Saturday, February 28, 2015

Sekeluarga di Chez Bon Bandung, wuih, wuah.

Sebagai pejalan, aku sudah mengalami tidur di banyak tempat yang beragam situasi dan fasilitasnya. Mulai tidur di tenda kehujanan dengan toilet alam (hehehe...) sampai hotel berbintang dengan fasilitas mobil antar jemput plus sopir santun pernah kualami. Atau juga dari yang gratis (karena nebeng. hehehe...) sampai yang mesti mendelik saat lihat daftar harganya.Tapi kali ini aku ingin bercerita tentang satu penginapan sederhana di Bandung yang awal tahun lalu kami pakai sekeluarga. Yaitu Chez Bon Hostel di Jalan Braga, Bandung.

Awalnya sama sekali tak ada rencana untuk menginap di Bandung. Ini hanya tujuan transit setelah perjalanan ke Jawa Timur di akhir tahun 2014. Karena mengejar tiket murah yang akan berakhir pada 31 Desember 2014 (Rp. 50.000,- per orang dari Kediri ke Bandung), maka kami ambil kereta api itu. Yang tidak kami perhatikan detail, kereta itu akan tiba di Bandung pada sekitar jam 02 dini hari, pada 1 Januari 2015! Tahun baru kami lewati di kereta Kahuripan tanpa terompet dengan tempat duduk yang terpisah-pisah (kami berempat mendapat kursi yang terpisah satu sama lain selama di kereta. huft. Bernard dan Albert yang protes berat tapi toh tak ada pilihan. Hehehe.)

Idenya memang dariku, si ibu bengal yang paling nekat. "Kita akan tahun baruan di Bandung." Mas Hen melihatku dengan wajah pasrah penuh cinta. Aku tahu dia suka juga jalan-jalan di Bandung. Aku tahu pertanyaan lanjutannya, jadi sebelum ditanya aku sudah jawab. "Aku akan carikan tempat menginap."

Aku tahu aku punya beberapa teman dan relasi yang pasti rela hati ditumpangi untuk satu atau dua malam. Tapi aku pikir lebih enak jika kami berempat lebih bebas menikmati Bandung tanpa mikir 'tak enak hati' karena nebeng. Jadi aku browsing di internet selama di kereta, dan telpon sana sini. Rencanaku akan menginap di salah satu hotel murah yang family room di dalam kota. Tapi karena tahun baru, harga-harga melonjak dan tinggal kamar-kamar tertentu yang kosong!

Okey. Jadi kemudian aku mulai cek guest house atau hostel. Dan ketemu Chez Bon, di Braga. Koment-koment yang muncul dari penginapan ini positif banget. Pas telpon, mereka bilang masih ada tempat tidur kosong. Rp. 120.000 per orang. Dan bisa masuk dini hari itu. Sipp.

Dari Stasiun Kiaracondong kami cari taksi sambil setengah merem. Muter-muter di sekitar Braga yang pendek itu sampai dua kali baru ketemu. Papan namanya kecil, jadi susah ditangkap mata yang rabun di waktu subuh. Resepsionis seorang bujang meminta kami menunggu sebentar, untuk menyiapkan 4 bed, lalu urusan administrasi dan kami masuk kamar, mendapat small room isi 2 bed, jadi kami menempati 2 kamar berdampingan. Ganti baju dan kami terlelap sampai sekitar jam 9 pagi. Sayang kalau sudah di Bandung hanya untuk molor. Jadi kami opyak-opyak anak-anak untuk segera beberes. Mandi, dan mulai cari makan.

Hari itu kami punya rencana. Cari sarapan, ke kebun binatang Bandung, nonton angklung di Saung Udjo, makan malam dan kembali ke penginapan malam saat jam tidur. Dan itulah yang kami lakukan. (soal kebun binatang dan Saung Udjo nanti aku akan tuliskan lagi di tempat lain.)

Ini tempat penginapan yang nyaman. Bersih. Kami menukar alas kaki dengan sandal yang mereka sediakan di rak-rak sepatu. Kamar-kamar untuk berbagi dirancang dengan tepat guna. Di tiap bed, dekat bantal disediakan colokan dan lampu baca. Tempat mandi di luar kamar bersih harum dengan tisu yang selalu tersedia. Pegawainya cukup ramah, bahkan ketika ada barang yang ketinggalan di kamar mandi mereka menyimpannya untuk kita.

Karena sangat capek, malam itu kami pulas tidur. Lokasi di lantai 2 sangat tenang. Tidak terusik apapun. Orang-orang lain yang juga menginap di situ cukup banyak tapi tidak ada keributan. Rencana aku sama Mas Hen untuk jalan-jalan malam usai anak-anak tidur tak terjadi. Perjalanan siang hingga malam sudah menghabiskan energi.

Asyik berkreasi untuk sarapan masing-masing.
Pagi kami mendapatkan sarapan gratis yang kami siapkan sendiri. Roti gandum 2 lembar, satu telur mentah, teh atau kopi. Tersedia microwave, penggorengan, mentega, dan beberapa jenis selai. Albert dan Bernard tak terkecuali menyiapkan sarapan model masing-masing. "Bikin sendiri ya. Ibu hanya untuk sarapan ibu." Hehehe... Asyik juga mereka berkreasi dengan roti dan telur. Dan kenyang. Usai itu juga piring dan gelas yang kotor dicuci masing-masing. Asyik-asyik saja. Dapur dan tempat makan ini di balkon lantai atas. Jadi sarapan sambil menikmati angin. Di situ juga ada ruang cuci, seterika dan jemuran. Sederhana tapi memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar. Mantap.
Foto di pintu masuk Chez Bon.

Hari itu kami masih akan menikmati Bandung. Kemarin kami kehabisan tiket bis Damri ke Lampung, jadi malah menguntungkan karena bisa mulai perjalanan jam berapapun. Chez Bon membolehkan kami titip tas-tas dan ransel sampai malam. Jadi pagi itu kami check out tapi barang-barang diletakkan di ruangan dekat resepsionis dan bilang malam akan diambil.

Seharian kami menikmati kota Bandung. Makan apapun yang terlihat, ke musium-musium, naik Bandros (bis city tour) menikmati macet (hehehe), foto-foto di banyak tempat dan malamnya kembali ke penginapan untuk ambil barang-barang. Wuah. Terimakasih banget untuk tempat menyenangkan milik Bondan Winarno ini. Asyik.

No comments:

Post a Comment