Wednesday, October 09, 2024

PENDAKI TIMIK TIMIK GOES TO GUNUNG SEMINUNG

 

Sekilas Gunung Seminung 1881 Mdpl

Gunung Seminung 1881 Mdpl berada di perbatasa Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat, provinsi Lampung dan Kecamatan Banding Agung Kabupaten Ogan Komuring Ulu Selatan provinsi Sumatera Selatan. Jarak dari kota Liwa sekitar 25 Km, kaki gunung ini berada di sebuah danau yaitu danau Ranau.

Rute menuju Base Camp Gunung Seminung Via Lumbok

Dari Bandarlampung – Liwa  : 240 Km (5 - 6 Jam) dengan kendaraan roda 4

Liwa – Base camp : 25 Km (45 menit)

Untuk mencapai Lokasi basecamp kami menggunakan jasa travel dari Bandarlampung dengan biaya Rp. 180.000 per orang (jemput – antar ) sampai lokasi basecamp gunung Seminung Via Lumbok

Pendakian kali ini kami jalani berdua, suami – istri (Hendro dan Yuli) yang kami sebut pendaki timik-timik (pendaki santai, jalan pelan) karena usia yang sudah setengah abad, namun semangat masih ABG.

Sebelumnya telah kami siapkan perlengkapan mendaki yang kami miliki. Tenda kap 2 orang, matras 2, carrier cap 45 L dan 35 L, Flysheet 1 lembar, alas tenda 1 lembar , Sepatu gunung 2 pasang, jacket 2 setel, sleeping bag 2 pcs, nesting 1 set, kompor gas portable 1 set, sterno 2 pcs, power bank cap 10000 mAh 1 pc, senter 1 pc, headlamp 1 pc, jas hujan 2 set, sandal jepit 2 pcs, lampu penerangan 2 pcs, P3K 1 set, Piring 2 pcs, sendok+garpu 2 pcs, gelas 2 pcs, korek api 2 pcs, pematik api 1 pc, battery cadangan 10 pcs dan bahan makanan (Mie instan, bubur instan, beras porang, sarden, korned, makanan ringan, dll), dan kami packing dalam 2 carrier.

Sabtu, 30 Juni 2024

Berangkat dari rumah jam 07.30 wib, karena penumpang hanya kami berdua, sopir travel tidak masuk tol karena harus mencari penumpang di sepanjang jalan. Berhenti di SPBU Sidomulyo, Bukit Kemuning, sekitar jam 11:13 Wib, untuk ke toilet dan isi BBM, ternyata Pertalite di SPBU ini habis, akhirnya kami lanjutkan perjalanan dan istirahat makan siang di rumah makan Sukapura di dekat Pinus Eco Park. Menu ayam goreng dan nila bakar ditambah es jeruk sungguh menggugah selera kami. Bila makan dirumah ini sudah termasuk seporsi tempe mendoan dan terong goreng. Sebagian nasi putih kami bungkus, juga seporsi tempe mendoan untuk makan kami selanjutnya.

Sampai di kota Liwa sekitar jam 14:24 wib lanjut menuju basecamp Lumbok, jalan dari Liwa menuju kecamatan Sukau di kawasan hutan jalan beraspal dibeberapa lokasi rusak tergerus air hujan, mesti berhati hati. Jalan Liwa - Muara Dua dipertigaan belok kiri menuju danau Ranau Lumbok Seminung, jarak sekitar 8 Km dari pertigaan. Dan kami sampai di jalan menuju arah basecamp jam 15:15 wib. Perlu diperhatikan bila kesini, agar tidak kelewatan, karena hanya ada tanda kecil menuju ke basecamp. Sampai di Basecamp jam 15:50 wib jalan kaki dari jalan raya dengan melewati beberapa rumah dan ladang sayuran.

Dengan membayar registrasi Rp. 10.000 per orang dan mencatatkan nama, alamat dan no handphone. Disini disediakan juga penitipan kendaraan roda dua dengan membayar Rp. 10.000 per kendaraan. Di basecamp tersedia air yang bisa diambil untuk perbekalan.

Alternatif / pilihan pendakian.

Pendakian gunung Seminung via Lumbok ada 2 alternatif yang bisa dipakai untuk para pendaki. Yang pertama adalah istilahnya tektokan, yaitu berangkat dinihari jam 02.00 – 03.00 wib menuju puncak dengan hanya membawa peralatan pribadi, makanan dan minuman secukupnya. Di puncak hanya beberapa saat atau jam, kemudian melanjutkan untuk turun lagi menuju basecamp. Keuntungannya adalah pendaki tidak perlu membawa peralatan seperti tenda, matras, dll, hanya perlu peralatan dalam perjalanan. Kelemahannya adalah, stamina harus prima, karena perjalanan menuju puncak dan istirahat sebentar kemudian kembali turun ke basecamp.

Alternatif kedua adalah mendaki dan camp di Pos 4 atau Puncak, disini diperlukan perlengkapan yang lengkap dan perbekalan yang mencukupi. Sementara tenaga digunakan untuk mendaki dengan beban penuh namun istirahat lebih lama setelah sampai puncak.

Setelah menyelesaikan registrasi kami mulai perjalanan menuju puncak jam 16:02 Wib, setelah beberapa saat mempertimbangkan untuk tektokan atau camp di pos 4 atau puncak. Jam 16:05 wib kami sampai dipersimpangan menuju rimba (arah ke kanan) dan ke kebun (arah kiri), disini diingatkan oleh penjaga hati hati agar tidak salah jalan menuju kebun penduduk.

Tiidak jauh dari perbatasan, kami sampai di pos 1 jam 16:09 Wib, pos 1 ini sepertinya tidak pernah digunakan, kondisinya tidak terurus, rusak, dan sudah tertutup semak semak, mungkin karena masih terlalu dekat dengan basecamp.

Jalan dari basecamp sampai pos 1 tidak terlalu menanjak, demikian juga dari pos 1 menuju pos 2, masih terlihat perbedaan elevasi yang rendah, belum banyak menguras tenaga. Dan jam 16:31 Wib kami tiba di pos 2. Istirahat sebentar untuk minum dan makan makanan kecil penambah tenaga.

Jam 16:39 Wib perjalanan kami lanjutkan menuju pos 3, di rute ini kami temui beberapa binatang, diantaranya kaki seribu yang berwarna hitam dan besar seukuran spidol board maker. Dan pohon pohon tinggi besar juga banyak di rute ini, entah berapa tahun umurnya, yang jelas tinggi, besar. Pada rute ini setengah perjalanan dari pos 2 masih tidak terlalu menanjak, hampir seperti dari pos 1 ke pos 2, namun setengah perjalanan selanjutnya tanjakan sudah menghadang.

Sekitar 20 menit perjalanan dari pos 2 jalanan mulai menanjak dan berundak yang cukup tinggi, harus berpegangan pada akar dan berhati hati agar tidak terpeleset. Disini sudah mulai terasa nafas yang ngos-ngosan alias menges, keringat mulai membasahi pakaian meski terasa ada angin yang berhembus.

Pendaki timik timik sudah mulai merasakan beratnya rute ini, ditambah beratnya beban carrier dengan segala perlengkapannya. Namun semangat terus memacu untuk tetap melangkah. Dan tentunya foto foto dan video menjadi salah satu sarana untuk sedikit melupakan beban dan tanjakan. Tentunya pemandangan pohon pohon dan tanaman hutan lainnya menjadi daya tarik yang juga bisa menghibur kami.

Pada rute pos 2 ke pos 3 ada jalan yang tinggi, licin dan harus dibantu tali untuk melewatinya, diperlukan kerjasama untuk melewatinya agar aman. Dan tanjakan demi tanjakan kami lewati dengan susah payah dan nafas yang ngos ngosan, konturnya sama, seperti undakan yang bervariasi tingginya dan harus berpegangan akar atau pohon untuk melewatinya.

Jam 17:45 Wib, kami sampai di Pos 3, disini cukup luas. Di Pos 3 kami bertemu dengan pendaki muda  lain, mereka berdua dari kota Metro. Sebetulnya mereka start dari basecamp dibelakang kami, namun karena masih muda, langkah mereka masih kuat dan cepat.

Tidak lama kami istirahat di pos 3, jam 17:46 wib perjalanan kami lanjutkan menuju pos 4. Dan rute ini ternyata semakin menanjak dan tentunya menguras tenaga kami. Kontur yang berundak sungguh lebih menyusahkan bagi kami, karena harus berpegangan pada akar atau pohon disekitar untuk melangkah.

Jam 18:10 wib suasana sudah semakin gelap, pandangan sudah mulai terbatas, kami gunakan head lamp dan senter untuk penerangan perjalanan ini. Dan kembali kami bertemu dengan Bagus dan Rosid, mereka ternyata menunggu kami. Cerita bahwa suasana gelap dan beban terasa berat menjadi alasan mereka menunggu kami untuk berjalan bersama dan berniat mendirikan camp di pos 4.

Dalam perjalanan malam, tidak banyak foto dan video yang kami buat karena gelap dan kami hanya menggunakan kamera HP. Fokus pada jalan berbatu yang gelap, menanjak dan tentunya semakin terbatas pergerakan perjalanan saat malam hari.

Sekitar jam 18:50 wib kami sampai di Pos 4, sebenarnya meragukan karena tidak ada penandanya. Rencana awal akan mendirikan tenda di pos 4, namun kami meragukan tempat ini adalah pos 4, maka coba kami lanjutkan sebentar mungkin pos 4 ada di depan. Ini sudah termasuk dalam punggungan gunung Seminung, dimana dikanan dan di kiri terlihat jelas lampu lampu rumah penduduk disekitar danau Ranau. Terus melangkah namun tidak lagi ditemukan area luas yang bisa kami gunakan untuk tenda, akhirnya kami lanjutkan perjalanan. Jalan sedikit datar, menurun, menanjak dan sampai akhirnya ada satu yang kami harus saling bantu untuk melewatinya, yaitu tebing batu yang basah, licin. Carrier kami pindahkan secara estafet ke atas, dan orangnya kemudian melewatinya dengan berpegangan pada tali yang sudah tersedia.

Tidak ada pohon tinggi, hanya semak sepanjang jalan yang kami lewati, sampai ketemu lagi jalan berundak dan menanjak. Sepertinya memang benar, yang telah kami lewati sebelumnya adalah pos 4, namun sudah terlanjur jauh, kami lanjutkan perjalanan menuju puncak.

Seteleh jalan menanjak, kami kembali melewati punggungan yang tidak terlalu menanjak dan di kanan dan kiri kami terlihat lampu lampu rumah penduduk terlihat indah dari kejauhan. Di punggungan ini ada beberapa lokasi yang cukup landai dan sebenarnya bisa digunakan untuk mendirikan tenda, namun kami coba mencari yang lebih luas. Dan ternyata tanpa kami sadari kami sudah didekat puncak, Jam 19:36 Wib kami sampai di Puncak gunung Pesagi 1881 Mdpl.

Sudah ada 3 tenda yang berdiri di puncak gunung Seminung sebelum kami tiba. Namun kami masih mendapatkan tempat yang datar dan nyaman untuk mendirikan tenda, 1 untuk kami pendaki timik timik (Hendro – Yuli) dan satunya untuk Bagus dan Fahri.

Makan malam ini, nasi putih yang kami bawa dari rumah makan Sukapura + tempe mendoan, sungguh nikmat di antara semilirnya angin malam. Kopi + susu panas juga kami sediakan.

Sekitar jam 21:00 wib udara semakin dingin dan angin berhembus semakin kencang. Beruntung untuk saat ini, saat kami mendaki, di puncak gunung Seminung dikelilingi tumbuhan Semak yang cukup tinggi, sehingga mengurangi hembusan angin dari segala arah. Mendirikan tenda di puncak memang banyak resiko yang harus dihadapi, antara lain angin yang cukup besar, atau bahkan bisa mengalami badai akan berbahaya. Juga bila hujan dan petir, sudah pernah terjadi korban tersambar petir beberapa tahun lalu. Mesti bijak untuk memilih lokasi mendirikan tenda dengan melihat situasi, cuaca, musim dll.

Udara semakin dingin, angin semakin kencang, kami berbincang dengan beberapa pendaki, berbagi pengalaman. Ada yang sudah beberapa kali mendaki, namun banyak diantaranya yang baru pertama kali mendaki gunung. Bintang bintang terlihat bertebaran di langit, sayang tidak bisa kami abadikan dalam bentuk foto atau video karena keterbatasan gear. Langit, bintang, yang tak terhalang apapun, cerah, indah, menakjubkan.

Jam 22:55 Wib kami masuk tenda. Tenda kami lapisi flysheet dan bagian luar sudah basah kena embun malam, angin berhembus kencang, meski disekeliling kami semak semak tinggi, namun angin tetap menguncang tenda kami. Jaket tebal, sleeping bag cukup membuat kami bisa tidur dengan nyaman meski harus memposisikan tubuh agar tidak terganjal batu. Meski di beberapa bagian puncak datar dan bisa untuk mendirikan tenda, banyak juga batu batu yang menganjal.

Oh ya, bila mendirikan tenda di puncak perlu diperhatikan untuk menyimpan barang barang dengan baik, apalagi bahan makanan, karena banyak tikus berkeliaran. Tikusnya gesit, locat sana, loncat sini bahkan bisa masuk tenda. untuk itu tenda harus benar benar rapat tanpa lubang.

Minggu, 30 Juni 2024

Jam 04:16 Wib kami bangun, keluar tenda, dan ternyata bulan tepat berada diatas kami, meski tidak full moon, namun keindahannya dikelilingi Bintang-bintang sungguh pemandangan yang menakjubkan. Hanya sebentar kami menikmatinya, dan kembali masuk tenda.

Jam 05:18 Wib kami keluar lagi untuk memastikan tidak ketiduran dan ketinggalan sunrise, ternyata cahaya baru kelihatan semburat diarah timur. Lampu lampu rumah penduduk dikejauhan terlihat indah. Sambil menunggu sunrise, masak energen untuk penghagat tubuh menjadi pilihan tepat.

Jam 05:30 Wib cahaya di ufuk timur semakin terang, dan momen ini kami abadikan dalam foto dan video. Cuaca hari ini begitu cerah bersahabat, setelah malam tadi meski cerah langit berbintang namun angin berhembus cukup kencang.

Jam 05:50 wib danau Ranau sudah semakin jelas kelihatan, dan tentunya sunrise juga semakin jelas semakin indah, saat saat yang tepat untuk berburu pemandangan indah sunrise disisi timur dan disisi lain warna biru langit, hijau hutan, hanya sebagian yang kelihatan awan tipis bergerak.

Jam 06:19 Wib, kami mempersiapkan sarapan, kali ini kami memasak mie instan + telur. Sebelumnya kami sudah menghabiskan energen, kopi susu, teh panas dan beberapa camilan, coklat. Jadi kami pikir mie instans sudah cukup.

Selanjutnya kami explore puncak gunung seminung dari beberapa sisi untuk mengabadikan moment indah yang belum tentu kalau kesini lagi akan mendapatkan pemandangan seindah ini. Segala sudut kami explore, baik pemandangannya, maupun tanaman atau bunga bunga. Hanya saja kami belum menemukan tanaman edelweiss yang konon ada di puncak gunung Seminung. Karena beberapa kali mendaki gunung di Lampung, belum pernah melihat bunga edelweiss.

Belum puas sebenarnya explore puncak gunung Seminung yang selalu membuat kami terpesona, disaat yang tepat, cuaca bagus, langit biru, danau membentang, sunrise, tumbuhan dll. Berharap kami untuk semalam lagi di puncak, namun keterbatasan waktu. Jam 08:30 Wib kami berkemas, packing untuk selanjutnya melakukan perjalanan turun ke basecamp.

Jam 09:20 Wib kami mulai melakukan perjalan kembali ke basecamp. Rencana jam 09:00 Wib untuk start, namun sekali lagi keindahan puncak Gunung Seminung membawa kami untuk berfoto ria sebelum turun. Sengaja kami turun dengan santai, dimana kami sebentar-sebentar berhenti untuk ber foto mengabadikan pemandangan yang begitu menakjubkan. Selalu menggoda untuk dibawa dalam kenangan yang tak akan terlupakan.

Jam 09:40 Wib kami sampai di Pos 4, meski tidak ada penanda khusus, namun kami yakin ini pos 4, ada Lokasi yang agak luas yang bisa digunakan untuk mendirikan tenda. Pos 4 ini merupakan punggungan gunung Seminung, dari sini bisa terlihat pemandangan danau maupun pedesaan, serta puncak. Mendirikan tenda disini menjadi alternatif bagi pendaki karena terlindung dari angin dan tepatnya luas. Namun karena di Puncak sudah tumbuh semak yang cukup tinggi sehingga melindungi pendaki dari terpaan angin yang kencang, maka pendaki sudah jarang mendirikan tenda di pos 4.

Jam 09:46 Wib kami lanjutkan perjalanan turun, kami memang berniat untuk turun dengan santai sambil menikmati perjalanan dan mengambil foto atau video. Dalam perjalanan ini banyak ditemukan bunga bunga indah, yang kami tidak tahu apa namanya, hanya bisa ambil fotonya. Gunung Seminung seperti karakter gunung lainnya di Lampung, track nya seperti berundak undak akar yang tingginya 20 cm, 30 cm, atau bahkan lebih, biasanya juga jadi jadi jalan air waktu hujan. Sehingga perjalanan naik maupun turun sama sulitnya, malah kadang turunnya lebih sulit, sehingga waktu yang dibutuhkan kurang lebih sama antara naik dan turun, terutama dari pos 4 ke pos 2. Perjalanan saat turun juga mesti berhati-hati, karena jalan licin, akar, dibeberapa Lokasi berbatu kerikil.

Jam 10:48 Wib, kami sampai di pos 3, disini terdapat area yang agak luas, yang bisa menjadi alternatif pendaki untuk mendirikan tenda, namun jarang sekali digunakan. Kami hanya istirahat sebentar di pos 3 dan melanjutkan turun menuju pos 2. Sambil menikmati alam sekitar, foto-foto bunga, pohon, lumut.

Rute menuju pos 2, masih sama seperti dari pos 4 ke pos 3, jalan berundak akar, batu dan kadang harus meniti tali yang disiapkan oleh petugas. Namun di rute ini terdapat pohon-pohon besar dan tinggi, entah berapa umurnya, batangnya saja bisa 8 atau lebih orang bergandengan untuk melihat lingkar batangnya, tingginya mungkin bisa 35 meter lebih.

Jam 11:46 Wib kami sampai di pos 2. Disini area cukup luas, dan juga bisa digunakan untuk buka tenda, namun biasanya pendaki jarang sekali nge camp di sini, karena jangkauan dari basecamp masih dekat. Sekeliling pohon-pohon besar khas hutan rimba, cukup nyaman untuk tempat istirahat makan sebelum meneruskan perjalanan. Kami hanya sebentar disini, hanya makan roti, coklat dan camilan saja.

Jam 12:09 Wib hanya istirahat sebentar, menurunkan beban carrier dan makan roti, kami lanjutkan perjalanan menuju pos 1. Rute dari Pos 2 ke pos 1 sudah tidak banyak jalan yang berundak, sehingga langkah kami bisa lebih cepat. Namun kami juga masih bisa menikmati pemandangan hutan rimba dengan aneka hayatinya.

Jam 12:25 Wib kami sampai di pos 1, pos yang sudah tidak pernah disinggahi oleh pendaki, sehingga posko nya tidak terawat dan rusak serta lingkungan sekitarnya yang rimbun tertutup semak-semak.

Jam 12:28 wib kami kembali sampai di basecamp gunung Seminung. Memang jarak dari basecamp ke pos 1 hanya kurang lebih 100 meter.

Jam 13:33 wib kami berpisah dengan teman pendaki dari Metro yang sebelumnya bergabung bersama naik ke puncak gunung Seminung, dan kembali lagi ke basecamp. Terima kasih untuk Bagus dan Rosid yang telah melalui perjalanan ini, meski baru bertemu setelah pos 2, namun kebersaman sejenak menyimpan banyak kenangan bersama.

 

Sabtu, 29 Juni 2024

By Travel

Start Rumah : 07.30 wib

Bukit Kemnung, Makan siang : 11:13 Wib

Liwa                                                  : 14:24 Wib

Base Camp                                      : 15:50 Wib

 

Tracking Naik

Base Camp                                      : 16:02 Wib

Pesimpangan                                 : 16:05 Wib

Pos 1                                                : 16:09 Wib

Pos 2                                                : 16:31 Wib

Istirahat                                           : 16:39 Wib

Pos 3                                                : 17:45 Wib

Istirahat                                           : 17:46 wib

Gelap, pakai senter                       : 18:10 Wib

Pos 4                                                : 18:50 Wib

Puncak                                             : 19:36 Wib

 

Tracking Turun

 

Puncak                                             : 09:20 Wib

Pos 4                                                : 09:40 Wib

Istirahat                                           : 09:46 Wib

Pos 3                                                : 10:48 Wib

Pos 2                                                : 11:46 Wib

Istirahat Pos 2                                 : 12:09 Wib

Pos 1                                                : 12:25 Wib

Basecamp Gunung Seminung     : 12:28

Friday, August 30, 2024

Gunung Pesagi, Berjumpa dengan Badai dan Segala Situasi


 Perjalanan sudah dirancang baik, rute lewat Bahway. Mulai jalan pada Jumat 17 Mei 2024 siang, sampai Bahway sudah malam dan sampai di basecamp Bahway sangat larut. Tidur di musolla, desa terakhir sebelum pendakian saat tengah malam. Rencana start mendaki pagi-pagi banget, tapi mana mungkin. Masih riweh ini itu akhirnya start jalan sudah jam 9 lewat. Di pintu rimba menyempatkan cari tambahan informasi dari Pak Irawadi yang menempati gubuk di pintu rimba.



Sampai puncak sudah hampir jam 8 setelah dua jam terakhir dihantam hujan badai di hutan lumut. Tapi langit biru keesokan harinya bikin lupa rasa capek. Biruuuu....



Thursday, January 25, 2024

Tahun Baru 2024 dan Masuk Tahun Naga Sebentar Lagi

 Pergantian tahun bisa saja terasa biasa. Seperti yang aku alami ketika masuk tahun 2024. Bahkan aku tak melewatkan secara khusus menikmati pergantian tahun, tahu-tahu bangun tidur sudah di tahun 2024. Hari terakhir di tahun 2023, 31 Desember, aku sibuk packing dan kemudian bersama Bernard dan bapaknya ada dalam bis Rosalia Indah dari Kediri menuju Lampung. Perjalanan yang seperti biasa penuh haru karena selalu tak pernah puas ada di Kediri, tak puas juga menemani bapak dan ibu di rumah Sembak selama seminggu di sana.

Perjalanan Rosalia Indah dimulai pukul 12.30 dari pull Gringging. Menunggu cukup lama sebelum bis datang dan mengantar kami ke Palur, kantor pusat Rosalia Indah. Menunggu sangat lama lagi di tempat ini sebelum bis kami berangkat sekitar jam 19.00 atau 20.00 malam. Pokoke terlalu lama menunggu dan menjengkelkan.

Tapi kejengkelan karena menunggu itu ditukar manis oleh Rosalia Indah dengan perjalanan yang cepat dan nyaman. Pada 1 Januari 2024, pukul 09.00 kami sudah sampai di pul Rosalia Indah di Way Halim Bandarlampung. Sangat cepat, jauh lebih awal dari perkiraan kami. Secara pas berangkat kami sampai di Kediri sudah pukul 15.00 lebih. 

Nah pas pergantian tahun ya posisinya sedang tidur pulas digoyang bis Rosalia Indah. Bahkan tak tampak cahaya-cahaya terang kembang api atau suara petasan atau bakar-bakar apalah apalah. Tampak biasa saja dalam perjalanan itu.

Tapi tahun 2024 tak bisa dianggap biasa saja. Gawe negara kita bakal membuat awal tahun menjadi asyik. Aku sudah berpikir untuk menyiapkan diri menghadapinya dan aku sudah mulai dari Desember 2023 dengan membuat diskusi-diskusi tentang demokrasi bersama jejaring maupun obrolan pribadi di dapur Hajimena.

Lebih greget lagi kalau mendengar atau melihat situasi politik masa kini yang kok kebangetan banget tak mutu. Dulu aku gegap gempita mendukung Jokowi. Pilihan yang tepat karena melalui posisinya itu dia bisa membuat beberapa perubahan cukup berarti di Indonesia. Tapi kali ini huhhh... aku menyesalkan sikapnya yang merusak apa yang sudah dibangun di Indonesia. Kali ini Jokowi bersalah karena beberapa pelanggaran demokrasi yang terjadi di Indonesia. Maka, kupastikan aku tak akan memilih mereka yang ada di sekitar Jokowi untuk melanggengkan pelanggaran-pelanggaran itu. 

Tahun 2024 akan menjadi tahun yang asyik penuh dinamika bagiku. Kalo cek di tahun Naga, tahun yang dikuasai hewan mitos ini pasti akan jadi tahun yang penuh tantangan. Gabungan antara nyata dan tiada, seluruh gejalanya di awal tahun, juga perkembangan pikiran-pikiran dari banyak orang, pasti akan membutuhkan gerak-gerak yang kuat. Selain itu yang tersembunyi seperti pikiran dan perasaan harus diekspresikan dengan tepat seturut kebutuhan perkembangan pribadi-pribadi.

Aku memilih untuk menikmati tahun ini dengan asyik. Beberapa kekuatan yang sudah kumiliki akan jadi bekal yang cukup terlebih jika aku mampu mengelolanya dengan baik.

Jika kalian membaca tulisan ini karena sedang mencari ramalan di tahun Naga Kayu, aku kasih beberapa petunjuk:

1. Siapkan fisik dengan olah raga teratur. Sebentar pun tak apa-apa tapi ayo senam atau jalan atau lari atau olah raga lain. Gerakkan tubuh secara baik. Juga beri asupan yang cukup bergizi sehat untuk tubuh. Ini akan jadi pelengkap untuk persiapan menghadapi apapun di tahun ini.

2. Seimbangkan tabungan dan pengeluaran secara cermat. Pemasukan mungkin tak akan beda dengan tahun lalu. Tapi ngirit dikit tak apalah. Pelit no, karena itu bagian dari keseimbangan. Tetep masukin point berbagi dalam daftar pengeluaran. 

3. Upayakan mendapat kesempatan-kesempatan rekreasi. Kalau di rumah ya nonton youtube, nyanyi-nyanyi di kamar mandi, bikin lelucon-lelucon sampa keluarga, dan seterusnya. Kalau punya kesempatan rekreasi di luar rumah, yuk pilih tempat-tempat murah dan indah. Di Lampung ada banyak tempat kayak gini, dan sangat terjangkau. Mau pantai, perbukitan, atau tempat nongkrong, banyakkk.

4. Melakukan kewajiban-kewajiban dengan tertib. Ndak usah nunda pekerjaan. Lakukan dengan disiplin tiap tahapnya. Jadi ndak numpuk tuh PRnya. Malah jadi beban entar.

5. Pertimbangkan sungguh jika ada tawaran-tawaran misal ditawari jadi caleg tah wakil bupati tah ketua apalah apalah. Jika memang bisa dilakoni karena punya kemampuan itu ya losss... lanjut. Tapi jika kira-kira bakal jadi beban ya lebih baik tiduran saja sambil nonton drakor.

Nah, gitu ya. Selamat menikmati tahun 2024, tahun Naga kayu yang bergeliat.

Wednesday, December 06, 2023

KOMISI KEADILAN, PERDAMAIAN, DAN PASTORAL MIGRAN PERANTAU (KKPPMP) KEUSKUPAN TANJUNGKARANG

Logo KKPPMP Keuskupan Tanjungkarang

  

 Siger dan perahu melambangkan wilayah kerja KKPPMP Keuskupan Tanjungkarang di Provinsi Lampung
Warna kuning emas melambangkan potensi dan harapan yang ada dalam masyarakat dan lingkungan Provinsi Lampung.
Burung merpati melambangkan perdamaian
Senjata yang dipatahkan melambangkan sikap aktif tanpa kekerasan
Bola dunia warna biru dan putih melambangkan kedalaman motivasi yang bersih
Daun lima warna melambangkan anti diskriminasi
Tulisan KKPPMP dan kepanjangannya di bagian bawah melambangkan mandat dan tanggungjawab dalam Keuskupan Tanjungkarang
Warna merah pada tulisan melambangkan tekad dan keberanian