Pemandangan pertama di Liwa: kebun wortel. |
Sebenarnya agak keterlaluan kalau tahun 2020 ini mengambil cuti tahunan 12 hari kerja. Sejak akhir Maret 2020 sampai akhir Nopember, jam kerja sungguh berantakan. Beberapa bulan malah kerja dari rumah, rencana kerja yang berubah nyaris semuanya terfokus ke Covid dan dampaknya. Beberapa kali malah harus menahan diri untuk tidak ke kantor ketika tubuh sedang tidak fit. Bukan hanya ngeri terkena paparan virus tapi juga takut membawa virus dan menyebarkannya pada orang lain yang kujumpai. Rencana untuk pulang kampung sudah gagal total dengan pertimbangan penyebaran covid ini.
Namun aku memutuskan untuk mengambil hak cutiku dengan pertimbangan aku butuh diam saja di rumah, beberapa kali merasakan stamina naik turun, masih ada beberapa pekerjaan yang belum selesai tapi aku yakin bisa kukerjakan di atau dari rumah dan seterusnya. Jadi aku mengambil tanggal 8 Desember untuk memulai cuti dan akan berakhir pada 23 Desember. Persis 12 hari kerja, lalu dilanjutkan libur Natal dari kantor, biasanya akan berakhir pada tahun baru.
Dari mulai tanggal 8 itulah aku atur supaya aku cukup relax, eh tetap bekerja sebenarnya karena ada beberapa agenda yang sudah kubuat misalnya diskusi2 lewat zoom, pertemuan dengan satu atau dua orang dan seterusnya. Tapi karena aku tak harus ke Pahoman (Rumah - Pahoman itu sekitar 15 km, membutuhkan waktu minimal 30 menit dengan caraku membawa motor secara santai.) Sesekali aku masih ke kantor jika membutuhkan suatu bahan atau kalau janjian dengan orang yang tak mau kuterima di rumah.
Liburan yang sesungguhnya baru mulai pada tanggal 23 Desember setelah menerima gaji. Hehehe... telat banget ya. Jadi di tanggal itulah kami mulai bebenah, membersihkan rumah, memasang gua natal dan merencanakan ini itu termasuk sedikit kue untuk menandai natal, menyiapkan sedikit angpao untuk anak-anak yang mungkin saja akan datang ke rumah, termasuk mengagendakan ikut misa natal yang pas, makan bersama keluarga.
Sembari menyiapkan natal, aku juga merayu suami dan anak-anak untuk pergi beberapa saat meninggalkan rumah. Terserah tujuannya, pokoke nginep beberapa saat tidak di rumah. Pilihannya ada tiga: Tegal Mas, Pahawang dan Liwa. Beberapa nomor kontak kami hubungi, membandingkan harga dan ongkos yang mesti kami keluarkan. Juga menimbang suasana yang mungkin di dapat dari tempat-tempat itu.
Pilihannya ke Liwa, bonus Krui. Dengan pertimbangan: tempatnya yang paling sunyi, ada banyak destinasi, biayanya murah, dan sudah lama nian tidak ke sana. Selain itu ada beberapa tempat yang belum pernah kami kunjungi di sekitaran Liwa.
Dibantu Komenk, guide tour dari Liwa yang sudah sering kontak-kontakan, kami membuat catatan rencana perjalanan:
Hari 1 kami tiba di Liwa, menginap di Homestay Piknik Liwa, sekitar jam 14.00 setelah istirahat sebentar kami akan langsung ke Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Kebun Raya Liwa dan malam bisa wisata kuliner.
Hari 2 pagi-pagi akan menikmati alam di Negeri Kahyangan lalu otw Suoh ke Danau Asam, Kawah-kawah yang ada di sana, dan Danau Lebar. Perjalanan ini akan membutuhkan waktu sampai sore dan malam bisa nongkrong lagi di suatu tempat.
Hari 3 perjalanan ke Krui, menikmati beberapa pantai, siang kembali ke Liwa dan sore kami balik ke Bandarlampung.
Rencana ini kami sepakati, aku mulai menghitung biaya-biaya yang diperlukan, memangkas sana-sini. Begitu beres, aku kontak Komenk lagi untuk meminta dia booking penginapan, minta no mobil travel yang bisa kami pesan, juga memastikan ada mobil yang bisa kami sewa selama di Liwa. Semuanya beres, tanggal 26 Desember kami akan memulai liburan akhir tahun 2020 di daerah yang sepi, mulai bersiap termasuk perlengkapan penangkap virus yang wajib kami bawa.
Mari berliburrrr....
No comments:
Post a Comment