Sebuah kesempatan manis kudapat pada Minggu, 24 Agustus 2015. Aku membaca salah satu cerpenku dalam Daun-daun Hitam yang berjudul "Pada Hari Pemakaman" dalam Halal Bihalal Komunitas Sastra Indonesia (KSI) Tangerang Selatan. Kebetulan acara KSI ini mengambil tema Kemerdekaan dalam Perspektif Sastra dengan mengundang komunitas-komunitas seni dan budaya yang ada di Tangerang Selatan dan sekitarnya. Mereka menampilkan puisi, musik dan juga hadir pembicara, Abah Yoyok dan Ahmadun Yosi Herfanda.
Aku memilih cerpen ini karena cerpen ini kuanggap bisa mewakili satu semangat dasar dalam pengerjaan buku ini, yaitu : cinta. Cinta yang kekal, yang bahkan membuat gila.
Malamnya, diskusi berlanjut di kediaman Tika D. Pangastuti bersama KSI. Aku bisa cerita sedikit tentang prosesku dalam penulisan cerpen, khususnya dalam buku Daun-daun Hitam.
Seluruhnya, aku menikmati perjumpaan dengan teman-teman di KSI Tangsel ini. Terimakasih banyak atas penerimaan dan keterbukaan yang sudah diberikan padaku.
Monday, August 25, 2014
Saturday, August 09, 2014
Kumpulan Cerpen Yuli Nugrahani dan Sketsa Dana E. Rachmat : Daun-daun Hitam
Berisi 12 cerpen Yuli Nugrahani dan 12 sketsa Dana E. Rachmat. Ditulis pada halaman v bahwa buku ini diterbitkan untuk menghormati kesejatian manusia yang memiliki keragaman cara pandang,
budaya, etnis dan keyakinan dalam keutuhan Indonesia dan semesta.
Tentu saja ajakan-ajakan tidak dikatakan secara langsung, karena "Daun-daun Hitam" sebenarnya hanyalah sisa pembakaran. Abu yang tertabur di bumi, yang bagi kebanyakan orang layak untuk diinjak dan dilupakan.
Mengapa Yuli Nugrahani dan Dana E. Rachmat mengumpulkannya dalam buku ini? Karena kesederhanaannya yang memikat. Karena begitu sepelenya sehingga orang tak akan mungkin meliriknya. Karena begitu kecilnya sehingga orang tak mau mendengarkannya.
Buku ini adalah cara kecil untuk mengabadikannya.
Tentu saja ajakan-ajakan tidak dikatakan secara langsung, karena "Daun-daun Hitam" sebenarnya hanyalah sisa pembakaran. Abu yang tertabur di bumi, yang bagi kebanyakan orang layak untuk diinjak dan dilupakan.
Mengapa Yuli Nugrahani dan Dana E. Rachmat mengumpulkannya dalam buku ini? Karena kesederhanaannya yang memikat. Karena begitu sepelenya sehingga orang tak akan mungkin meliriknya. Karena begitu kecilnya sehingga orang tak mau mendengarkannya.
Buku ini adalah cara kecil untuk mengabadikannya.
Wednesday, August 06, 2014
Monday, August 04, 2014
Cemburu
Cangkir terbuka di atas meja
seekor kecoak laron dan laba-laba
menuangkan bau
warna menjijikkan dan racun mematikan.
Hati cemburu tak akan mampu melihatnya
bahkan tak juga benderang membantu
untuk mencegah mulut meminumnya.
seekor kecoak laron dan laba-laba
menuangkan bau
warna menjijikkan dan racun mematikan.
Hati cemburu tak akan mampu melihatnya
bahkan tak juga benderang membantu
untuk mencegah mulut meminumnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)