Abon dikemas rapi setelah diolah dengan penuh cinta. |
Eksperimen ini mesti kulakukan karena di Agats aku akan latihan bersama para ibu di sana untuk membuat berbagai macam pangan lokal. Aku yakin di Agats pasti ada macam-macam hasil air laut atau sungai yang bisa diolah menjadi makanan. Selain membuat abon aku juga menyiapkan kue sagu, kue telur gabus, pastel abon dan sebagainya. Soal yang mana nantinya akan dipraktekkan di Agats tidak jadi soal.
Hasil dari eksperimen itu aku kemas dalam kantung-kantung yang memungkinkan untuk digunakan beberapa kali, tanpa perlu dipindah ke toples dan tidak repot untuk menutupnya kembali sehingga tidak melempem. Kulengkapi dengan hitungan bisnisnya andai kata abon-abon itu akan dijual.
Pertanyaan yang sering muncul adalah sebagai berikut:
Ikan patin, lele dan ayam. Siap packing. |
jawab: Ndak, sama sekali tidak ribet. Memang butuh waktu lama dan kudu telaten. Bahkan untuk proses penggorengannya bisa dipakai untuk wiridan sampai beberapa kali putaran. Jadi sambil ngudek bisa sambil mendaraskan doa-doa.
2. Bukannya alat-alatnya harus khusus?
jawab: Tidak. Aku menggunakan alat-alat yang ada di rumah. Kompor, panci, wajan, sutil, sendok, baskom, cobek, solet, blender, alat pres (bisa menggunakan serbet atau kain bersih kalau tak ada). Nah, ada semua di dapur kan alat-alat itu? Kalau pun tak ada tetep bisa diakalin, pakai yang ada saja.
3. Bukannya bahannya susah?
jawab: Tidak. Kita bisa pakai bahan apa saja yang ada. Ikan laut, sungai, ayam atau daging apa saja. Malah aku sedang berpikir untuk membuat dari jamur atau gori/sukun/kluwih.
4. Bukannya hasilnya nyusut menjadi sangat sedikit?
jawab: Betul. Dari 3 kg ikan patin yang kubeli nanti hasil abonnya paling hanya 6 - 8 ons. Kan harus diilangin duri, kulit, kepala, dan ekornya. Habis itu digoreng kering dan dipres pula biar minyaknya hilang.
5. Harganya jadi mahal dong...
jawab: Betul. Harga abon memang mahal. Karena prosesnya lama dan penyusutannya banyak. Memang begitu.
Nah, karena mahal daripada beli di tempatku (bisa pesan di 08127925222), lebih baik buatlah sendiri saja. Ini kubagikan resepnya:
ABON LELE/PATIN/TUNA/AYAM ALA YULI NUGRAHANI
BAHAN:
-
1
kg ikan, buang kepalanya (kepala bisa dibuat pindang)
Abon siap meluncur ke pemesan. |
-
1
ltr Minyak goreng
-
3
batang sereh (kalau ada)
-
3
lembar daun jeruk (kalau ada)
-
6
lembar daun salam (kalau ada)
BUMBU
HALUS:
-
6
siung bawang putih
-
12
siung bawang merah
-
10
butir kemiri
-
1
sendok makan ketumbar
-
Cabai
(kalau mau rasa pedas)
-
1
sendok teh garam (cek rasa)
-
2
sendok makan gula pasir (atau bisa ditambah gula merah, ada ditambah jumlah
kalau mau rasa manis)
-
1
ruas jari jahe (kalau ada)
-
1
rusa jari laos muda (kalau ada)
-
1
ruas jari kunyit (kalau ada)
CARA
MENGOLAH:
-
Rebus
ikan hingga matang, beri sedikit garam pada air, tiriskan.
-
Bersihkan
ikan dari kulit dan duri (kulit bisa dibuat keripik kulit ikan), suwir-suwir.
-
Haluskan
bumbu. Rebus dengan sedikit air hingga aromanya tercium, matang. Masukkan
potongan ikan, bumbu lain-lain, aduk rata, api kecil hingga air mengering.
-
Uleg/tumbuk
ikan yang sudah berbumbu.
-
Goreng
dengan api kecil sambil terus dibolak-balik (30 – 45 menit)
-
Tiriskan
dan press dengan alat press hingga minyaknya keluar.
-
Keluarkan
dari alat press dengan dikerok menggunakan garpu.
-
Jika
tidak ada alat press bisa menggunakan kain dan diperas sampai minyak keluar.
-
Biarkan
dingin dan siap dikemas.
No comments:
Post a Comment