Anak-anakku bukan anak-anak paling manis sedunia. Aku tahu itu. Mereka sering membuatku olah raga jantung, penuh adrenalin, berdebar-debar, cemas, bahkan sangat cemas. Membuka tas ransel mereka masing-masing saat mereka tidur saja membuatku kena serangan jantung berulang-ulang dalam satu detik hitungan.
Misal semalam, aku cek tas adik Bernard. Ada setumpuk buku ulangan yang baru saja dibagi. Belum ditandatangani orang tua. Ada 1 nilai 100. Matematika. Ok. Lalu IPA, bagus. Bahasa Indonesia ok. Lalu hah, agama 60, di bawah KKM, harus remid. Lalu Bahasa Inggris, cuma betul 2, tidak diberi nilai sama gurunya. (Esok hari Bernard membela diri dengan mengatakan,"Bu Gurunya itu. Dibilang Selasa ulangannya, tapi ternyata Senin ulangan. Jadi belum belajar." Dan aku tidak bisa tidak mesti maklum karena hal itu.)
Lalu membongkar ransel mas Albert. Aduh, jariku langsung nancap di sesuatu yang tajam. Ada potongan lidi berserakan di dasar tas. Jadi aku keluarkan semua bukunya. Ya, ampun anakku. Kenapa banyak nian buku yang kena lepra semacam ini. Darahku naik ke ubun-ubun, tapi gak bisa marah, lha anaknya sudah tidur. Potongan-potongan kertas dengan nama-nama : Ivan, Bambang, Becham, dst. Lalu beberapa kertas yang dikunyel-kunyel jadi bulat-bulat. Pasti itu untuk main bola kertas. Ampun. Aduh. Aku sudah bilang berkali-kali tak terhitung untuk memakai kertas yang tidak dipakai, bukannya pakai kertas dari buku pelajaran. Dan lihat tulisannya, aku tidak bisa baca. Bagaimana gurunya bisa sabar menghadapimu, anakku?
Tapi aku yakin anak-anakku adalah anak-anak terberkati. Mereka dikelilingi para malaikat yang melindunginya senantiasa. Aku tidak bisa melihatnya dengan mata tapi aku merasakannya bahwa mereka hadir untuk membantu anak-anakku itu tumbuh dan melindunginya dari berbagai bahaya yang mengancam. Aku ingat tingkah Albert yang sering berantakan gerudak-geruduk, tapi dia begitu aman. Lalu Bernard, berapa kali jatuh. Bahkan jatuh dengan motor bersamaku, aku luka parah dia tidak lecet sedikitpun. Aku percaya malaikat-malaikat bekerja keras untuk merawat anakku. Terimakasih. Aku selalu butuh bantuanMu untuk pertumbuhan mereka. Lindungi mereka senantiasa.
No comments:
Post a Comment