Ini adalah salah satu kegiatan terberat yang pernah kusanggupi dalam bulan September 2017. Menyampaikan materi ajaran sosial gereja (ASG) untuk para tokoh umat di Paroki Kedaton pada 24 September 2017, di hadapan 270 peserta, plus puluhan panitia. Saat menyanggupinya pun aku sudah berpikir : Jangan-jangan aku nanti malah jadi batu sandungan bagi materi yang ingin kusampaikan.
Alasan keraguan ini adalah : ini adalah rumahku sendiri. Yaelahhh... aku grogi berat.
Untungnya aku mendapat penguatan dari banyak orang dan aku bilang ke panitia : Bukan seminar, tapi belajar bersama.
Hmmm... walaupun di banner dipasang Seminar dengan huruf besar, aku tetap menegaskan ini adalah belajar bersama. Maka dua sesi untuk belajar bersama ASG, di gedung serba guna Gentiaras, Way Halim pun kusiapkan dengan baik. Dengan seluruh upaya yang bisa kulakukan. Dalam dua sesi itu aku menyampaikan sekilas umum tentang ASG dengan beberapa contoh pergulatanku. Aku sodorkan buku Kompendium ASG sebagai bahan mereka. Sedang di sesi kedua aku menyampaikan Populorum Progressio sebagai salah satu dokumen. Ini yang kupilih karena ini yang kukuasai.
Saat selesai dua sesi itu pada pukul 15.00, aku leggaaa... Sungguh-sungguh lega. Kalau ada yang mau ajak aku lagi untuk menyampaikan ASG lagi, ayukkk. Aku akan selalu merasa berat tapi aku bersedia.
Sunday, September 24, 2017
Friday, September 22, 2017
Sampai Aku Lupa
Ini adalah buku puisiku yang baru terbit. Ingin cerita panjang lebar tentang buku ini, tapi karena masih ada hal-hal lain yang sedang aku kerjakan, cerita panjang lebar ini kutunda dulu. Tidak, tidak usah kuatir sampai aku lupa. Ini hanya butuh beberapa saat sampai tiba saatnya saja. Hehehe...
Ini buku yang menyenangkanku. Penampakan yang sesuai dengan harapanku. Ada beberapa hal yang entah mengapa jadi salah seperti :
1. Kabel yang nyambung itu di buku aslinya jadi terpotong di bagian punggung, jadi ndak nyambung antara sampul depan, punggung buku dan sampul belakang.
2. Huruf putih pada judul di sampul bisa berbeda jenis dengan yang ada di punggung buku.
3. Pengetikan di lembar penerbitan ndak rapi.
4. Dll.
Tapi oke deh. Itu bukan soal besar. Aku gembira karena 90 puisi itu akhirnya tersimpan dalam buku ini dengan judul yang kusukai "Sampai Aku Lupa". Ini bukan puisi yang remeh walaupun berisi keseharianku dari 2013 - 2015. Ini bukan puisi yang bisa kuabaikan walaupun berisi tema-tema biasa yang muncul dalam hidupku sehari-hari.
Nah, yang mau beli masuk saja di akun fb atau ig ku : Yuli Nugrahani, dan pesanlah di sana. Harganya Rp. 40.000,- belum termasuk ongkir.
Ini buku yang menyenangkanku. Penampakan yang sesuai dengan harapanku. Ada beberapa hal yang entah mengapa jadi salah seperti :
1. Kabel yang nyambung itu di buku aslinya jadi terpotong di bagian punggung, jadi ndak nyambung antara sampul depan, punggung buku dan sampul belakang.
2. Huruf putih pada judul di sampul bisa berbeda jenis dengan yang ada di punggung buku.
3. Pengetikan di lembar penerbitan ndak rapi.
4. Dll.
Tapi oke deh. Itu bukan soal besar. Aku gembira karena 90 puisi itu akhirnya tersimpan dalam buku ini dengan judul yang kusukai "Sampai Aku Lupa". Ini bukan puisi yang remeh walaupun berisi keseharianku dari 2013 - 2015. Ini bukan puisi yang bisa kuabaikan walaupun berisi tema-tema biasa yang muncul dalam hidupku sehari-hari.
Nah, yang mau beli masuk saja di akun fb atau ig ku : Yuli Nugrahani, dan pesanlah di sana. Harganya Rp. 40.000,- belum termasuk ongkir.
Monday, September 18, 2017
Serah Terima Jabatan Koordinator FPBN
Seperti yang sudah dirancang, tanggal 18 September 2017 Tim Kerja Forum Pendamping Buruh Nasional (FPBN) bertemu di LDD, KAJ, Jakarta Pusat. Aku menikmati pertemuan ini sembari merasai tubuh yang pegal-pegal kecapekan setelah seminggu berjalan dari Bandung, Badung dan Bandungan. Tapi aku juga merasa senang. Iya lah, pada hari ini aku menyerahkan tanggungjawab koordinator FPBN ke Wisnu setelah satu tahun menggunakan daya upaya untuk bertahan sebagai sekrum. Huaaa.... lega gila. Walau aku masih tetap dalam tim kerja sebagai devisi infodok, tapi leggaaaaa.... Semangat ya, Nuuuu....
Sunday, September 17, 2017
Keselarasan Peran Laki-laki dan Perempuan
Sebulan yang lalu, saat aku sedang mempersiapkan beberapa aktifitas di bulan September, Sr. Natalia, OP menelpon dengan harap : "Mbak Yuli yang menyampaikan sosialisasi tentang modul 2 untuk gender ya. Di pertemuan Sekretariat Gender dan Pemberdayaan Perempuan (SGPP) untuk regio Jawa di Semarang."
"Kapan, sr?"
"Tanggal 16 September, 1 sesi saja untuk mengenalkan buku kita."
Hmmm.... tanggal 15 aku masih di Bali, kalau mereka bisa urus penerbangan langsung ke Semarang maka permintaan itu tak masalah. Dan itulah yang terjadi. Aku dapat penerbangan malam dari Denpasar pada 15 September memakai pesawat baling-baling milik Wings, dijemput di bandara Semarang oleh panitia.
Buku modul 2 ini sebagai lanjutan dari modul 1 yang berisi konsep dasar gender. Modul 2 lebih menukik lagi ingin mengajak setiap peserta untuk bergerak aktif melalui hidup mereka masing-masing, entah lewat sosial, politik, budaya, ekonomi dan sebagainya. Pertemuan diadakan di Bandungan, tempat yang sejuk di ketinggian arah Ambarawa. Setelah Bali lalu Semarang tentu asyik banget.
"Kapan, sr?"
"Tanggal 16 September, 1 sesi saja untuk mengenalkan buku kita."
Hmmm.... tanggal 15 aku masih di Bali, kalau mereka bisa urus penerbangan langsung ke Semarang maka permintaan itu tak masalah. Dan itulah yang terjadi. Aku dapat penerbangan malam dari Denpasar pada 15 September memakai pesawat baling-baling milik Wings, dijemput di bandara Semarang oleh panitia.
Buku modul 2 ini sebagai lanjutan dari modul 1 yang berisi konsep dasar gender. Modul 2 lebih menukik lagi ingin mengajak setiap peserta untuk bergerak aktif melalui hidup mereka masing-masing, entah lewat sosial, politik, budaya, ekonomi dan sebagainya. Pertemuan diadakan di Bandungan, tempat yang sejuk di ketinggian arah Ambarawa. Setelah Bali lalu Semarang tentu asyik banget.
Friday, September 15, 2017
Berani Kotor dan Terluka
Rapat pleno KKP-PMP KWI tahun ini diselenggarakan di Hotel Adhi Jaya Sunset Hotel Badung, Bali pada 11 - 25 September 2017. Aku pergi dengan pesawat transit di Bandung yang kebetulan bersamaan dengan jadwal Jokowi pergi ke Bandung juga, jadi delay sekitar 2 jam tak bisa dielak. "Karena ada kegiatan VVIP di Bandara." Nah, apa boleh buat. Itulah salah satu kontribusiku untuk Jokowi, untuk negara ini. Hehehe.
Foto yang kupasang ini adalah salah satu sesi dimana aku menjadi pemandunya, yaitu sesi pleno untuk diskusi tentang nilai-nilai yang mestinya dihidupi dalam kegiatan advokasi dan bagaimana hal itu dilakukan dalam tingkat aksi. Foto hasil jepretan Yunanto (thank you, yak) ini mungkin tidak menggambarkan seluruh kegiatan selama di Badung tapi itulah ruang yang kami pakai dan sedikit suasana dari seluruh rapat pleno.
Bagian lain yang kusuka adalah kesempatan untuk membuat puisi untuk salah satu sesi presentasi, dibacakan oleh Indah dari KKP KA Semarang. Puisi Sebut Saja Bunga membuat kelompok kami mendapatkan medali. Yuhuiiii... penghargaan sebagai tim paling kreatif. Iyalah, Indah keren banget bacanya dan kami satu tim kompak di belakang dia dengan suara merdu nyanyian Yasintha RGS.
Hal lain bisa dicari dengan bantuan pemindai di internet untuk mendapatkan rekomendasi dari pertemuan ini. Sedang bagian-bagian jalan-jalan di sekitaran hotel dan Bali agak susah dituliskan. Bali terlalu berisik. Terlalu ramai dan jadinya terlalu biasaaaa.... Duh. Beberapa tempat yang kukunjungi jadinya selalu ada sebagian kecewa karena tidak sesuai dengan harapan.
Tapi Bali selalu indah. Kalau ada kesempatan lagi dengan waktu yang cukup longgar aku ingin menyepi di tempat yang agak minggir dan menikmatinya dalam keheningan, ... Semoga. (Eh, lalu sambungan dengan judulnya apa dong? Hehehe.... Biar dulu deh.)
Subscribe to:
Posts (Atom)