Friday, September 20, 2013

A part of Sri Lanka 7 : Here Now

(Kisah sebelumnya)

Bandaranaike International Airport
Perjalanan 8 hari sudah selesai. Aku lelah dengan berbagai dinamika naik turunnya perasaanku selama di Sri Lanka. Di hari terakhir aku sungguh berharap ingin segera sampai rumah dan tidur nyenyak. Tidur nyenyak hanya bisa terjadi di rumah (Hmmm..., lain waktu mesti mbahas soal 'rumah'.).  Tapi mana bisa? Enak saja pergi gratis semata grace dibayari orang lain kok kemudian mau enak-enak tidur nyenyak.

Lihat saja. Begitu tiba di Bandaranaike subuh buta (Malam sebelumnya tidur di salah satu hotel dekat bandara karena penerbangan balik Jakarta sangat pagi, jam 07.15. Jam 04.00 mobil hotel sudah menunggu di depan hotel untuk ngantar.) setelah urusan boarding pass dan imigrasi beres, duduk manis di ruang tunggu. Masih ada waktu sekitar 2 jam. Beberapa ribu rupee Sri Lanka aku habiskan di gerai Odel yang ada di bandara untuk tiga kaos hitam buat para kekasihku, beberapa batang pensil (hehehe) dan sebuah hiasan dinding. Rupee Sri Lanka gak akan laku di Indonesia, jadi lebih baik tidak dibawa pulang kecuali beberapa recehan untuk kenang-kenangan.

Segera aku dapat mengenali rombongan-rombongan dari Indonesia atau menuju Indonesia. Dan jika mereka berada dalam rombongan seperti itu, bisa dipastikan mereka adalah tenaga-tenaga kerja dari Indonesia yang sedang transit. Dalam pesawat ada lebih 20 perempuan dari Indonesia yang sedang pulang kampung dari berbagai negara di daerah Arab.

"Belum habis kontrak, bu. Tapi mau pulang saja," ujar seseorang yang mengaku dari Indramayu. Dia bekerja di Abu Dabi sekitar 6 bulan, dan ternyata gaji yang dia terima tidak cocok dengan yang dijanjikan. "Katanya digaji 800, ternyata hanya diberi 60 sama majikan. Tidak kerasan."

Seorang lain dari Kerawang, masih muda sekitar 20-an tahun sudah 2 tahun bekerja di Oman (Oman tuh mana ya? Entar aku cek di peta.) Dia kelihatan segar dan gembira. "Kangen rumah, bu. Ini baru habis kontrak dan pengin pulang dulu. Nanti mau pergi lagi, tapi penginnya ke Taiwan atau Hongkong saja. Katanya di sana gaji lebih besar dan enak."

Kebanyakan para tenaga kerja ini perempuan walau aku melihat ada beberapa bapak atau pemuda yang berada dalam rombongan. Beberapa di antara mereka kelihatan tegak percaya diri tapi sebagian dengan wajah kuyu capek. Kita bisa menduga cerita di belakangnya dari wajah-wajah mereka itu.

Begitu tiba di Indonesia, berita-berita baru mulai masuk telinga. Anak si Dani yang menabrak hingga menewaskan orang, Vickinisasi yang tengah heboh, Wilfrida yang sedang menunggu hukuman gantung di Malaysia, pilgub Lampung yang entah, dll dll, dll. Jadi, tak ada waktu untuk tidur nyenyak. Berjuang! Jaringan termasuk jaringan Asia - Pasifik akan mempunyai peran nanti entah seberapa besar.

Ohya, tentu saja aku punya lebih banyak oleh-oleh selain yang sudah aku tulis di blog ini. Sebagian akan aku sebar dalam puisi-puisi romantis melankolis sok dalam, sebagian akan muncul di cerpen-cerpen tertentu, sebagian lagi jadi bahan cerewet untuk orang-orang kasihan yang kebetulan ada di sekitarku, dan sebagainya. Jika ada yang ingin aku bagi lagi, tentu juga akan muncul di blog ini lagi suatu ketika nanti. Aku akan merindukan Sri Lanka bahkan juga dengan kari-karinya. Sungguh. *** (Selesai)

No comments:

Post a Comment