Monday, May 26, 2025

DOA TAHUN YUBILEUM 2025

DOA TAHUN YUBILEUM 2025

Bapa yang ada di Surga, semoga iman yang telah Engkau anugerahkan kepada kami dalam Putra-Mu, Yesus Kristus, saudara kami, dan nyala api cinta kasih yang dicurahkan ke dalam hati kami oleh Roh Kudus, membangkitkan pengharapan yang mulia akan kedatangan Kerajaan-Mu di dalam diri kami.

Semoga rahmat-Mu mengubah kami menjadi penabur-penabur yang gigih akan benih- benih Injil yang menghidupkan umat manusia dan seluruh alam semesta dalam penantian yang penuh iman akan Surga dan Bumi baru, ketika mengalahkan kekuatan jahat, kemuliaan-Mu akan dinyatakan untuk selama-lamanya.

Semoga rahmat Tahun Yubileum ini menghidupkan kembali dalam diri kami, para peziarah pengharapan, kerinduan akan harta surgawi, dan curahkanlah bagi seluruh dunia, sukacita dan damai dari Sang Penebus kami. Bagi-Mu, ya Allah yang Mahakuasa, pujian dan kemuliaan sepanjang segala masa.

 Amin.

Thursday, May 22, 2025

SIAPA YANG INGIN KAU UNDANG UNTUK PEMAKAMANMU?

Adakah yang pernah terlintas pertanyaan ini saat merenung atau saat ngobrol: Siapa yang ingin kau undang untuk hadir dalam pemakamanmu? Hmmm... tentu saja saat itu terjadi bukan dirimu yang membuat surat undangan. Bahkan tak perlu surat undangan untuk melayat. Cukup ada pengumuman pendek tersebar lewat grup WA atau SMS atau telepon atau lewat berita di media massa atau media sosial.

Jadi bagaimana kita bisa mengundang orang yang tepat untuk hadir dalam pemakaman? Orang yang tepat, jumlah yang tepat? 

Aku selalu menganggap bahwa orang dapat kita undang ke pemakaman kita melalui tindakan dan perkataan selama hidup kita. Sebenarnya saat kita hidup inilah setiap saat kita sedang menebarkan surat undangan pemakaman kita. Pilihan tindakan atau sikap kita pada seseorang juga bisa menjadi penolakan atas kehadiran orang tersebut ke pemakaman kita.

Monday, May 19, 2025

TAKUT MATI?

 Hampir semua orang kalau ditanya:"Apakah siap mati sekarang?" Jawabannya nyaris seragam: Tidak siap. Hampir semuanya juga akan menyatakan takut pada kematian. Bahkan membicarakan tentang kematian saja sudah membuat tidak nyaman, menghindarinya. Juga tak mau memikirkannya terlalu lama dan mendalam tentang kematian.

Kalau pertanyaan itu ditujukan kepadaku, aku juga akan menjawab kayaknya tak akan pernah siap untuk mati. Masih merasa takut, bahkan bisa panas dingin seluruh badan jika menjumpai peristiwa yang dekat dengan kematian. Kapan aku mengalami peristiwa yang dekat dengan kematian? Paling seringnya saat perjalanan. Entah perjalanan menggunakan pesawat, kapal laut atau kendaraan roda dua/empat. 

Pesawat paling sering menyediakan ruang dekat dengan kematian. Cuaca buruk, atau kerusakan pesawat, sering banget aku alami. Kapal laut sering kualami karena tinggal di Lampung. Jika punya keperluan ke Jawa, mesti melewati Selat Sunda. Dan laut Selat Sunda tidak selalu tenang teduh. Sering banget dihajar badai. Saat menggunakan kendaraan roda dua atau empat bahkan tiga, sering juga menjumpai deg-deg sar seolah akan lenyap saat itu juga. Eh, bahkan saat jalan kaki pun bisa saja mengalami peristiwa dekat kemaatian, apalagi seperti aku dan suami yang sering melakukan perjalanan hiking ke daerah-daerah yang indah tapi sering kali dihadapkan pada konsekwensi cukup curam, licin, terjal yang memungkinkan terjatuh terpeleset.

Nah, kemarin saat sedang mengendara sepeda motor (terus terang saat menyetir sendiri sepeda motor, aku sering banget merasakan keheningan yang membantuku masuk dalam suasana doa atau fokus pada suatu pikiran), aku kepikiran tentang: Apa yang bisa membantu kita tidak merasa takut terhadap kematian?

Beberapa lintasan pikiran menyajikan inspirasi yang mesti kutulis biar ndak lupa. Takut mati dapat dikurangi dengan menghilangkan keinginan-keinginan. Bahkan keinginan yang paling remeh sekalipun. Misalnya ingin kaya, ingin sehat, ingin mengetahui kabar anak-anak, ingin dekat dengan cucu, ingin perjalanan ke mana gitu, ingin tidak kesepian, dan seterusnya. Jika tidak ingin pada apa pun lagi, saat itulah kita sudah siap untuk mati. Tidak akan takut mati.

Atau, mungkin itu bisa menjadi salah satu pertanda kita siap mati? Yaitu saat kita tak lagi punya keinginan apa-apa, entah barang atau tindakan atau harapan dan sebagainya. Tentu akan sangat memudahkan kita jika kita bisa memroses diri untuk tak lagi punya keinginan. Eh, yang aku maksud di sini tentang keinginan itu adalah keinginan duniawi ragawi ya.  Bukan keinginan imani seperti ingin dekat dengan Sang Pencipta, atau ingin menyatu bersamaNya.

Eh, jika pikiran ini memungkinkan, berarti keinginan sepertinya bisa menjadi 'penyembuh' yang pro kehidupan deh. Mungkin kita bisa meneruskan kehidupan dengan menghidupi keinginan. Semacam menyugesti diri sendiri akan melalui jenjang perkembangan tertentu dalam hidup. Hmmm... sepertinya cukup masuk akal. Aku inget seorang ibu yang sakit parah ternyata dapat hidup puluhan tahun kemudian saat dia meniati: "Aku mau menemani anakku menikah dan ikut merawat cucu-cucu." Secara pelahan ibu itu menjadi lebih sehat, lebih kuat segar dan cantik.  

Dalam percakapan paksu pagi ini, dia bilang kayaknya kalau sudah mati orang tidak punya rasa takut lagi. Udah selesai, finish. Nah, proses menuju mati itu yang bisa menakutkan. So? Dia bilang: Ya nyiapin diri supaya proses mati itu tidak menyeramkan. Misalnya? Ya misalnya kalau mati karena sakit tertentu itu menyeramkan maka mesti berusaha memelihara tubuh dengan baik. Kalau mati karena kecelakaan di gunung itu menyeramkan ya kudu prepare diri terlindung untuk mengurangi resikonya. Nah, semacam itu.

Hmmm... anggap saja ini sebagian tips menghadapi kematian tanpa takut, atau tips memperpanjang hidup lebih lama. Hehehe. Tips lain kita lihat nanti inspirasi yang bakal hadir. 

Friday, May 09, 2025

HABEMUS PAPAM: PAUS LEO XIV

 Paus baru terpilih. Paus Leo XIV, menjadi paus ke 267.


 Pidato pertamanya disampaikan usai menyapa umat yang berkumpul di Lapangan St. Peter Vatican, setelah asap putih mengudara dalam konklaf, Kamis, 8 Mei 2025.

 Terjemahan oleh: Melanius Jordan OFM, Misionaris di Kustodi Tanah Suci

Saudara-saudari terkasih, Semoga damai menyertai kalian semua!
Ini adalah salam yang diucapkan pertama oleh Kristus yang Bangkit, sang Gembala baik yang memberikan nyawanya untuk kawananNya. Saya pun ingin agar salam damai ini masuk ke dalam hati kalian, menjangkau keluarga kalian, dan semua orang dimanapun mereka berada, di seluruh penjuru bumi. Damai menyertai kalian semua!
Inilah damai dari Kristus yang bangkit. Damai tanpa senjata bahkan melucuti senjata, damai yang rendah hati dan gigih bertahan, damai yang berasal dari Allah, Allah yang mencintai kita semua tanpa syarat.
Masih kita kenang, suara lemah namun selalu berani dari Paus Fransiskus yang telah memberi berkat pada kota Roma. Paus Fransiskus yang memberi berkat juga pada dunia pada pagi hari raya paskah yang lalu. Kini izinkan saya juga untuk meneruskan berkat yang sama: Allah mencintaimu, Allah mencintai kamu semua, kejahatan tidak akan menang, kita semua berada di tangan Allah!  
Oleh karena itu tanpa rasa takut, mari kita bersatu, bergandengan tangan satu sama lain, berjalan bersama Allah, bergerak maju. Kita adalah murid-murid Kristus, Kristus akan menyertai kita. Dunia sedang membutuhkan cahayanya, kemanusiaan membutuhkanNya, mari kita bangun jembatan agar cinta kasih Allah dapat meraih mereka yang membutuhkan. Mari kita saling bahu-membahu membangun jembatan melalui dialog, melalui perjumpaan yang menyatukan kita semua menjadi satu umat, selalu dalam damai.
Terimakasih pada Paus Fransiskus, dan juga kepada para saudara kardinal yang telah memilih saya menjadi pengganti Santo Petrus dan berjalan bersama dengan kalian semua, sebagai gereja yang satu selalu mencari perdamaian, keadilan, tetap setia pada Yesus Kristus, tanpa takut mewartakan kabar sukacita sebagai misionaris.
Saya adalah putra Santo Agustinus (anggota Ordo Santo Agustinus). Ia yang pernah mengatakan: “Bersama kalian, aku seorang kristen dan untuk kalian aku adalah seorang uskup”.  Demikian kita semua dapat berjalan bersama menuju tanah air yang telah disiapkan Allah bagi kita.
Salam khusus saya sampaikan juga pada Gereja Roma. Mari kita berjalan bersama menjadi gereja misionaris, gereja yang membangun jembatan, membangun dialog, gereja yang selalu terbuka untuk menerima, seperti bentuk dari alun2 santo Petrus ini, dengan tangan terbuka, menerima semua yang membutuhkan cinta kasih kita, kehadiran kita dan dialog kasih.
(Dalam Bahasa Spanyol) Izinkanlah saya menyapa mereka yang pernah saya layani di Keuskupan Chiclayo, Peru. Dimana umat beriman mendampingi dengan setia uskup mereka, menjadikannya gereja yang setia pada Yesus Kristus.
Dan kepada kalian semua saudara-saudari terkasih, yang ada di Roma, di seluruh Italia dan seluruh dunia, kita jadikan gereja kita gereja yang sinodal, Gereja yang berjalan bersama, Gereja yang selalu mencari perdamaian, selalu mencari kasih, selalu berusaha untuk dekat dengan mereka yang menderita.
Hari ini adalah peringatan Bunda Maria dari Pompey. Bunda kita Maria akan selalu berjalan bersama, dekat dengan kita. Membantu kita dengan perantaraannya dan dengan cintanya. Maka saya hendak berdoa bersama kalian semua, kita berdoa untuk tugas baru ini, dan tentu saja untuk seluruh gereja, dan untuk perdamaian dunia. Dan kita mohonkan rahmat khusus ini dengan perantaraan Bunda Maria, Bunda kita…
Salam Maria….