Tanggal 8 Juni 2001, delapan tahun yang lalu aku melahirkan Albert. Pengalaman pertama yang excited bagi ibu muda seperti aku. Dia lahir dalam suasana sangat sibuk karena aku sedang dalam proyek pembuatan buku. Di puncak klimaks kesibukan. Aku ingat dengan perut membuncit masih memelototi komputer 6 - 7 jam tiap hari. Mengkoreksi setumpuk naskah, pontang-panting pinjem printer berwarna dan menggarap foto-foto. Untungnya aku 'ngebo', tidak pake ngidam, mabuk, muntah dll. Pokoke tak terasa susah. Cuma mungkin kurang gizi, kebanyakan pikiran, dalam masa kehamilan itu dua kali aku pingsan, hah memalukan pokoknya. Perut sangat besar dan digotong entah siapa dan berapa orang.
Saat proses melahirkan sangat mendebarkan, menyeramkan. Dan laammmaaaa...lebih dari yang dijadwalkan. Selain umur janin sudah lebih dari waktunya (sudah diancam Dr. Idris kalau seminggu lagi gak keluar akan dioperasi) juga saat melahirkannya, bayinya nyantol, hehehe...tidak mau keluar. Aku kurang tenaga, kurang energi.
"Ngantuk, suster. Aku mau tidur." Gitu aku bilang beberapa di sela-sela proses melahirkan. Rasanya capek, ngantuk, malas, hanya ingin tidur. Hasilnya aku digebukin eh ditamparin dicubitin para suster, dibikinin teh dan diinfus. Diteriakin beramai-ramai gak boleh tidur. "Kalau kamu tidur tadi pasti gak bangun lagi," gitu kata suster Irma. "Kamu ini pasti gak pernah kerja pas hamil." Tentu saja aku protes, la kemarin aja aku masih ngantor. "Maksudnya bergerak, tidak kerja duduk saja." Ooo, ya memang.
Albert adalah bayi paling cantik sedunia. Kulitnya bersih putih, berat 3,35 kg dan panjang 49 cim. Kepalanya panjang akibat aku berhenti mengejan, tapi pulih setelah 24 jam tanpa diangkat. Aku tertawa berlinangan air mata saat badannya yang mungil ditaruh diatas dadaku sembari dipotong tali pusarnya. Segala sakit hilang blas.
Nah, bayi cantik itu sekarang sudah 8 tahun.
"Aku 9 tahun, ibu. Tidak mungkin sebesar aku masih 8 tahun. Teman-temanku saja yang kecil sudah 9 tahun." Sepanjang hari kami berdebat soal itu sampai akhirnya aku menyerah. Ya sudah, selamat ulang tahun ke 9. Tapi buktikan kalau memang sudah sebesar itu. Gak papa umur 9 tahun berlaku untuk 2 tahun.
Brown dan Browny? Ohya, hampir lupa. Mereka berdua adalah kado ultah untuk Albert. Sepasang burung merpati. Anakku ini memang...entahlah, yang diminta selalu yang aneh-aneh. Tahun lalu minta ayam,"Gak usah dirayain, bu. Uangnya untuk beli ayam saja, dipelihara." Tahun ini dia minta sepasang merpati yang bisa di'klepek'. Sesorean aku dan dia keliling Bandarlampung mencari merpati. Dapat di pojok Pasar Bawah dengan harga 85 ribu sepasang, berwarna coklat, kehitaman. Dia beri nama Brown dan Browny.
No comments:
Post a Comment