Duniaku bulat utuh kekar. Dengan berkat selangit dari tumpangan tangan banyak orang. Di sekujur permukaannya adalah pori-pori terlihat atau tidak terlihat mata. Seperti lubang-lubang luka besar kecil. Sebagian ditutupi oleh orang-orang terdekat, setengah dekat dan tidak dekat. Sebagian lain masih menganga.
Tangan-tangan liarku sering menari di atas permukaan luka-luka itu. Perih, geli, penuh sensasi. Seorang sahabat mengingatkan,"Hati-hati, Yuli. Menari di permukaan luka mungkin menyenangkan. Tapi ketika sampai pada kedalaman luka, dapatkah kau menahan air mata?"
Duniaku bulat utuh kekar. Di sekujurnya penuh berlubang menghadap semua sisi yang gampang sekali kau temui, kapanpun.
luka itu terus kehausan
ReplyDeletemenuntut lengan menuang cinta
kenikmatan terasa ketika cinta tereguk
tetapi
lukaku tak lekang usai
duniaku tak lagi bulat
ia menjadi tak berbentuk karena lukaku menutupi kebulatannya
duniaku tak lagi kekar
karena lukaku ia tampak terus bernanah