Tiga minggu terakhir ini aku mendapat pengalaman baru dengan jaringan SSV (Serikat Santo Vincentius) di Lampung. Aku memfasilitasi anggota mereka khususnya yang muda untuk belajar nulis. Pertama di Kotabumi pada 29-30 Maret untuk daerah Lampung Utara. Ada 26 peserta. Lalu kedua di Metro pada 5-6 April untuk daerah Lampung Tengah dan Metro ada 16 peserta. Dan ketiga di Pringsewu pada 12-13 April untuk daerah Tanggamus dan Bandarlampung ada 24 peserta. Sabtu - Minggu yang mengasyikkan.
Mereka ini kelompok muda yang mengambil semangat St. Vincentius seturut teladan Frederich Osanam, pendiri SSV. Maka semangat Osanam yang aku ceritain pada mereka di awal pertemuan. Bagaimana sebagai orang muda, mahasiswa Osanam tidak hanya diam menanggapi tantangan jaman itu. Osanam berkumpul bersama beberapa teman membuat jaringan cinta kasih, peduli pada orang lain dan salah satu sarana komunikasi yang dipakai adalah tulisan. Banyak surat-surat Osanam tersebar berisi nilai-nilai yang dia dapatkan dalam geraknya sehari-hari.
Dalam pelatihan ini hari Sabtu adalah hari mengolah diri. Setiyanto, seorang penulis buku dari Kotagajah membantuku untuk sesi awal meyakinkan bahwa menulis itu mudah dan bermanfaat. Malamnya aku mengajak mereka untuk melihat pengalaman-pengalaman unik diri sendiri yang sebenarnya menjadi bahan awal yang bisa diolah dalam bentuk tulisan. Wow, mereka menulisnya dengan variasi dan kreasi yang hebat. Aku hanya beri panduan : 1. Detail satu peristiwa yang paling menyentuh hati; 2. Apa yang dirasakan saat itu; 3. Apa yang dirasakan kini;4. Kaitkan pada relasi dengan Tuhan dan sesama.
Hari Minggu, aku mengajak mereka untuk melihat penulisan jurnalistik berurusan dengan media masa. Sekilas tentang berita, feature lalu praktek nulis paragraf awal 5W1H, menulis sebuah feature tentang sosok teman sembari latihan wawancara, menggali data hingga menuliskannya dengan lengkap.
Hingga minggu sore. Memang baru pengetahuan yang sangat dasar. Tapi semangat para muda itu membuatku menjadi lebih 'muda'.
No comments:
Post a Comment