Tuesday, September 17, 2013

A part of Sri Lanka 2 : Saree

Kisah sebelumnya

Masuk ke pesawat Airbus A321 milik Mihin Lanka airlines, anak perusahaan Srilankan Airlines serasa sudah masuk ke Negara Republik Sosialis Demokratik Srilanka sendiri. Pesawat ini sudah menyodorkan Sri Lanka dengan penampilan para pramugarinya. Mereka memakai baju model sari (saree) warna biru, rambut digelung cepol, dan senyuman yang Srilankan banget deh.


Begitu masuk Bandaranaike International Airport di Colombo sari menjadi pemandangan khas di sana sini. Begitupun di sepanjang jalan mulai dari bandara hingga Kandy. Para gadis dan ibu mengenakannya dalam berbagai model. Di jalanan mereka mengenakannya dengan santai banget, ndak kelihatan ribet. Namun apapun warnanya dan siapapun yang mengenakannya, aku selalu menganggap sari membuat anggun pemakainya.

Di kesempatan pertama besok harinya di Kandy City, aku pun hunting sari. Pengin banget punya dan memakainya. Acara masih akan dimulai petang hari, jadi ada cukup waktu untuk mendapatkan minimal satu sari untuk diriku sendiri. Di sebuah toko aku mendapatkan sari dengan warna yang kusuka dan harga yang sangat murah, sekitar LKR 1.000 untuk selembar sari dan sepotong baju atasannya. Jika dikurskan ke rupiah tidak sampai 100 ribu RP. 1 LKR = 130 RP.

Pelayan toko dengan senang hati mengajariku cara memakai sari.
Mula-mula pakai dulu baju atasan dan jangan lupa memakai rok dalam, legging atau celana pendek. Atasan biasanya shirt ketat yang pendek hanya menutup dada dan pundak. Jelas akan kelihatan bagian perut dan punggung. Tapi baju atasan ini bisa juga menggunakan macam-macam model. Aku lihat perempuan-perempuan menggunakan banyak variasi untuk ini. Di bagian ujung lembaran sari yang dibeli biasanya ada sekitar 1 meter kain yang bisa dipotong untuk membuat atasannya  sehingga dapat serasi dengan sarinya.

Tahap kedua, lilitkan kain sari, ikat kuat di pinggang, buat lipatan-lipatan (bisa 7 atau 9 lipatan kata si pelayan toko) lalu selipkan di bagian perut. Sisanya lilit sekali ke belakang lalu disampirkan ke bahu seperti selendang. Bisa dirapikan tertumpuk di pundak, atau dibiarkan lebar atau bisa juga dipakai sebagai kerudung.

Lihat hasilnya. Walau kurang rapi, kelihatan anggun kan? Hehehe...maksa. (Bersambung)

No comments:

Post a Comment