Tuesday, November 11, 2014

Daun-daun Hitam Bersama Mahasiswa di Jatinangor

Mengikuti gerak buku Daun-daun Hitam, kumpulan cerpenku dan sketsa Dana E. Rachmat selalu membuatku penuh semangat. Kali ini aku ingin mengingat perjalanannya ke Bandung, eh sebenarnya bukan di Bandungnya tapi Jatinangor, bersama dengan puluhan mahasiswa di aula Gerkopin, 28 Oktober 2014, bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda.

Ya, tentu saja menarik. Bertemu dengan para muda selalu menarik. Apalagi para muda yang begitu semangat dan antusias. Beritanya sudah dimuat di www.suaramahasiswa.net, klik saja untuk membacanya. Tapi, berita itu tentu saja diawali jauh-jauh hari. Ulah Jai, bisa kubilang begitu. Mahasiswa Unpad yang kukenal saat ke Moncek beberapa waktulah yang menjadi biang dari seluruh kegiatan menarik ini.

"Mbak Yuli, kalau ke Bandung kabari aku ya." Begitu pesan pendeknya lewat inbox, beberapa minggu setelah perjumpaan di Madura. Seperti panci dapat tutupnya, karena kebetulan Oktober aku harus ke Bandung untuk rapat, kubalas dengan konkret. "Pilih tanggal 27, 28 atau 29 Oktober. Aku akan rapat di Bandung, dan aku sesuaiin tanggalku itu dengan kemungkinan yang kau punya."

Alhasil, itulah yang terjadi. Jai pilih tanggal 28 Oktober, lalu berjanji akan membuat rundown acara dan menghubungiku secepatnya. Dan itulah yang terjadi. Bukan hanya aku yang terlibat tapi Fendi Kachonk penulis Sumenep, Lia Amalia Sulaksmi penulis Bandung, Meitha KH penulis Bandung dan juga Jailani sendiri, bertemu dalam satu acara bersama puluhan mahasiswa dari berbagai kampus pada petang itu hingga malam.

Membaca karya bergantian. Aku membaca Pasien yang baru saja mendapat ulasan dari Adek Alwi. Ngobrol tentang penulisan, tentang buku, tentang Daun-daun Hitam. Lalu di sesi terakhir aku memandu mereka semua untuk menulis puisi yang akan dibaca oleh mereka pada akhir sesi. Wuah, walau sungguh aku sangat capek dan lapar, energiku melimpah ruah. Aku senang bisa bersama dengan mereka. Dan inilah bagian dari perjalanan Daun-daun Hitam. Belum selesai. Masih akan terus berjalan. Hingga lunas nanti.

Jai, terimakasih karena telah memungkinkan peristiwa ini terjadi.

No comments:

Post a Comment