Setiap hari ada puluhan mungkin ratusan, mungkin ribuan atau jutaan ciuman yang kualami. Setiap pagi hingga malam. Dengan para kekasihku yang puluhan mungkin ratusan ribuan jutaan.
Ada satu ciuman yang spesial dalam rumah kami. Hehehe...awalnya adalah Den Hendro yang memunculkannya ketika anak-anak masih di perut. Dia kebiasaan mencium perutku. Ketika anak-anak lahir, ganti dia ciumin perut anak-anak. Nah, rupanya kebiasaan ini menular ke Bernard. Dia, kalau sedang gemes, sedang iseng, pasti nyium di segala tempat khususnya perut. Aku pernah bolak-balik sampai repot gara-gara dia menyusup gitu aja ke kaos, di tengah keramaian. Nah, kalau dia menyusupkan kepala ke perut kan kaosku terangkat. Piye to...kelihatan kemana-mana perut pinggang pantat.
"Cuma mau cium perut, ibu."
"Iya, tapi kan jadi kelihatan nih perut ibu."
"Ndak apa-apalah."
Ih, nggak apa-apa gimana. Lagian kan geli.
Lain waktu dia akan ciumi perut bapaknya. Den Hendro paling gak tahan dipegang perutnya, jadi pasti marah teriak-teriak. Padahal dia kan biang keroknya.
"Adik, apa-apa sih. Niru siapa kau ini?"
"Kan bapak yang ajarin."
Nah, kapok lu. Aku ketawa saja.
Lain kali lagi, saat tenang-tenang di kamar Bernard ciumi perutku lalu membenamkannya di situ. Aku pura-pura gak kerasa apa-apa, padahal ya geli.
"Kenapa sih dik, suka banget cium perut. Mau balik ke dalam perut?"
"Lagi latihan, ibu."
"Latihan apa?"
"Ya latihan cium perut."
"Kok?"
"Iya, kan nanti kalau aku sudah punya anak-anak aku harus cium perut-perut mereka."
Ya ampun. Den Hendro mesti diingatkan nih. Sebagai bapak, dia harus hati-hati memperlakukan anak-anak, karena mereka akan contoh. Seumur ini aja Bernard sudah memikirkan tindakan tertentu pada anak-anaknya yang puluhan tahun lagi baru ada. Akur abang sayang? Hehehe...
Di luar itu, sejujurnya aku suka banget dicium, juga suka mencium. Merasakan kulit bibir yang lembut menempel di kulitku, entah bagian manapun, membuatku nyaman. Juga menempelkan bibirku di kulit manapun membuahkan sensasi nyaman yang sama. Harusnya memang semua orang sering-sering saling mencium. Dengan cinta rela...
(Aku tidak sedang ngomong soal moral, etika, dan teori-teori lain. I'm just saying about kissing.)
No comments:
Post a Comment