Tuesday, June 10, 2025

UMUR PANJANG PENTINGKAH?

 Setiap kali ulang tahun, ucapan yang familier adalah: "Selamat ulang tahun, semoga panjang umur." Benarkah panjang umur adalah pilihan yang terbaik? Begitu pentingkah umur panjang itu? 

Bertemu Bu Lian yang masih begitu lincah pada usia 90, aku spontan bercita-cita ingin seperti beliau. Tapi tentu saja seluruh hidupnya berbeda denganku. Gaya dan pola hidup pasti beda blas. Misal, beliau protes ketika mencium aroma asap rokok di gedung DKL. Beliau tak bisa kena asap rokok. Bisa menjadi sesak. Sedangkan aku, aku masih bisa menerima asap rokok walau aku tidak sedang merokok. Juga ketika sedang tidak fit, aku malah bisa merokok kretek rempah. Membuatku eh mungkin menyugestiku menjadi lebih segar. Tidak menjadi sesak.

Namun aku juga pernah bertemu banyak orang pada usia muda yang sungguh membuat prihatin karena terbelit masalah pada tubuhnya. Bukan hanya karena penyakit bawaan, tapi penyakit yang muncul karena gaya atau pola hidupnya. Bagaimana bisa mengalami hidup panjang dalam deraan sakit yang tak mungkin disembuhkan?

Gie, Soe Hok Gie pernah menulis: “Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.” Dia mati muda di Gunung Semeru pada puncak produktifitasnya. Dia pasti bahagia karena memang itulah yang dipikirkannya sejak mula.

Aku pernah tahu seorang nenek yang sudah berumur lebih dari 80 tahun, tak mampu lagi beraktifitas bertahun-tahun, hidup mengandalkan bantuan orang lain. Masih hidup, tapi tak mampu lagi bahkan untuk memilih akan yang akan dimakan atau diminum, tak bisa lagi bicara dengan baik atau tepat, tak bisa lagi mendengar suara-suara... 

Jadi, piye? Pentingkah panjang umur? Andai hidup ini sarana untuk mendapatkan pengalaman ragawi untuk jiwa yang sudah diciptakan, kupikir rentang waktu hidup tak lagi penting. Lebih penting bagaimana memilih menggunakan pengalaman hidup ini sebaik-baiknya.


No comments:

Post a Comment