau pergi jam berapa? Tentu dengan gegap semangat aku langsung angkat tangan tinggi-tinggi.
“I want go and sunrise!” ujarku tak banyak pikir. Aku mau lihat sunrise di Angkor Wat! Tidak bisa tidak!
Sangat pagi kami berangkat dari Mindol Metta Karuna. Tuk-tuk, kendaraan tradisional khas Kamboja sudah disediakan oleh Sr. Denise. Ini adalah kendaraan mirip kereta kuda tapi ditarik oleh sepeda motor. Kebanyakan memakai sepeda motor tua sehingga bunyinya meraung keras kadang meletup-letup,”Tuk, tuk, tuk…” Di telinga saya mirip itulah bunyinya.
Satu tuk-tuk hanya bisa diisi oleh 3 atau 4 orang saja. Saya bersama dengan David, peserta dan fasilitator dari New Zealand dan Linda, koordinator ACPP asal Philipina namun tinggal dan berkantor di Hongkong. Bertiga kami berada di satu tuk-tuk. Masih gelap, masih mengantuk namun penuh semangat dan gembira. Aku dengar senandung David, seperti lagu Row, Row, Row Your Boat tapi dia ganti syairnya jadi seperti Talk, talk, talk with your tuk-tuk-tuk... entahlah. Seperti itulah.
Tepat saat tiba di halaman Angkor Wat yang megah, matahari sedang proses naik ke angkasa yang cerah. Terbit dengan warnanya yang cemerlang keemasan. Aku menunjukkan tiket masuk candi dengan tak sabar pada petugas yang ada. Tiket yang dilengkapi dengan foto diri itu bisa dipakai sepanjang hari itu di seluruh lokasi percandian yang ada di Angkor. Iya, tiketnya bagus. Mbayarnya sih lumayan mahal, 20 USD. Setiap pengunjung berdiri di depan loket, difoto, lalu sebentar kemudian hasil print tiket siap.

Surga! Ini adalah surga. Ini adalah lokasi percandian yang luar biasa. Saya langsung teringat Candi Borobudur yang megah di Jawa Tengah sana. Namun ada banyak detail yang membedakannya.
Angkor Wat adalah sebuah candi yang terletak di kota Angkor dan dianggap sebagai salah satu dari keajaiban dunia. Candi yang sangat luas ini dibangun oleh Raja Suryavarman II pada pertengahan abad ke 12 dalam kurun waktu 30 tahun. Awalnya Angkor Wat dibangun dalam budaya Hindu namun kemudian dialihfungsikan menjadi kuil Budha dan dipelihara serta digunakan secara terus menerus ketika agama Budha menggantikan agama Hindu di Angkor pada abad ke-13.
Nama modern Angkor Wat, berarti "Kuil Kota". Sebelumnya nama asli candi ini adalah Preah Pisnulok atau Vishnuloka (tempat dewa Wishnu bersemayam), berdasarkan nama anumerta raja pembangunnya. Namun hingga kini nama Angkor Wat lebih dikenal di berbagai belahan dunia. Ada ribuan wisatawan datang ke tempat ini tiap harinya entah domestik maupun asing. Bahkan penulis sempat bertemu dengan serombongan turis dari Indonesia! Puluhan orang Indonesia dalam satu tour berkunjung ke Angkor Wat. Luar biasa!
Berjalan di surga macam ini tak habis-habisnya. Aku ingin datang lagi ke sana. Mungkin bersama para kekasihku. Aku ingin mengajaknya duduk di pinggir kolam teratai dan melihat matahari hidup di angkasa sana. Hmmm... (bersambung)

No comments:

Post a Comment