Aku sedang mempertahankan sebuah pelukan menjadi abadi. Erat aku cengkeram lengan-lengannya supaya jangan longgar dari jiwaku. Kukempiskan tubuhku sehingga tetap dalam rangkumannya. Aku menangis dalam pertahanan ini karena cengkeraman tanganku melukai dadaku. Mengempiskan tubuh sendiri sama juga menyakiti hati sendiri.
Pelukan abadi, itu mauku. Tanpa kata, hanya menunggu sebuah perjumpaan dimana aku bisa mencium nyata baunya dan memberikan senyumku sembari melemparkan pesan,"Aku baik-baik saja."