Dua berita duka hadir pada hari yang sama, kemarin, Rabu 3 Nopember 2016. Yang pertama kudengar adalah wafatnya Pak Wahyo, yang memang kuketahui sudah sakit sekian lama. Yang kedua, Bu Warno, tetangga dekat rumah, yang kuketahui beberapa hari lalu masuk rumah sakit. Selalu suasana berbeda muncul saat ada berita kematian.
Pulang dari melayat, Albert duduk di sebelahku di dapur. Dia bertanya ini itu soal meninggalnya pak Wahyo dan bu Warno. Keduanya dia kenal baik karena pak Wahyo adalah guru SMPnya sedang bu Warno tinggal tidak jauh dari rumah dan anaknya sebaya dengan Albert.
"Meninggal kan hanya sebentar, bu. Tak apalah."
"Apa, Bert?" Aku meminta dia mengulang kata-katanya. Aku takut salah dengar.
"Ya. Mati itu hanya sebentar. Setelah itu kan kita ndak tahu apa yang terjadi."
"Maksudnya?" Dia hanya nyengir, ambil minum dan pergi.
Aku terbengong di meja makan. Proses mati. Mungkin itu yang dikatakan oleh Albert. Apa pun caranya, saat sakratul maut mencabut nyawa manusia hanya butuh waktu yang sebentar. Usai itu sang jiwa berjalan... hmmm... ya, pada Sang Pencipta, dengan cara bagaimana, seperti apa, ... ya, tak ada yang tahu. Hmmm... harus mikir bagaimana ya?
No comments:
Post a Comment