Ada yang hangat menyeruak
Hati terpapar siang
Redup di balik urai cemara
Tertinggal hangat di ujung-ujungnya
Kukatakan ini bukan semata Toba
Tapi ini cinta
Saturday, January 31, 2015
Tuesday, January 13, 2015
Ciuman Basah
Bulan memasang panggung di dalam rongganya
menarikku dengan dua tangannya yang kerontang
sedang akar-akar ditancapkan di gendang telinga.
Suaraku terjepit bibirnya
yang selalu basah
memberikan ciuman.
menarikku dengan dua tangannya yang kerontang
sedang akar-akar ditancapkan di gendang telinga.
Suaraku terjepit bibirnya
yang selalu basah
memberikan ciuman.
Sunday, January 04, 2015
TITIK TEMU, Memulai Tapak Pertama di Sumenep
Musikalisasi puisi oleh KJ. |
Yaitu saat Titik Temu mulai melangkah. Di mulai dari Timur sana, di gedung kesenian LPP RRI Sumenep, Komunitas Kampoeng Jerami melejitkan buku ini dalam peluncuran dan bedah buku, pada Minggu, 4 Januari 2015. Ini langkah pertama yang menyenangkan walau hmmm... aku sedih tak bisa terlibat langsung di dalamnya. Dari jauh aku mengintip, menguping,... ikut deg-degan dengan setiap perkembangan.
Wuah, orang-orang hebat terlibat dalam kegiatan ini. Aku iri? Ya, aku iri tak bisa bergabung, walau hatiku jelas ada di sana. Lihat. Much. Khoiri dari Surabaya jadi pembicara. Lalu Fendi Kachonk dari Sumenep yang juga pengasuh Komunitas Kampoeng Jerami, juga Ferli, Sigit, Syaf Anton, M. Faizi, hmmm... aduh, bahkan aku tak kenal siapa-siapa lagi yang lain dari 80-an orang yang telah hadir itu. Atau siapa saja yang telah membaca puisi. Atau siapa dari mana yang ikut berdiskusi. Atau apa yang dikumandangkan dari tempat itu, yang disuarakan, dibincangkan, dilagukan, ditarikan... Huft.
Tapi aku memandang takzim ke Timur sepanjang pagi hingga siang hari ini. Tentu saja memang tepat dimulai dari Timur sana, seperti matahari yang akan berjalan, terus berputar, ke Barat. Aku bangga menjadi bagian dari putarannya. Titik Temu akan membuat titik-titik pertemuan berikutnya. Aku yakin.
Saturday, January 03, 2015
Menari di Tahun 2015
Tahun 2014 aku mempunyai misi khusus. Jika berminat mengulik misiku tahun lalu, klik sini. Sekilas ingin kukatakan, suasana berbeda mewarnai pergantian tahun 2014 ke 2015 ini. Sangat berbeda dengan tahun lalu.
Hmmm... seharusnya aku mesti membuat evaluasi dulu atas misi tahun 2014 itu. Tapi, kukira tahun 2014 itu sangat istimewa, bagi usia 40 tahunku, dengan beberapa pencapaian. Mungkin bukan kesuksesan karena gerimis toh selalu ada. Jadi, aku akan memakai waktu lebih longgar nanti untuk melihatnya kembali, untuk mengevaluasinya dengan sungguh-sungguh.
Yach, novel tidak tercapai, tapi dua buku tunggal untuk puisi dan cerpen, juga beberapa buku antologi puisi bersama, kukira itu bisa mengganti novel, untuk sementara waktu sambil menunggu novelku rampung. Aku bukannya menghentikan novel, tapi akan ada waktunya nanti.
Jadi untuk 2015, aku tentukan saja misi ini sekarang saat kegembiraan meliputiku. Aku akan menari, menari saja di tahun 2015 ini. Menari, ayok menari.
Hmmm... seharusnya aku mesti membuat evaluasi dulu atas misi tahun 2014 itu. Tapi, kukira tahun 2014 itu sangat istimewa, bagi usia 40 tahunku, dengan beberapa pencapaian. Mungkin bukan kesuksesan karena gerimis toh selalu ada. Jadi, aku akan memakai waktu lebih longgar nanti untuk melihatnya kembali, untuk mengevaluasinya dengan sungguh-sungguh.
Yach, novel tidak tercapai, tapi dua buku tunggal untuk puisi dan cerpen, juga beberapa buku antologi puisi bersama, kukira itu bisa mengganti novel, untuk sementara waktu sambil menunggu novelku rampung. Aku bukannya menghentikan novel, tapi akan ada waktunya nanti.
Jadi untuk 2015, aku tentukan saja misi ini sekarang saat kegembiraan meliputiku. Aku akan menari, menari saja di tahun 2015 ini. Menari, ayok menari.
Subscribe to:
Posts (Atom)