Thursday, March 03, 2016

Menutup Hari yang Lelah

Kemarin hari yang lelah. Hingga malam aku masih harus menyentuh laptop. Bernard yang sudah menghabiskan mi rebusnya (Awalnya dia bilang mi rebus itu ndak enak karena dia ingin mi instan sedang kakaknya ingin mi masakan sendiri. Saat mencicip kuahnya yang masih di wajan yang sedang kuaduk, dia bilang : "Lezato." Lalu menambahkan dengan bisikan : "Mangkukku yang ujung. Isi dengan mi yang paling banyak ya, bu." Idih.) berdiri di belakangku. Lalu tiba-tiba mencium pipi kiriku. Saat aku menoleh, dia sudah pergi ke depan. Aku melanjutkan pengetikan LPJ Panom yang mesti kuselesaikan.

Beberapa saat kemudian dia mepet lagi di punggungku. Tangannya yang memegang rubik (dia lagi hobi main rubik sekarang.) melingkari leherku dan mendaratkan beberapa ciuman di pipi kanan dan kiriku. Itu artinya aku harus memberi perhatian penuh ke dia.

"Nard, what's happened? What do you need?"

Dia menjauhkan tubuhnya. Memasang wajah serius.

"Ibu. Aku butuh ketenangan."

Eh?! Apa? Dia ulang lagi jawaban itu. "Aku membutuhkan ketenangan."

Haiya. Sini. Pelukan ibu bisa memberikan ketenangan. Eh, dia malah lari. Kenapa memangnya? Hmmm... ya. Oke. Aku harus menutup laptop. Lalu, mandi seger, memakai daster longgar, dan menyurukkan tubuh di samping tubuhnya yang sudah berbaring di kamar dengan rubik masih di tangan. Ya, ya, ya... itulah ketenangan. Tidak sekedar tak bersuara, tapi tenang...

No comments:

Post a Comment