Dalam seluruh situasi finansialku dan keluarga kecilku, yang sedang fokus pada kuliah Albert, aku tak membayangkan akan merencanakan pulang kampung atau rekreasi sepanjang libur pergantian tahun 2019/2020. Tapi ketika Mas Hen lihat jadwal kereta ekonomi dari Bandung ke Kediri di pertengahan Nopember, aku tergoda. Maka aku pun mendesak untuk memesan tiket kereta api Kahuripan seharga Rp. 83 ribu per orang, berangkat 21 Desember 2019 dan pulang tanggal 2 Januari 2020.
Ketika tiket untuk 4 orang itu sudah terpegang, aku jadi sangat fokus dan semangat untuk liburan santai di rumah ortuku di Kediri. Kubilang ke Mas Hen dan anak-anak :"Kita hanya di rumah uti akung. Tak ada agenda jalan-jalan bahkan tidak ke Lumajang. Mas Hen kontak Ninik dan Atik supaya mereka merapat di Kediri. Kasih aja jadwal kepulangan kita."
Aku memasukkan uang-uang tertentu dalam tabungan liburan, tapi minimalis, pokoke hanya untuk menemani bapak ibu di Kediri saat natal dan tahun baru. Selebihnya mengalir mengikuti situasi.
Sampai kami berangkat tanggal 21 Desember pagi, dengan naik bis dari terminal Rajabasa, lalu oper kapal eksekutif menyeberang selat Sunda, dan juga ketika naik bis menuju Bandung, bahkan saat kami sudah lengkap di kereta Kahuripan (Albert nyusul naik di Lempuyangan Jogja), aku masih berpikir seperti itu, tanpa menutup kemungkinan lain-lain untuk kami nikmati selama liburan.
Yang terjadi kemudian sungguh luar biasa. Ternyata kami berempat bisa menikmati liburan 2 minggu dengan puas, mampir sowan ke beberapa sesepuh dari keluargaku maupun keluarga mas Hen, bahkan bisa tidur semalam di Senduro. Juga mengunjungi beberapa tempat rekreasi seperti Gua Selomangleng, Gua Maria Pohsarang, Bukit Doho Indah, Candi Penataran, Gua Tretes, Gunung Kelud, Kampung Anggrek dan malah menikmati wisata kuliner asyik dari Soto Bok Ijo, sego pecel Mbak Siti, rawon Pring Kuning, rujak cingur Bandar dan sebagainya.
Tidak semua ada fotonya, tapi aku punya ceritanya. Entar kutulis pelan-pelan di awal tahun ini. Tapi supaya aku tetap menjalankan kebiasaanku di awal tahun, aku mesti menuliskan satu misi untuk tahun 2020. Tahun lalu aku menulis kesaksian sebagai misiku sepanjang tahun. Hasil evaluasi personalku, aku belum optimal menjalankannya walau rasanya tubuhku sudah hancur lebur melakukan banyak hal. Huh. Maka, tahun ini aku masih akan melanjutkan kesaksian itu dengan revisi cara-cara yang kugunakan. Aku mau tubuhku menjadi merdeka, jiwaku sehat dan hatiku gembira. Itu yang akan kulakukan sepanjang tahun. Mari kita lihat apa yang bisa kuperbuat di tahun Tikus ini. Macan siap mengaummm....
Liburan yang menyenangkan
ReplyDelete