Wednesday, September 12, 2018

Ke Batam Lagi : Stop Human Trafficking

Ini agenda yang sudah digagas dari tahun lalu. Baru bisa tercapai tahun ini, itu pun setelah perbincangan yang alot, juga debat tempat: Lampung atau Batam, kapan, siapa, dan seterusnya. Akhirnya tercapai deal: 10 - 12 September 2018, Batam.

Aku membantu prosesnya dengan sepenuh hati, dan aku menikmati perjalanan ke sekian kalinya ke Batam. Pertemuan dan pelatihannya sih biasa saja, tapi ada satu yang paling menarik, mengunjungi komunitas basis di daerah Pintu Air, dekat dengan bandara Hang Hadim, masuk ke dalam kebun milik Dinas Kehutanan.

Dari jalan tak kan menyangka bahwa di jalan yang lurus rapi itu ada rumah-rumah yang dihuni oleh penduduk penggarap lahan. Intan yang mengantar kami memarkir mobilnya di pinggir jalan, dan kami mesti jalan kaki masuk lokasi sekitar 300 meter, jalan becek bekas hujan, dan gelap.

Penerangan di rumah-rumah ada, menggunakan genset mini yang dimiliki oleh rumah per rumah. Tempat yang sederhana tapi penuh kegembiraan. Gembira bukan karena situasi mereka yang sederhana, tidakkk, tapi mendapatkan insight baru tentang Batam:

1. Ini Batam lho, tempat bisa menemukan uang karungan. Hohohooo.... jangan percaya.

2. Ini Batam lho, tempat segala gemerlap malam bisa ditemui. Hohohoooo.... jangan percaya.

3. Ini Batam lho, tempat semua tersedia ada untuk tersambung pada dunia. Hohohoooo.... jangan percaya.

Aku pulang ke hotel dengan bekal ubi rebus dari mereka, ditambah sambal matah dan daun singkong rebus. Ohhh...

No comments:

Post a Comment