Saturday, August 25, 2018

Krakatau

Kaki yang menapak, adalah salah
keindahan yang terengah memakna.

Mestinya aku terus menemanimu, Prof.
Aku tahu tangisan tanpa isak di wajahmu.

Aku memilih diam menyusuri pasir hangat
juga Krakatau yang terus berteriak: Enyah!

Tak bisa lagi kugandeng tanganmu, Prof.
Aku tak lagi tertawa dalam perjalanan pulang.


2 comments: