Friday, March 18, 2011

Mengirimkan Jenasah

Saat duka terjadi kapanpun. Kesedihan dan kepanikan terjadi tanpa diundang. Apalagi jika tidak ada teman yang membantu untuk berpikir jernih tentang segala hal teknis praktis yang diperlukan mengurus yang meninggal maupun yang berduka. Satu pengalaman bagi perantau, ketika seorang teman meninggal jauh dari kediamannya dan harus dimakamkan di tempat asal.
Berikut ini tips untuk mengirimkan jenasah ke tempat keluarga yang jauh, berdasarkan pengalaman dalam duka untuk Yusi. (Dia yang ceria gembira saat wisuda kakaknya, Yessy, dalam sekejab dipanggil Tuhan di Lampung dan harus dibawa ke Kabanjahe karena seluruh keluarganya ada di sana. Aku menuliskan ini masih dalam duka karena kepergiannya (16/3) yang tak terduga.)
1. Sekejab setelah kabar duka, luapkan saja seluruh emosi. Menangislah, merataplah. Tidak ada yang salah dengan sedih, duka.
2. Tegakkan badan, lihat sekitar. Siapa yang cukup kuat dan tidak kuat akan terlihat. Bagi peran akan berjalan sendiri pada situasi ini.
3. Urus jenasah. Dia akan memerlukan peti. Kalau ini terjadi di rumah sakit, biasanya petugas rumah sakit punya hubungan ke sana. Juga keperluan-keperluan lain seperti memandikan, mengenakan baju yang pantas, pemberian formalin (ini harus diberikan karena akan dikirim jauh memakan waktu).
4. Jangan lupa minta surat keterangan kematian dari rumah sakit. Ini akan diperlukan sepanjang perjalanan. Isinya antara lain bahwa tidak ada penyakit menular dan juga kondisi-kondisi jenasah yang mengkuatirkan berdampak bagi orang lain. Surat ini juga digunakan untuk mendapatkan surat keterangan/jalan ke kepolisian. Urusan ini sangat cepat dan mudah, jadi tidak usah kuatir atau negatif thinking biar semua dapat berjalan lancar tanpa emosional.
4. Cari penerbangan dengan cargo yang dapat menerima jenasah. Langsung kontak ke maskapai untuk tanya ini. Biasanya akan dihargai berdasarkan beratnya. Sriwijaya Air punya pelayanan baik untuk Yusi. Aku berterimakasih sekali untuk itu sehingga perjalanan Lampung - Jakarta - Medan sangat ok untuknya dan keluarganya.
5. Urus sekaligus penerbangan bagi orang yang akan mengikuti jenasah. Paling mudah dalam penerbangan yang sama. Tapi kalau tidak pun tidak masalah, karena sesudah masuk cargo, tidak perlu lagi peti ditemani. Dia pasti diurus dengan baik.
Untuk membawa ke bandara, di rumah sakit pasti mempunyai akses ambulan untuk keperluan ini. Tanya saja ke petugas.
6. Jangan lupa kontak keluarga di tempat asal untuk memastikan mereka menyambut dengan segala keperluan. Mobil jenasah, rumah duka yang siap, dan sebagainya.
7. Segala urusan ini butuh uang yang banyak. Mungkin akan perlu hutang.
8. Keluarga yang berduka, tidak akan bisa berpikir jernih. Temani terus, bantu, tanya, dan perhatikan fisik mereka. Makan minum secukupnya perlu dipaksakan supaya mereka kuat. Mereka ini yang lebih butuh perhatian.

Aku masih menyeka mata untuk Yusi. Selamat jalan. Kau adalah rahmat bagi kami semua dalam perjumpaan singkat di Lampung ini. Bahkan di titik akhir pun kau masih memberikan kesempatan pengalaman bagi banyak orang. Khususnya aku. Terimakasih.

No comments:

Post a Comment