Orang sering meremehkan pendakian ke gunung-gunung pendek di bawah 2000 mdpl. Padahal, gunung atau bukit-bukit di Lampung yang memang tidak tinggi menawarkan banyak hal lho.
Pada 15 - 16 Maret lalu kami gas ke Punggung Naga. Hiking asyik akan kami ulang lagi sesegera mungkin.
![]() |
Nanjak atau turun kudu tetap waspada |
Kami berdua berangkat atas provokasi owner https://krakatoa.id/ yang sudah sering ngecamp dan muncak ke sana. Sebenarnya aku ndak terlalu minat naik motor ke sana, tapi transportasi publik yang terbatas memaksa kami bawa genio sampi ke desa terdekat dengan lokasi. Lumayan pegel di pinggang sekitar 2 jam perjalanan dari Hajimena.
Motor dititip ke Pakde Nurohman dan kami lanjutkan dengan jalan kaki hingga basecamp. Bejo dan Eko yang mengawani perjalanan ini naik menggunakan motor mereka sangat membantu karena barang-barang bisa mereka bawa. Dengan ransel ringan, perjalanan menjadi jauh lebih mudah. Kami menjangkau camp sekitar jam perjalanan.
Hari pertama, Sabtu 15 Maret kami lalui dengan santuy di sekitar camp, lalu ke air terjun Lidah Naga. Arter ini tersembunyi di sisi lereng.
Kembali ke camp, isinya adalah kenikmatan alam yang luar biasa. Bonus cuaca yang cukup cerah, pemandangan ke arah laut dan perbukitan, bakwan hangat dan obrolan-obrolan. Camp ini sangat cantik. Toilet bersih, air berlimpah, malam pun ada lampu dari panel surya. Wis ta lah. Kudu diulang pokoke.
Hari minggu, 16 Maret kami naik ke puncak setelah sarapan. Tujuannya puncak Ratai atau biasa disebut juga Puncak Tugu atau Puncak Pesawaran. Kami melaluinya dengan timik-timik sekitar 3 jam perjalanan naik dan 2,5 jam perjalanan turun.
![]() |
Puncak |
![]() |
Jarang-jarang bisa berpayung gini. |