Awal bekerja kembali. Selama lebaran hingga hari ini tidak ada aktifitas 'ngantor'. Yang ada adalah 'ngrumah'. Artinya hanya di rumah, bersama anak-anak dan suami. Disertai kesibukan tidak henti antara kamar, kamar mandi, dapur, halaman depan belakang, tukang sayur. Bener-bener jadi orang rumahan selama 3 minggu. Hari-hari yang hebat. Walau ternyata ketika aku cermati lagi banyak yang terlewat. Satu contoh agenda yang ingin aku kerjakan dalam masa yang lama itu adalah target membuat dua cerpen. Tidak kesampean. Yang ada adalah draft cerpen tak selesai. Menulis satu untuk Pilar itu pun pesanan. Tentang Perempuan Pekerja di Indonesia. Selesai terengah-engah pada titik hari akhir cutiku.
Astaga! Aku bayangkan andaikata sepanjang tahun aku hanya di rumah mengurus dapur kasur sumur dan pupur, apakah aku akan sempat mengerjakan sesuatu? Apakah aku akan sempat membuat 'karya'? Bagaimana para ibu hebat itu bisa melakukan seumur hidup mereka? Apakah aku akan puas dengan hidupku? Aku salut dengan para perempuan yang mengabdi karya dalam keluarga. Merekalah pahlawan.
Aku terlalu liar jika hanya untuk rumah. Tidak akan bisa hidup dalam arti sebenarnya. Jendela hidupku sudah terlanjur menerbangkan mata dan rasa mencapai pelosok-pelosok merdeka. Kakiku selalu mengajak mengarungi padang-padang di seberang.
Ah ya. Aku tidak bisa bilang anak-anak dan suamiku adalah batasanku. Tidak mau. Karena saat aku kembali kerja di kantor hari ini, aku bersyukur gembira bahwa aku punya kesempatan hidup bersama mereka. Matahari-matahari kecil yang penuh warna.
Tuesday, October 30, 2007
Saturday, October 06, 2007
Mutun Beach
Entah mengapa Mutun yang indah jadi gersang di hatiku. Orang-orang di sekitarku pun kehilanganan pendar spontan indahnya. Tapi menikmati gelora ombak yang besar dengan perahu nelayan, di ujung depan aku duduk, dengan air asin sesekali menerpa wajah, membayangkan doa di benak orang-orang itu karena ketakutan, aku jadi merasa begitu kuat.
Subscribe to:
Posts (Atom)