Friday, October 08, 2010

Long Jurney (2) JPW Meeting for Asia Pasific


Meeting for Justice and Peace Workers. Itulah judulnya untuk mengumpulkan para pekerja keadilan dan perdamaian yang ada di negara-negara se Asia Pasific. Aku sangat beruntung bisa mewakili Indonesia, padahal belum benar-benar seperti pekerja keadilan perdamaian. ACPP yang ngadain. Asean Center for Progress of People yang ngantor di Hongkong.

Tahun ini pertemuan diadakan pada 5 – 11 Sepember 2010 di Kamboja diikuti lembaga-lembaga Katolik yang bergerak di bidang keadilan dan perdamaian dari 16 negara yaitu New Zealand, Australia, Cambodia, Bangladesh, Burma, Hongkong, India, Indonesia, Philipines, Malaysia, Pakistan, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Srilangka dan Tailand. Plus utusan dari Pontifical Council for Justice and Peace Vatikan.

Acaranya menarik. Hari pertama dan kedua kami keluyuran di seputar Phnom Penh. Lihat Killing Field, ngerasain Penjara S-21 yang kini jadi Musium Tuol Sleng. Lalu ke Bantey Priep dan akhirnya berayun di atas Sungai Mekhong.

Hari-hari berikutnya pertemuan dilanjutkan di Siem Reap, di sebuah rumah reflection center : Mindol Metta Karuna. Tempat yang luar biasa indah. Penuh makna di sekujur lahannya. Tak ada kata yang bisa melukiskannya secara lengkap. Tuh salah satu sudutnya ada di foto itu. Gak bisa diceritain kan?
Pertemuan di tempat luar biasa ini pun dirancang luar biasa. Mengolah hati, saling berbagi, diskusi kelompok, pleno, mendengar Bob, Megan, Tun Channareth, Song Kosal, dll. Mereka ini orang-orang yang kaya. (cek aja di internet siapa mereka. Kapan-kapan aku ceritain satu persatu, pasti kalian gak akan nyangka aku ketemu orang-orang seperti itu.)
Tema besar yang diangkat dalam pertemuan ini adalah Network-Building to Overcome Violence. Maka seluruh Kamboja yang pernah penuh dengan ranjau darat dan masa kekelaman dengan Pol Pot Khmer Merah sangat cocok untuk melihat tema ini secara konkret.
Bagiku sendiri, aku mengalami emosi yang sangat dinamis sepanjang kegiatan. Kadang ngeri, marah, sedih, tenang, gembira, putus asa, takut, penuh harapan, dan sebagainya. Tapi semua orang dalam pertemuan ini adalah orang-orang yang membantuku untuk dapat mengikuti seluruh prosesnya secara menyenangkan. Ada David dan Mapet yang membantu banyak bahasaku. Mereka berdua gak bisa bahasa Indonesia tapi mereka berdua siap menterjemahkan bahasa Inggris menjadi hal yang sederhana mudah dipahami. Ada Kosal, Sony, Vanawi, Cita, dll serombongan Cambodian yang rela hati jadi guide untuk segala hal di Kamboja. Bahkan ikut menawar jika aku ingin beli sesuatu. Lalu ada Sr. Denise, Linda, Wanyu dll panitia dari Hongkong dan setempat yang super memberi perhatian pada semua peserta. Lalu ada seluruh peserta yang menawarkan persahabatan bahkan hingga kini saat semua udah balik ke negara masing-masing. Selalu ada saja surat dari salah satu mereka di email. Lalu juga ada pengendara tuk-tuk, pedagang-pedagang. Aihhh, aku jadi ingat semua yang aku temui di Siem Reap ini. Salam untuk kalian semua di situ. Terimakasih banyak. *** (Bersambung)





No comments:

Post a Comment