21 petani dan penggeraknya berlatih tekun selama 2 hari 7-8 September lalu. Bukan latihan tentang pertanian, tapi jurnalistik. Aku mendampingi n memandu mereka, tercengang-cengang melihat semangat para bapak dan ibu itu. Acaranya sendiri diadakan oleh Lembaga Karya Bakti (LKB), n Mas Yudo meminta aku n Nuntius yang memberikan materi. Tidak banyak ngomong, aku buat satu buku kecil panduan jurnalistik. Peserta datang langsung nulis. Bahkan ketika harus keluyuran, heboh. Mereka serius deg-degan dan wawancara tukang cendol, tukang parkir dsb. Saat menceritakan pengalaman itu lebih heboh lagi.
Karena mereka berniat memantapkan jaringan dan LKB sepertinya memang menargetkan membuat majalah bagi jaringan ini, proses aku arahin untuk pengelolaan sebuah majalah alternatif bagi komunitas terbatas. Hasil akhir kerja mereka dalam kelompok lebih membuatku takjub. Masing-masing kelompok bisa membuat sebuah majalah 'boongan' dengan nama yang aku minta benar-benar berangkat dari situasi konkret jaringan mereka, motto, rubrik, hingga lau out. Calon majalah itu benar-benar mereka buat serius dengan gambar, foto dsb. Hebat! Aku menutupnya dengan :
"Kita saat ini ada di pinggiran sungai. Berniat memetik dan makan buah di hutan sejuk seberang sana. Kita sudah mengadakan pemanasan, seterusnya...terserah anda. Mau terjun berenang ke seberang, atau karena capek duduk-duduk dulu? Kalau ketiduran, ya selamat mimpi terus. Semua terserah anda."
Lalu aku serahkan ke panitia untuk pembahasan tindak lanjut. Bagiku, walau tidur minim, raga, jiwa, otak dan hati terasa sangat segar dan penuh gairah.
No comments:
Post a Comment