Aku akan menuliskannya per tahap nantinya. Sebisa mungkin dengan detail-detailnya. Yang perlu kucatat di bagian awal ini dimulai pada 2 Pebruari 2017saat aku menerima surat dari Kardinal Turkson, yang awalnya kucurigai sebagai olokan dari siapa gitu. Susah dipercaya. Surat itu memintaku untuk menyimpan tanggal 3 dan 4 April karena mereka mengundangku untuk peringatan 50 tahun Popularum Progressio di Vatican.Aku telpon mas Hendro sambil menjerit-jerit, haaa... ini surat benar ndak sih? "Aku akan tunggu surat resminya sebelum aku menyiapkan ini itu." Putusku.
Saat itu aku sedang menyiapkan diri untuk pergi ke Filiphina acara JPW Meeting. Jadi surat itu aku abaikan dengan penuh harap. Tentu saja setelah mengirimkannya dengan hati-hati ke Rm. Indro yang sedang sekolah di Roma (dia akan membantu banyak) dan juga ke Nadet di Swiss (yang spontan kepikir untuk dikunjungi jika memang aku jadi pergi). Dua nama ini otomatis muncul saat aku terima surat itu, tapi setelah berandai-andai dengan mereka berdua, aku berusaha melupakannya. Aku menikmati beberapa pekerjaan, juga kepergian ke Manila dan Batangas, dan berusaha melupakan surat itu walau aku sangat berharap bisa pergi sesuai undangan itu.
Sampai sebulan kemudian tak juga ada kabar lanjutan dari surat itu. Hmmm.... (Klik sini untuk sambunganya.)
No comments:
Post a Comment