Tuesday, April 26, 2011

Puisi Paskah

Aku membaca ini di harisatiman.blogspot.com. Aku ingin ikut menyebarkannya. Terimakasih Ulil. Kau memberiku inspirasi hening pada paskah tahun ini. Salam dari Lampung.

Puisi Paskah

Oleh :
Ulil Absar Abdala


Ia yang rebah,
di pangkuan perawan suci,
bangkit setelah tiga hari, melawan mati.
Ia yang lemah,
menghidupkan harapan yg nyaris punah.
Ia yang maha lemah,
jasadnya menanggungkan derita kita.

Ia yang maha lemah,
deritanya menaklukkan raja-raja dunia.
Ia yang jatuh cinta pada pagi,
setelah dirajam nyeri.
Ia yang tengadah ke langit suci,
terbalut kain merah kirmizi: Cintailah aku!

Mereka bertengkar
tentang siapa yang mati di palang kayu.
Aku tak tertarik pada debat ahli teologi.
Darah yang mengucur itu lebih menyentuhku.

Saat aku jumawa dengan imanku,
tubuh nyeri yang tergeletak di kayu itu,
terus mengingatkanku:
Bahkan, Ia pun menderita, bersama yang nista.

Muhammadku, Yesusmu, Krisnamu, Buddhamu, Konfuciusmu,
mereka semua guru-guruku,
yang mengajarku tentang keluasan dunia, dan cinta.

Penyakitmu, wahai kaum beriman:
Kalian mudah puas diri, pongah,
jumawa, bagai burung merak.
Kalian gemar menghakimi!

Tubuh yang mengucur darah di kayu itu,
bukan burung merak.
Ia mengajar kita, tentang cinta,
untuk mereka yang disesatkan dan dinista.

Penderitaan kadang mengajarmu
tentang iman yang rendah hati.
Huruf-huruf dalam kitab suci,
kerap membuatmu merasa paling suci.

Ya, Jesusmu adalah juga Jesusku.
Ia telah menebusku dari iman,
yang jumawa dan tinggi hati.
Ia membuatku cinta pada yang dinista!

Wednesday, April 20, 2011

Ulat Bulu

Jangankan melihat ulat bulu, membayangkan, memikirkan, atau bahkan membicarakan atau menuliskannya seperti ini sudah membuat bagian-bagian tertentu tubuhku gatal dan merinding. Mengapa fenomena aneh ini muncul di berbagai tempat di Indonesia justru tentang ulat bulu? Agak sulit memikirkannya lama-lama karena aku terus bergidik. Tapi point-point penyebab merebaknya ulat bulu:
1. Hujan berkepanjangan. Kupu-kupu biasanya muncul saat musim kemarau tiba.
2. Tidak ada mata rantai pemakannya. Burung, kadal dll semakin habis.
3. Ketidak seimbangan siklus semesta. Ini mengerikan, karena berarti bukan hanya tentang ulat bulu tapi juga tentang hal-hal lain.

Sekarang jadi mikir egois, takut pada ulat bulu atau mau berpikir lebih luas tentang sosial dan ciptaan keseluruhan? Ini pasti ada kaitan dengan pola hidup manusia kini. Yukk, koreksi diri sendiri. Mulai dari cara makan (manusia tuh rupanya makan segala hal, sedang makluk lain sangat terbatas menunya. udah terbatas makanannya, dimakan pula sama manusia) Lalu juga cara bersikap terhadap tanaman dan hewan. Kita mulai dari kita masing-masing. Sementara aku masih egois banget karena aku sangat takut pada ulat, apa lagi ulat bulu. (Ulat beras yang kecil itu saja bisa membuatku semaput. Aduh!)

Tuesday, April 12, 2011

Tanda Tanya

Nonton Tanda Tanya seperti menonton potret Indonesia masa kini dalam keberagaman agama, etnis, cara pandang, sekaligus potensi konflik di dalamnya. Film garapan Hanung Bramantyo ini dimulai dengan setting di sebuah area dekat Pasar Baru yang di kompleks ini ada masjid, gereja dan klenteng. Ditonjolkan etnis Jawa dan China, dalam tiga agama yaitu Islam, Katolik dan Konghuchu. Tokoh-tokoh di dalamnya digambarkan sedemikian rupa sehingga aku dapat menangkap mereka seperti orang-orang yang pernah aku kenal, aku temui atau aku lihat.

Misalnya Menuk, seorang soleha Muslim yang taat beragama namun bekerja di restoran Kanton yang menyediakan juga masakan babi. Dia loyal terhadap majikannya, Tan Kat Sun, sepenuh hati seperti orang-orang Jawa yang mengabdi, kadang naif namun teguh pendirian.

Soleh, suami Menuk, adalah seorang pencemburu. Dia ingin berpegang pada agamanya, namun dia dikendalikan oleh hatinya. Dia masuk sebagai Banser NU, dan mati karena bom yang ditemukannya di dalam gereja saat malam Natal.

Hen adalah anak Tan Kat Sun, yang tak bisa memiliki Menuk. Dia jadi sinis pada semua orang dan ngawur dalam egoisnya. Namun perjalanan hidupnya, kematian bapaknya, dan dorongan dari ibunya untuk memilih, membuat dia masuk Islam.

Tan, seorang penganut Konghuchu, pemilik restoran Kanton, sekuat tenaga ingin toleran pada karyawannya yang banyak muslim, dan juga masyarakat sekitarnya. Namun siapa yang bisa percaya pada China yang menyediakan babi di restorannya walau dia bilang wajan untuk memasak babi dan ayam dipisahkan, juga piring dan sendok, dan sebagainya? Adakah yang percaya walau dia membaca juga buku-buku tentang Islam supaya paham terhadap masyarakat di sekitarnya?

Rika, seorang janda satu anak bernama Abi bercerai karena tidak mau dimadu. Juga pindah agama Katolik karena ingin menemukan Allahnya yang Al-rahman, Al-rahim, Al-mukmin. (Aku tidak menemukan kata-kata pastinya, hanya berdasarkan ingatan.) Allah yang maha baik, maha kasih, maha merangkul...

Surya, ingin jadi artis. Selalu dapat peran piguran jadi penjahat. Sampai kemudian dapat peran utama, menjadi Yesus untuk pementasan Jumat Agung. Ustadnya menyakinkan dia bahwa Islamnya tidak akan berubah karena peran tubuhnya yang seperti itu. Dia semakin tekun belajar Islam dan semakin toleran setelah banyak peristiwa itu.

Ada tokoh-tokoh lain di situ, seperti Ustad dan Pastur. Mereka ditampilkan sebagai tokoh-tokoh sejuk. Ada juga tokoh-tokoh 'provokator' pertikaian seperti Doni, anak-anak muda tanpa nama, juga tukang gosip seperti Ibu Novi. Namun hingga bagian akhirnya aku hanya kepikir satu judul untuk film yang digarap penuh tanda tanya ini. UNHOPELESS. Itulah kata-kata yang kupilih untuk menggambarkan potret dalam film ini.

Tuesday, March 29, 2011

Jealous

Aku biasa sombong mengatakan bahwa diriku adalah orang yang merdeka. Jika aku ingin melakukan sesuatu maka itulah kehendakku. Apapun reaksi yang kuterima tak akan memberi pengaruh apapun. Jika mau senyum, ya aku akan senyum. Karena aku yang ingin dan memutuskannya tidak ada ruginya sama sekali andai aku tidak dibalas senyum atau bahkan dibalas umpatan.
Aku kira aku sungguh-sungguh telah menjadi orang yang merdeka seperti itu sehingga aku tetap akan lurus maju di jalan ini. Jalan yang sudah kupilih. Jalan yang penuh belajar tentang cinta kasih.
Aku kira aku seperti itu.
Ternyata tidak. Hari ini aku sangat cemburu hanya karena aku tidak diperlakukan seperti yang aku ingin dapatkan.
Aku sangat cemburu.

Monday, March 28, 2011

Bunuh Diri

Seorang yang kukenal bunuh diri. Aku tidak tahu harus merasa apa. Tapi, bagaimana bisa pilihan ini diambil? Tidak adakah harapan satupun? Tidak adakah hal lain yang bisa dilakukan senekat apapun selain bunuh diri (dan membunuh orang lain)? Teman, jangan limpahkan rasa salah ke orang lain, tapi lihat diri sendiri. Ada banyak harapan di sekeliling kita.
1. Putus cinta. Masak sih harus bunuh diri? Anang usai putus cinta, cerai, sakit hati, kemudian dapat dekat dengan cewek lain bebas, bisa pilih. Karies menanjak, lebih terkenal.
2. PHK. Masak sih harus bunuh diri? Anak-anak di terminal itu bisa tetap hidup dengan jual rokok eceran. Masak orang lain tidak bisa melakukannya. Dagang apapun, lakukan apapun, kalau tetep gak bisa jualan, ngemis dulu gak apa-apa. Baru kemudian jualan.
3. Gak bisa lanjutin sekolah. Masak sih harus bunuh diri? Berhenti sekolah sebentar ya gak pa-pa. Malah enak gak ngerjain PR. Lalu cari-cari cara, terus lanjut lagi. Malu ketuaan? Halah, malah enak ketemu yang muda-muda, jadi kita yang paling senior.
4. Gak punya duit saat anak sakit. Aduh, masak harus bunuh diri? Kan anak-anak harus tetap dirawat, tetap didoakan. Kalau sudah mati gak bisa melakukan itu.
5. Diejek orang. Masak harus bunuh diri? Apa ruginya diejek orang? gak mencuil hidung kita. Kita hidup gak harus tergantung orang lain kok.
6. Hayo sebutkan alasan lain mengapa harus bunuh diri. Lalu kita bahas nanti kenapa hal itu gak perlu kita lakan...
Banyak harapan, teman. Banyak harapan di dekat tubuh diri kita.

(Banyak doa untuk Agus. Mohon ampunan Tuhan untuk kerapuhannya.)

Wednesday, March 23, 2011

Heli

"Ibu kenal Heli?" Albert bertanya saat pulang dari sekolah kemarin.
"Ndak. Siapa dia?"
"Itu bu, anjingnya Vio." O. Hehehe...kirain siapa.
"Ibu kira Vio gak punya anjing. Gak pernah lihat atau dengar gonggongnya." Kataku sambil mengingat-ingat.
"Iya, memang tidak di rumah itu. Dititip ke orang."
"Kenapa tidak dipelihara sendiri?"
"Dulunya dipelihara sendiri tapi karena apa gitu terus dititip. Kayaknya karena Vio gak rajin merawat atau apa gitulah, bu. Aku juga gak jelas. Tapi Heli tuh anjing baik. Dia sangat suka kalau dielus, didekati. Gak galak. Aku pernah bertemu beberapa kali, dia bisa dilatih. Kalau disuruh berdiri dia akan berdiri. Disuruh berguling, dia akan tiruin kita berguling. Tapi kemudian dia jadi agak galak sekarang."
"O, kenapa bisa gitu?"
"Habis ditabrak motor, dia jadi berubah. Kayaknya dia jadi trauma, bu. Kalau didekati dia sudah curiga duluan. Kasihan. Dan lagi jalannya jadi pincang."
Hmmm, aku pikir ya begitulah. Karena pernah ditabrak sekali, Heli jadi berubah perangainya. Apalagi kalau manusia sering 'ditabrak', jelas sekali akan berubah. Bisa jadi apapun.

Friday, March 18, 2011

Mengirimkan Jenasah

Saat duka terjadi kapanpun. Kesedihan dan kepanikan terjadi tanpa diundang. Apalagi jika tidak ada teman yang membantu untuk berpikir jernih tentang segala hal teknis praktis yang diperlukan mengurus yang meninggal maupun yang berduka. Satu pengalaman bagi perantau, ketika seorang teman meninggal jauh dari kediamannya dan harus dimakamkan di tempat asal.
Berikut ini tips untuk mengirimkan jenasah ke tempat keluarga yang jauh, berdasarkan pengalaman dalam duka untuk Yusi. (Dia yang ceria gembira saat wisuda kakaknya, Yessy, dalam sekejab dipanggil Tuhan di Lampung dan harus dibawa ke Kabanjahe karena seluruh keluarganya ada di sana. Aku menuliskan ini masih dalam duka karena kepergiannya (16/3) yang tak terduga.)
1. Sekejab setelah kabar duka, luapkan saja seluruh emosi. Menangislah, merataplah. Tidak ada yang salah dengan sedih, duka.
2. Tegakkan badan, lihat sekitar. Siapa yang cukup kuat dan tidak kuat akan terlihat. Bagi peran akan berjalan sendiri pada situasi ini.
3. Urus jenasah. Dia akan memerlukan peti. Kalau ini terjadi di rumah sakit, biasanya petugas rumah sakit punya hubungan ke sana. Juga keperluan-keperluan lain seperti memandikan, mengenakan baju yang pantas, pemberian formalin (ini harus diberikan karena akan dikirim jauh memakan waktu).
4. Jangan lupa minta surat keterangan kematian dari rumah sakit. Ini akan diperlukan sepanjang perjalanan. Isinya antara lain bahwa tidak ada penyakit menular dan juga kondisi-kondisi jenasah yang mengkuatirkan berdampak bagi orang lain. Surat ini juga digunakan untuk mendapatkan surat keterangan/jalan ke kepolisian. Urusan ini sangat cepat dan mudah, jadi tidak usah kuatir atau negatif thinking biar semua dapat berjalan lancar tanpa emosional.
4. Cari penerbangan dengan cargo yang dapat menerima jenasah. Langsung kontak ke maskapai untuk tanya ini. Biasanya akan dihargai berdasarkan beratnya. Sriwijaya Air punya pelayanan baik untuk Yusi. Aku berterimakasih sekali untuk itu sehingga perjalanan Lampung - Jakarta - Medan sangat ok untuknya dan keluarganya.
5. Urus sekaligus penerbangan bagi orang yang akan mengikuti jenasah. Paling mudah dalam penerbangan yang sama. Tapi kalau tidak pun tidak masalah, karena sesudah masuk cargo, tidak perlu lagi peti ditemani. Dia pasti diurus dengan baik.
Untuk membawa ke bandara, di rumah sakit pasti mempunyai akses ambulan untuk keperluan ini. Tanya saja ke petugas.
6. Jangan lupa kontak keluarga di tempat asal untuk memastikan mereka menyambut dengan segala keperluan. Mobil jenasah, rumah duka yang siap, dan sebagainya.
7. Segala urusan ini butuh uang yang banyak. Mungkin akan perlu hutang.
8. Keluarga yang berduka, tidak akan bisa berpikir jernih. Temani terus, bantu, tanya, dan perhatikan fisik mereka. Makan minum secukupnya perlu dipaksakan supaya mereka kuat. Mereka ini yang lebih butuh perhatian.

Aku masih menyeka mata untuk Yusi. Selamat jalan. Kau adalah rahmat bagi kami semua dalam perjumpaan singkat di Lampung ini. Bahkan di titik akhir pun kau masih memberikan kesempatan pengalaman bagi banyak orang. Khususnya aku. Terimakasih.

Friday, March 11, 2011

SBY

Presiden merupakan satu posisi di Indonesia yang paling berpengaruh untuk membuat sebuah perubahan atau sebuah kemandegan. Ya, berpikir bodo aja, misalnya kalau aku yang bilang tentang sesuatu hal, pengaruhnya paling hanya padaku sendiri, pada orang-orang dekatku. Kadang juga gak ngaruh sama sekali karena jarang banget ada orang mau mendengarkanku. Nah, orang-orang lain juga begitu. Kadar pengaruhnya pada urutan tertentu sesuai dengan posisinya, pengalamannya, kedekatannya dengan orang lain, karakternya dan sebagainya.
Nah, (lagi) kalau ngomong presiden di negara presidensiil, yang presidennya dipilih oleh lebih 50% rakyat, jelas pengaruhnya besar sekali. Bersabda apa saja bisa memberi pengaruh besar bagi negara ini. Nah, jadi Pak SBY, anda mau beri pengaruh apa? Baik atau buruk? Jangan lagi takut tidak dapat dukungan atau kepercayaan. Di tangan andalah aku sudah berikan mandat. Ayolah berbuat untuk kami semua. Jangan hanya untuk partai koalisi, jangan hanya untuk kemapanan posisi, jangan hanya untuk keluarga anda! Kami sudah memberikan mandat, maka lakukanlah!
1. Perlindungan dari kekerasan
2. Perlindungan dari pemerasan
3. Perlindungan dari keraguan
4. Perlindungan terhadap seluruh hak
5. Biarlah negara tetap tegak karena suaramu
Jika tidak bisa lakukan itu, aku akan mencabut mandatku!

Monday, February 28, 2011

Nurdin Halid

Membaca PSSI, Nurdin Halid dan segala kerumitannya, membuatku ingin menulis juga tentang hal ini. Tapi rupanya isi otakku hanya penuh pertanyaan. Diwakili satu pertanyaan aja dulu : Kenapa ya untuk urusan sport seperti ini banyak yang tidak sportif?

Sayangnya ini terjadi justru pada saat para pemain bola Indonesia sedang naik daun. Sedang mulai ancang-ancang untuk berprestasi. Moga-moga mereka bisa melepaskan diri dari masalah 'bengek' macam itu. Tetap semangat para pemain bola!

Thursday, February 24, 2011

Astaga Dipo Alam!

Astaga!

"Saya hendak mendidik media sebagai pemangku kekuasaan, mengingatkan mereka, kan hak saya sebagai rakyat. Jangan media menjadi institusi can do no wrong. Kenapa saya harus takut? Dibawa ke Dewan Pers juga saya siap." Dipo Alam yang berkata.

Aku bisa bilang apa lagi? Seorang Dipo gitu loh.

"Kami ingin mendidik pemerintah sebagai pemangku kekuasaan negara, mengingatkan mereka, kan hak kami sebagai rakyat. Jangan pemerintah negara menjadi institusi can do no wrong. Kenapa kami harus takut? Di bawa kemana saja kami siap." Ini nih kami yang bicara, sebagian kecil dari orang media.

Astaga!

Sunday, February 20, 2011

Ingat Munir


Bertemu dengan Suciwati, Sumarsih, Ruminah, Bejo Untung dan lain-lain di Kantor KWI Jl Cut Mutia, membuatku ingat sosok mungil berambut pirang : Cak Munir. Aku ingat pernah beberapa kali bertemu dengannya di Kampus Brawijaya Malang. Dia datang dengan motor bebeknya, lalu terlibat dalam diskusi, dengan gaya ceplas ceplosnya. Ingat gayanya yang santai. Tubuh ringannya itu menampakkan kekuatan.
Mbak Suci, terimakasih bertemu dengan anda sekalian. Aku belajar banyak dari anda semua. Dari kenangan, dari cerita pergulatan, dari perjuangan, dan kali dari perjumpaan dengan anda semua. Aku ingin terus belajar dalam perjuangan ini. Aku akan terus mengingat bahwa semua peristiwa itu pernah terjadi. Tragedi G 30 S, Semanggi, Trisakti, Talangsari, Wasior, Ambon, dan sebagainya tak terhitung di Indonesia. Aku akan terus mengingat bahwa semua itu pernah terjadi. Aku akan terlibat di dalamnya dengan apa yang bisa kuperbuat.

Friday, February 11, 2011

Sakit Kepala

Darahku naik sampai ubun-ubun. Mungkin sudah sakit dari kemarin-kemarin, tapi pagi ini sangat terasa. Berdenyut hingga di kuping kanan kiriku. Terasa juga ada cairan di ujung tenggorokan di pangkal hidung. Sakit kepala sangat. Kenapa? Aku tidak tahu juga. Biasanya jika ada gangguan pada tubuh aku bisa menguranginya dengan tertawa, membaca atau diam-diam aja. Ketiganya sudah kulakukan tapi aku tetap sakit.
Apa yang kupikir?
1. Rian di RSU Abdul Muluk
2. Deadline Nuntius
3. Anak-anak
4. Kekerasan di banyak tempat
5. Pengin makan
6. Dll, buanyak lagi yang gak jelas.

Thursday, February 10, 2011

Penistaan Agama

Aku menuntut orang yang menista agama sendiri atau orang lain dihukum! Tidak pandang bulu! Penistaan agama itu adalah :
1. Orang yang menulis atau bicara menjelekkan agama sendiri atau orang lain.
2. Orang yang mengganggu ibadat orang lain.
3. Orang yang merusak tempat ibadat di manapun.
4. Orang yang menghambat pembangunan rumah ibadat agama apapun di manapun.
5. Orang yang menganggap dirinya sendiri sebagai Tuhan sehingga boleh mencap sesuatu benar atau kafir.

Aku menuntut ada tindakan untuk orang-orang yang melakukan seperti itu!

Wednesday, February 09, 2011

Penjual Obat

Beberapa hari lalu si Tyo sakit gigi. Pagi-pagi aku mampir ke Apotik Enggal untuk membelikannya minyak tawon untuk mengurangi rasa sakitnya.
"Ini obat untuk semua penyakit. Tidak selalu menyembuhkan, tapi bisa mengurangi rasa sakitnya. Kalau sakit gigi, oles aja di gigi atau gusinya dan pipi. Jika sakit batuk, oles di leher, dada dan punggung dan minum dikit. Untuk sakit yang lainnya. Lecet, terbakar, masuk angin, sakit perut, memar,...pokoke apa aja. Ini obat untuk segala sakit. Baca lengkapnya di kertas bungkus itu."
Tyo manggut-manggut aja sambil mlongo.
"Dados pinten, mbak? Regine pinten?"
Ganti aku yang mlongo, eh mendelik.
"Memangnya aku penjual obat? Dasar! Itu untukmu. Pakai kalau sakit! Kalau kau percaya, sembuhlah kau!"
"O..."
Bejo yang kebetulan nguping di belakang kami nyletuk.
"Bayarnya di aku, Yok."
Tyo masih memandangku.
"Wah,nggih dados mboten sekeca kula, mbak."
Eh si gundul Bejo ngakak-ngakak.
"Hahaha...baru tahu ya? Mbak Yuli kan paling bisa membuat orang gak enak ati. Lalu terjebaklah orang itu. Hahaha..."
Terpaksa kusambit gundulnya.
Tyo dengan wajah malaikatnya cuma mantuk-mantuk.
"Maturnuwun."
Bentar kemudian, dia datang lagi sambil menyorongkan teh dan pisang goreng sisa malam ke mejaku.
Aku tahu si Bejo tetep cengar-cengir. Anjrit! Pasti dalam hatinya dia bilang,"Bener kan. Orang pasti jadi gak enak hati sama si mbakyu n terpaksa mengikuti keinginannya."
Ya, habis gimana lagi. Hehehe...

Wednesday, February 02, 2011

Perjuangan Melawan Kelaliman

Jaman kecilku dulu nama Asterix sangat-sangat dekat. Asterix dan Obelix disertai seekor anjing Idefix. Mereka adalah rakyat sekaligus pejuang Galia untuk mempertahankan kedaulatan mereka dari pasukan Romawi. Mereka melakukan segala cara untuk perjuangan ini. Namun ada beberapa hal yang menarik :
1. Mereka selalu gembira. Ada canda, pesta, dll.
2. Mereka mempunyai pendamping seorang dukun obat. (Siapa ya namanya? Lupa blas. Entar kalau ingat aku tambah.)
3. Lurah Galia, si Abraracourcix, hanyalah pemimpin lelucon. Harus ada tapi ya gitu deh. Kayak-kayaknya seperti untuk formalitas saja.
4. Ada kekuatan 'lain' yang menyertai keberhasilan Asterix, Obelix dan warga Galia. Yaitu ramuan ajaib. Bahkan Obelix pernah 'kecemplung' di ramuan itu, tidak perlu lagi meminumnya supaya kuat.
5. Warga Galia ini beragam orang dan karakternya, tapi sangat kompak jika sudah melakukan aksi.
Itu sih di komik. Bukan nyata. Di tempat kita sekarang? Aku ingin jadi orang Galia, aku akan selalu gembira, cari 'kekuatan lain', mengarah kompak, seperti itulah. Bisa kali. Ayuk.



Tuesday, February 01, 2011

Ambulance

Kalau tidak pernah merasakan diri atau keluarga atau sahabat berada di dalamnya, kau tak kan pernah merasa perlu minggir kalau ambulance lewat. Masak harus nunggu terjadi pada kita sih? Ayolah, biarkan ambulance lewat. Minggirlah. Come on. Aku minta itu. Minggirlah, biarkan ambulance lewat duluan dengan cepat. (Tahu kan siapa yang ada di dalam ambulance? Mungkin orang yang kena serangan jantung, sakit parah, kecelakaan, orang sekarat... Kadang-kadang jenasah.)

Tuesday, January 25, 2011

Tips Tidak Sakit Hati

1. Instropeksi diri. Benarkah aku sudah punya hati? Hati yang peduli pada orang lain, tidak nyakitin orang lain dll. Nah kalau ternyata aku saja gak punya hati, kenapa harus sakit hati?
2. Menaikkan standar sakit. Intine, misal waktu aku kecil jatuh saat jalan aku merasa sakit, tapi sekarang jatuh kecebur got pun aku gak merasa sakit. Kalau dulu dikatain,"Kamu ini pemalu banget." Hatiku sudah sakit. Sekarang aku dikatain,"Asu!" Nggak kerasa apa-apa tuh.
3. Jaga-jaga sebelum sakit. Iyalah, selama hidup kan gak mungkin sehat terus hati ini. Pasti ada jatuh sakitnya juga. Selama belum sakit, tanam kesadaran itu. Pasti akan terjadi juga. Tapi jangan menunggu dan mengundangan rasa sakit hati itu datang, ya.
4. Siapin obatnya. Beberapa orang menyiapkan stok obat sakit hati dengan cara berbeda. Senyum, marah, sedih,...bahkan ada yang bunuh diri. Nah, mumpung masih sehat pikir-pikir aja obat yang paling cocok n tidak merugikan diri sendiri.
5. Terapi. Ada terapi-terapi khusus untuk sakit hati. Jika masih ringan, terapi senyum sangat dianjurkan. Jika sakit hatinya sudah akut, silakan hubungi dokter jiwa terdekat.

Monday, January 24, 2011

Gitanjali

Gitanjali adalah lagu pemberian. Jika berhadapan dengan Sang Ilahi, tentu saja bisa diubah menjadi lagu persembahan.

Karena ini berhadapan denganmu, maka gitanjali adalah salamku yang kudendangkan khusus untukmu.

Karena ini tentangmu, maka gitanjali adalah senandungku yang pelan-pelan kulantunkan tanpa didengar orang lain selain dirimu.

Karena ini hanya untukmu, maka gitanjali adalah suara yang kupinjam dari Rabindranath Tagore tanpa melepas suaraku.

Bersamanya aku mengalungkan bunga di lehermu dan menyuapkan manisan di bibirmu. Kau dengar gemerincing gelang kakiku? Itu tarianku!

Friday, January 21, 2011

Wartawan Undangan

Sedang berpikir soal harga beras yang mahal, cabe yang tidak pedes, ukuran tempe yang semakin mengecil, dll urusan negara merdeka, seseorang menohok.
"Dimana harga diri kita? Masak kita tidak diundang?"
"Apaan sih?"
"Ini acara penting. Kok mereka gak menganggap media kita sih?"
"Apa pentingnya buat kita?"
"Ini acara besar. Tapi kita tidak diundang."
"Diundang pun aku tak kan menuliskannya. Datang makan ok. Tapi tak kan kumuat di majalah."
Hehehe...protes dia. Aku pun tertawa keras bertepuk tangan. Hahahaha...karena akhirnya dia mengeluarkan seluruh argumentasi panjang lebar dengan logika otak wartawan yang dimilikinya.
Aku masih tertawa ketika aku mesti bicara dengan lembut penuh kasih padanya.
"Wartawan apaan tuh yang datang meliput atau menulis hanya karena diundang. Kalau tidak diundang tidak menulis apa-apa."
"Wartawan pemprop, mbak..." Hahaha...nyerah dia karena dia belum mandi dan gak tahan baunya sendiri. Hahaha... Malah menuduh sembarangan kalau wartawan pemprop hanya mengandalkan amplop, eh salah...ngandalin undangan? Ampun deh.
"Sudah mandi sana!!" Dia pun ngacir dengan sukses supaya aku bisa menuliskannya di blog ini.

Thursday, January 20, 2011

Gayus Tambunan : Candaan Gaya Indonesia!

Gayus divonis tujuh tahun penjara dan denda 300 juta rupiah. Komentar beragam pun muncul. Di penjual sayur tadi pagi pun soal ini ramai dibahas para ibu yang bercampur baur masih pakai daster. Seorang ibu bilang,"Enak ya. Mau juga kayak gitu." Lho kok? "Lha iyalah. Gak kerasa seperti hukuman lah bagi si Gayus. Pasti enak."
Ibu yang lain, ini seorang dosen bilang dengan kalem sambil milih cabe. "Yang penting kasus ini tuntas. Si Gayus kepalang basah itu sudahlah, sudah begitu harusnya nyemplung sekalian. Bongkar tuh jaringannya. Dan harus diproses. Eh, yu, ini cabe kok banyak masih mentah. Mana pedes?" Si ibu penjual sayur sibuk menghitung susuk pura-pura tidak dengar.
Ibu muda yang sedang hamil bilang sambil ngelus-elus perut."Aku jijay kalau dengar si Gayus, Aburisal Bakri. Amit-amit." Na, apa hubungannya Gayus dengan Ical?
"Tanya si Gayus, jangan aku. Tanya orangnya sana! Aku kan gak ada hubungannya? Gimana sih." Si ibu terus ngomel, gak kedengeran jelas. Kayaknya sih nyebut beberapa nama lain, seperti Esbeye, Denny, Tifatul, ...dsb, entah siapa saja. Tante sebelah bilang,"Dia lagi cari nama buat bayinya. Hehehe..."
Sampai aku pergi menenteng tempe dan bayem, para ibu itu masih sedang membicarakan wig dan kacamata Gayus. "Aku gak mau lagi ke Bali, jeung. Ke Mutun saja." Udahlah, gak nyambung blas blas obrolan ngalor ngidul di Indonesia ini. Tumplek blek. Dan aku selanjutnya...ya masak. Untuk suami dan anakku. Sayur bening bayam tempe goreng tanpa sambel.