Entah mengapa Mutun yang indah jadi gersang di hatiku. Orang-orang di sekitarku pun kehilanganan pendar spontan indahnya. Tapi menikmati gelora ombak yang besar dengan perahu nelayan, di ujung depan aku duduk, dengan air asin sesekali menerpa wajah, membayangkan doa di benak orang-orang itu karena ketakutan, aku jadi merasa begitu kuat.
No comments:
Post a Comment