Sekilas Gunung Seminung 1881 Mdpl
Gunung Seminung 1881 Mdpl berada
di perbatasa Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat, provinsi Lampung dan
Kecamatan Banding Agung Kabupaten Ogan Komuring Ulu Selatan provinsi Sumatera
Selatan. Jarak dari kota Liwa sekitar 25 Km, kaki gunung ini berada di sebuah
danau yaitu danau Ranau.
Rute menuju Base Camp Gunung
Seminung Via Lumbok
Dari Bandarlampung – Liwa : 240 Km (5 - 6 Jam) dengan kendaraan roda 4
Liwa – Base camp : 25 Km (45
menit)
Untuk mencapai Lokasi basecamp
kami menggunakan jasa travel dari Bandarlampung dengan biaya Rp. 180.000 per
orang (jemput – antar ) sampai lokasi basecamp gunung Seminung Via Lumbok
Pendakian kali ini kami jalani
berdua, suami – istri (Hendro dan Yuli) yang kami sebut pendaki timik-timik
(pendaki santai, jalan pelan) karena usia yang sudah setengah abad, namun
semangat masih ABG.
Sebelumnya telah kami siapkan
perlengkapan mendaki yang kami miliki. Tenda kap 2 orang, matras 2, carrier cap
45 L dan 35 L, Flysheet 1 lembar, alas tenda 1 lembar , Sepatu gunung 2 pasang,
jacket 2 setel, sleeping bag 2 pcs, nesting 1 set, kompor gas portable 1 set,
sterno 2 pcs, power bank cap 10000 mAh 1 pc, senter 1 pc, headlamp 1 pc, jas
hujan 2 set, sandal jepit 2 pcs, lampu penerangan 2 pcs, P3K 1 set, Piring 2
pcs, sendok+garpu 2 pcs, gelas 2 pcs, korek api 2 pcs, pematik api 1 pc,
battery cadangan 10 pcs dan bahan makanan (Mie instan, bubur instan, beras
porang, sarden, korned, makanan ringan, dll), dan kami packing dalam 2 carrier.
Sabtu, 30 Juni 2024
Berangkat dari rumah jam 07.30
wib, karena penumpang hanya kami berdua, sopir travel tidak masuk tol karena
harus mencari penumpang di sepanjang jalan. Berhenti di SPBU Sidomulyo, Bukit
Kemuning, sekitar jam 11:13 Wib, untuk ke toilet dan isi BBM, ternyata
Pertalite di SPBU ini habis, akhirnya kami lanjutkan perjalanan dan istirahat
makan siang di rumah makan Sukapura di dekat Pinus Eco Park. Menu ayam goreng
dan nila bakar ditambah es jeruk sungguh menggugah selera kami. Bila makan
dirumah ini sudah termasuk seporsi tempe mendoan dan terong goreng. Sebagian
nasi putih kami bungkus, juga seporsi tempe mendoan untuk makan kami
selanjutnya.
Sampai di kota Liwa sekitar jam
14:24 wib lanjut menuju basecamp Lumbok, jalan dari Liwa menuju kecamatan Sukau
di kawasan hutan jalan beraspal dibeberapa lokasi rusak tergerus air hujan,
mesti berhati hati. Jalan Liwa - Muara Dua dipertigaan belok kiri menuju danau
Ranau Lumbok Seminung, jarak sekitar 8 Km dari pertigaan. Dan kami sampai di
jalan menuju arah basecamp jam 15:15 wib. Perlu diperhatikan bila kesini, agar
tidak kelewatan, karena hanya ada tanda kecil menuju ke basecamp. Sampai di
Basecamp jam 15:50 wib jalan kaki dari jalan raya dengan melewati beberapa
rumah dan ladang sayuran.
Dengan membayar registrasi Rp.
10.000 per orang dan mencatatkan nama, alamat dan no handphone. Disini
disediakan juga penitipan kendaraan roda dua dengan membayar Rp. 10.000 per
kendaraan. Di basecamp tersedia air yang bisa diambil untuk perbekalan.
Alternatif / pilihan pendakian.
Pendakian gunung Seminung via
Lumbok ada 2 alternatif yang bisa dipakai untuk para pendaki. Yang pertama
adalah istilahnya tektokan, yaitu berangkat dinihari jam 02.00 – 03.00 wib menuju
puncak dengan hanya membawa peralatan pribadi, makanan dan minuman secukupnya.
Di puncak hanya beberapa saat atau jam, kemudian melanjutkan untuk turun lagi
menuju basecamp. Keuntungannya adalah pendaki tidak perlu membawa peralatan
seperti tenda, matras, dll, hanya perlu peralatan dalam perjalanan.
Kelemahannya adalah, stamina harus prima, karena perjalanan menuju puncak dan
istirahat sebentar kemudian kembali turun ke basecamp.
Alternatif kedua adalah mendaki
dan camp di Pos 4 atau Puncak, disini diperlukan perlengkapan yang lengkap dan
perbekalan yang mencukupi. Sementara tenaga digunakan untuk mendaki dengan
beban penuh namun istirahat lebih lama setelah sampai puncak.
Setelah menyelesaikan registrasi
kami mulai perjalanan menuju puncak jam 16:02 Wib, setelah beberapa saat
mempertimbangkan untuk tektokan atau camp di pos 4 atau puncak. Jam 16:05 wib
kami sampai dipersimpangan menuju rimba (arah ke kanan) dan ke kebun (arah
kiri), disini diingatkan oleh penjaga hati hati agar tidak salah jalan menuju
kebun penduduk.
Tiidak jauh dari perbatasan, kami
sampai di pos 1 jam 16:09 Wib, pos 1 ini sepertinya tidak pernah digunakan,
kondisinya tidak terurus, rusak, dan sudah tertutup semak semak, mungkin karena
masih terlalu dekat dengan basecamp.
Jalan dari basecamp sampai pos 1
tidak terlalu menanjak, demikian juga dari pos 1 menuju pos 2, masih terlihat
perbedaan elevasi yang rendah, belum banyak menguras tenaga. Dan jam 16:31 Wib
kami tiba di pos 2. Istirahat sebentar untuk minum dan makan makanan kecil
penambah tenaga.
Jam 16:39 Wib perjalanan kami
lanjutkan menuju pos 3, di rute ini kami temui beberapa binatang, diantaranya
kaki seribu yang berwarna hitam dan besar seukuran spidol board maker. Dan
pohon pohon tinggi besar juga banyak di rute ini, entah berapa tahun umurnya,
yang jelas tinggi, besar. Pada rute ini setengah perjalanan dari pos 2 masih
tidak terlalu menanjak, hampir seperti dari pos 1 ke pos 2, namun setengah
perjalanan selanjutnya tanjakan sudah menghadang.
Sekitar 20 menit perjalanan dari
pos 2 jalanan mulai menanjak dan berundak yang cukup tinggi, harus berpegangan
pada akar dan berhati hati agar tidak terpeleset. Disini sudah mulai terasa
nafas yang ngos-ngosan alias menges, keringat mulai membasahi pakaian meski
terasa ada angin yang berhembus.
Pendaki timik timik sudah mulai
merasakan beratnya rute ini, ditambah beratnya beban carrier dengan segala
perlengkapannya. Namun semangat terus memacu untuk tetap melangkah. Dan
tentunya foto foto dan video menjadi salah satu sarana untuk sedikit melupakan
beban dan tanjakan. Tentunya pemandangan pohon pohon dan tanaman hutan lainnya
menjadi daya tarik yang juga bisa menghibur kami.
Pada rute pos 2 ke pos 3 ada
jalan yang tinggi, licin dan harus dibantu tali untuk melewatinya, diperlukan
kerjasama untuk melewatinya agar aman. Dan tanjakan demi tanjakan kami lewati
dengan susah payah dan nafas yang ngos ngosan, konturnya sama, seperti undakan
yang bervariasi tingginya dan harus berpegangan akar atau pohon untuk
melewatinya.
Jam 17:45 Wib, kami sampai di Pos
3, disini cukup luas. Di Pos 3 kami bertemu dengan pendaki muda lain, mereka berdua dari kota Metro.
Sebetulnya mereka start dari basecamp dibelakang kami, namun karena masih muda,
langkah mereka masih kuat dan cepat.
Tidak lama kami istirahat di pos
3, jam 17:46 wib perjalanan kami lanjutkan menuju pos 4. Dan rute ini ternyata
semakin menanjak dan tentunya menguras tenaga kami. Kontur yang berundak
sungguh lebih menyusahkan bagi kami, karena harus berpegangan pada akar atau
pohon disekitar untuk melangkah.
Jam 18:10 wib suasana sudah
semakin gelap, pandangan sudah mulai terbatas, kami gunakan head lamp dan
senter untuk penerangan perjalanan ini. Dan kembali kami bertemu dengan Bagus
dan Rosid, mereka ternyata menunggu kami. Cerita bahwa suasana gelap dan beban
terasa berat menjadi alasan mereka menunggu kami untuk berjalan bersama dan
berniat mendirikan camp di pos 4.
Dalam perjalanan malam, tidak
banyak foto dan video yang kami buat karena gelap dan kami hanya menggunakan
kamera HP. Fokus pada jalan berbatu yang gelap, menanjak dan tentunya semakin
terbatas pergerakan perjalanan saat malam hari.
Sekitar jam 18:50 wib kami sampai
di Pos 4, sebenarnya meragukan karena tidak ada penandanya. Rencana awal akan
mendirikan tenda di pos 4, namun kami meragukan tempat ini adalah pos 4, maka
coba kami lanjutkan sebentar mungkin pos 4 ada di depan. Ini sudah termasuk
dalam punggungan gunung Seminung, dimana dikanan dan di kiri terlihat jelas
lampu lampu rumah penduduk disekitar danau Ranau. Terus melangkah namun tidak
lagi ditemukan area luas yang bisa kami gunakan untuk tenda, akhirnya kami
lanjutkan perjalanan. Jalan sedikit datar, menurun, menanjak dan sampai
akhirnya ada satu yang kami harus saling bantu untuk melewatinya, yaitu tebing
batu yang basah, licin. Carrier kami pindahkan secara estafet ke atas, dan
orangnya kemudian melewatinya dengan berpegangan pada tali yang sudah tersedia.
Tidak ada pohon tinggi, hanya semak
sepanjang jalan yang kami lewati, sampai ketemu lagi jalan berundak dan
menanjak. Sepertinya memang benar, yang telah kami lewati sebelumnya adalah pos
4, namun sudah terlanjur jauh, kami lanjutkan perjalanan menuju puncak.
Seteleh jalan menanjak, kami
kembali melewati punggungan yang tidak terlalu menanjak dan di kanan dan kiri
kami terlihat lampu lampu rumah penduduk terlihat indah dari kejauhan. Di
punggungan ini ada beberapa lokasi yang cukup landai dan sebenarnya bisa
digunakan untuk mendirikan tenda, namun kami coba mencari yang lebih luas. Dan
ternyata tanpa kami sadari kami sudah didekat puncak, Jam 19:36 Wib kami sampai
di Puncak gunung Pesagi 1881 Mdpl.
Sudah ada 3 tenda yang berdiri di
puncak gunung Seminung sebelum kami tiba. Namun kami masih mendapatkan tempat
yang datar dan nyaman untuk mendirikan tenda, 1 untuk kami pendaki timik timik
(Hendro – Yuli) dan satunya untuk Bagus dan Fahri.
Makan malam ini, nasi putih yang
kami bawa dari rumah makan Sukapura + tempe mendoan, sungguh nikmat di antara
semilirnya angin malam. Kopi + susu panas juga kami sediakan.
Sekitar jam 21:00 wib udara
semakin dingin dan angin berhembus semakin kencang. Beruntung untuk saat ini,
saat kami mendaki, di puncak gunung Seminung dikelilingi tumbuhan Semak yang
cukup tinggi, sehingga mengurangi hembusan angin dari segala arah. Mendirikan
tenda di puncak memang banyak resiko yang harus dihadapi, antara lain angin
yang cukup besar, atau bahkan bisa mengalami badai akan berbahaya. Juga bila
hujan dan petir, sudah pernah terjadi korban tersambar petir beberapa tahun
lalu. Mesti bijak untuk memilih lokasi mendirikan tenda dengan melihat situasi,
cuaca, musim dll.
Udara semakin dingin, angin
semakin kencang, kami berbincang dengan beberapa pendaki, berbagi pengalaman.
Ada yang sudah beberapa kali mendaki, namun banyak diantaranya yang baru
pertama kali mendaki gunung. Bintang bintang terlihat bertebaran di langit,
sayang tidak bisa kami abadikan dalam bentuk foto atau video karena
keterbatasan gear. Langit, bintang, yang tak terhalang apapun, cerah, indah,
menakjubkan.
Jam 22:55 Wib kami masuk tenda.
Tenda kami lapisi flysheet dan bagian luar sudah basah kena embun malam, angin
berhembus kencang, meski disekeliling kami semak semak tinggi, namun angin
tetap menguncang tenda kami. Jaket tebal, sleeping bag cukup membuat kami bisa
tidur dengan nyaman meski harus memposisikan tubuh agar tidak terganjal batu.
Meski di beberapa bagian puncak datar dan bisa untuk mendirikan tenda, banyak
juga batu batu yang menganjal.
Oh ya, bila mendirikan tenda di
puncak perlu diperhatikan untuk menyimpan barang barang dengan baik, apalagi
bahan makanan, karena banyak tikus berkeliaran. Tikusnya gesit, locat sana,
loncat sini bahkan bisa masuk tenda. untuk itu tenda harus benar benar rapat
tanpa lubang.
Minggu, 30 Juni 2024
Jam 04:16 Wib kami bangun, keluar
tenda, dan ternyata bulan tepat berada diatas kami, meski tidak full moon,
namun keindahannya dikelilingi Bintang-bintang sungguh pemandangan yang
menakjubkan. Hanya sebentar kami menikmatinya, dan kembali masuk tenda.
Jam 05:18 Wib kami keluar lagi
untuk memastikan tidak ketiduran dan ketinggalan sunrise, ternyata cahaya baru
kelihatan semburat diarah timur. Lampu lampu rumah penduduk dikejauhan terlihat
indah. Sambil menunggu sunrise, masak energen untuk penghagat tubuh menjadi
pilihan tepat.
Jam 05:30 Wib cahaya di ufuk
timur semakin terang, dan momen ini kami abadikan dalam foto dan video. Cuaca
hari ini begitu cerah bersahabat, setelah malam tadi meski cerah langit
berbintang namun angin berhembus cukup kencang.
Jam 05:50 wib danau Ranau sudah
semakin jelas kelihatan, dan tentunya sunrise juga semakin jelas semakin indah,
saat saat yang tepat untuk berburu pemandangan indah sunrise disisi timur dan
disisi lain warna biru langit, hijau hutan, hanya sebagian yang kelihatan awan
tipis bergerak.
Jam 06:19 Wib, kami mempersiapkan
sarapan, kali ini kami memasak mie instan + telur. Sebelumnya kami sudah
menghabiskan energen, kopi susu, teh panas dan beberapa camilan, coklat. Jadi
kami pikir mie instans sudah cukup.
Selanjutnya kami explore puncak
gunung seminung dari beberapa sisi untuk mengabadikan moment indah yang belum
tentu kalau kesini lagi akan mendapatkan pemandangan seindah ini. Segala sudut
kami explore, baik pemandangannya, maupun tanaman atau bunga bunga. Hanya saja
kami belum menemukan tanaman edelweiss yang konon ada di puncak gunung
Seminung. Karena beberapa kali mendaki gunung di Lampung, belum pernah melihat
bunga edelweiss.
Belum puas sebenarnya explore
puncak gunung Seminung yang selalu membuat kami terpesona, disaat yang tepat,
cuaca bagus, langit biru, danau membentang, sunrise, tumbuhan dll. Berharap
kami untuk semalam lagi di puncak, namun keterbatasan waktu. Jam 08:30 Wib kami
berkemas, packing untuk selanjutnya melakukan perjalanan turun ke basecamp.
Jam 09:20 Wib kami mulai
melakukan perjalan kembali ke basecamp. Rencana jam 09:00 Wib untuk start,
namun sekali lagi keindahan puncak Gunung Seminung membawa kami untuk berfoto
ria sebelum turun. Sengaja kami turun dengan santai, dimana kami sebentar-sebentar
berhenti untuk ber foto mengabadikan pemandangan yang begitu menakjubkan.
Selalu menggoda untuk dibawa dalam kenangan yang tak akan terlupakan.
Jam 09:40 Wib kami sampai di Pos
4, meski tidak ada penanda khusus, namun kami yakin ini pos 4, ada Lokasi yang
agak luas yang bisa digunakan untuk mendirikan tenda. Pos 4 ini merupakan
punggungan gunung Seminung, dari sini bisa terlihat pemandangan danau maupun
pedesaan, serta puncak. Mendirikan tenda disini menjadi alternatif bagi pendaki
karena terlindung dari angin dan tepatnya luas. Namun karena di Puncak sudah
tumbuh semak yang cukup tinggi sehingga melindungi pendaki dari terpaan angin
yang kencang, maka pendaki sudah jarang mendirikan tenda di pos 4.
Jam 09:46 Wib kami lanjutkan
perjalanan turun, kami memang berniat untuk turun dengan santai sambil
menikmati perjalanan dan mengambil foto atau video. Dalam perjalanan ini banyak
ditemukan bunga bunga indah, yang kami tidak tahu apa namanya, hanya bisa ambil
fotonya. Gunung Seminung seperti karakter gunung lainnya di Lampung, track nya
seperti berundak undak akar yang tingginya 20 cm, 30 cm, atau bahkan lebih,
biasanya juga jadi jadi jalan air waktu hujan. Sehingga perjalanan naik maupun
turun sama sulitnya, malah kadang turunnya lebih sulit, sehingga waktu yang
dibutuhkan kurang lebih sama antara naik dan turun, terutama dari pos 4 ke pos
2. Perjalanan saat turun juga mesti berhati-hati, karena jalan licin, akar,
dibeberapa Lokasi berbatu kerikil.
Jam 10:48 Wib, kami sampai di pos
3, disini terdapat area yang agak luas, yang bisa menjadi alternatif pendaki
untuk mendirikan tenda, namun jarang sekali digunakan. Kami hanya istirahat
sebentar di pos 3 dan melanjutkan turun menuju pos 2. Sambil menikmati alam
sekitar, foto-foto bunga, pohon, lumut.
Rute menuju pos 2, masih sama
seperti dari pos 4 ke pos 3, jalan berundak akar, batu dan kadang harus meniti
tali yang disiapkan oleh petugas. Namun di rute ini terdapat pohon-pohon besar
dan tinggi, entah berapa umurnya, batangnya saja bisa 8 atau lebih orang
bergandengan untuk melihat lingkar batangnya, tingginya mungkin bisa 35 meter
lebih.
Jam 11:46 Wib kami sampai di pos
2. Disini area cukup luas, dan juga bisa digunakan untuk buka tenda, namun
biasanya pendaki jarang sekali nge camp di sini, karena jangkauan dari basecamp
masih dekat. Sekeliling pohon-pohon besar khas hutan rimba, cukup nyaman untuk
tempat istirahat makan sebelum meneruskan perjalanan. Kami hanya sebentar
disini, hanya makan roti, coklat dan camilan saja.
Jam 12:09 Wib hanya istirahat
sebentar, menurunkan beban carrier dan makan roti, kami lanjutkan perjalanan
menuju pos 1. Rute dari Pos 2 ke pos 1 sudah tidak banyak jalan yang berundak,
sehingga langkah kami bisa lebih cepat. Namun kami juga masih bisa menikmati
pemandangan hutan rimba dengan aneka hayatinya.
Jam 12:25 Wib kami sampai di pos 1,
pos yang sudah tidak pernah disinggahi oleh pendaki, sehingga posko nya tidak
terawat dan rusak serta lingkungan sekitarnya yang rimbun tertutup semak-semak.
Jam 12:28 wib kami kembali sampai
di basecamp gunung Seminung. Memang jarak dari basecamp ke pos 1 hanya kurang
lebih 100 meter.
Jam 13:33 wib kami berpisah
dengan teman pendaki dari Metro yang sebelumnya bergabung bersama naik ke
puncak gunung Seminung, dan kembali lagi ke basecamp. Terima kasih untuk Bagus
dan Rosid yang telah melalui perjalanan ini, meski baru bertemu setelah pos 2,
namun kebersaman sejenak menyimpan banyak kenangan bersama.
Sabtu, 29 Juni 2024
By Travel
Start Rumah : 07.30 wib
Bukit Kemnung, Makan siang : 11:13 Wib
Liwa :
14:24 Wib
Base Camp :
15:50 Wib
Tracking Naik
Base Camp :
16:02 Wib
Pesimpangan :
16:05 Wib
Pos 1 :
16:09 Wib
Pos 2 :
16:31 Wib
Istirahat :
16:39 Wib
Pos 3 :
17:45 Wib
Istirahat :
17:46 wib
Gelap, pakai senter :
18:10 Wib
Pos 4 :
18:50 Wib
Puncak :
19:36 Wib
Tracking Turun
Puncak :
09:20 Wib
Pos 4 :
09:40 Wib
Istirahat :
09:46 Wib
Pos 3 :
10:48 Wib
Pos 2 :
11:46 Wib
Istirahat Pos 2 :
12:09 Wib
Pos 1 :
12:25 Wib
Basecamp Gunung Seminung : 12:28