Aku adalah orang tolol. Yang tersenyum pada tembok yang berjalan ke arahku, siap untuk aku tabrak. Sungguh telah aku tabrak dan aku belum sadar juga bahwa tembok itu penuh dengan paku, melukaiku. Aku tidak sadar bahwa tubuhku sudah berdarah saat aku menyentuk tembok itu bukan hanya saat sekarang ini ketika aku terjepit di antaranya. Yah, tolol sungguh aku yang mengira bahwa aku memegang cermin dengan bayangan di belakang saja. Tidak, aku sungguh-sungguh dihancurkan oleh tembok berpaku yang saat ini menjepitku.
Aduh, betapa tololnya aku. Dan lebih lagi ketololan itu ketika aku tidak juga beringsut mencari jalan keluar, malah menancapkan paku-paku semakin dalam ke kulitku. Aku membiarkan diriku jadi tolol.
Seperti akar ilalang atau rumput teki, yang bila musim panas tidak kelihatan tumbuh, tetapi ketika hujan membasahinya maka muncul tunas-tunas muda yang siap menghijaukan bumi.
ReplyDeletePerjuangan kadang terlihat sia-sia, tetapi hasilnya tidak selalu tumbuh saat itu juga. Akhirnya indah pada waktunya.
aku ingin belajar jadi orang tolol ah....hehe
ReplyDelete